Rabu, 25 Juni 2014

..bego #1




Pernah ga sih kalian :
Setting keras volume hape, trus tiap beberapa menit kemudian ngecek apa ada sms atau telpon meski hapenya ga bunyi, bahkan kalau ga puas, langsung masuk ke menu pesan buat memastikan ada sms masuk atau tidak.

Berasa bego banget, kan?
#itu aku
X_X

(Fiksimini yg "semoga" ga kepanjangan)


Jumat, 20 Juni 2014

..Kepo Anggun

Assalamualaikum..



Kalau mau jujur yang malu-maluin, dengan ini saya menyatakan kalau saya masuk ke dalam golongan orang yang KEPO. Apaan sih itu?. KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. Simpelnya sih, mau tauuuu ajah. Heheh. Tidak ada yang salah menjadi KEPO-er selama itu ga merugikan siapa-siapa. Selama ini pun, belum pernah ada yang melemparkan sendal jepit apalagi duit ke saya gara-gara bakat kepo tersebut. Menurut penilaian diri saya sendiri,
saya itu keponya dalam batas yang wajar. Misalnya nih kalau ada istilah, topik,kisah dan semacamnya yang saya belum pernah dengar atau tahu sebelumnya, of course saya segera cari tahu dunk. Ya tanya langsung sumbernya kek, atau googling kek, dan cara-cara bermartabat lainnya. Selain itu saya juga cenderung kepo sama status teman-teman saya di medsos. Tapi, saya ga asal kepo juga. Serta ga kepo yang asal. Saya menyebut ke-kepo-an saya dengan istilah kepo yang anggun. Tsaaahh....

Kalau ada yang bilang kepo itu konotatif, ya ga sepenuhnya salah, bisa jadi dia pernah jadi korban ke-kepo-an orang lain dengan cara-cara tak bertanggung jawab hingga akhirnya bete sekatulistiwa. Atau ada yang ngerasa ga penting buat kepo karena menghabiskan waktu, ga penting aja kaleee. It's ok. Ini semua kan pilihan. Dan saya tetap memilih kepo sebagai satu hal yang baik-baik saja. Mau bukti, kalau kepo itu ga jelek? Ini dia kisah saya. Based on the true story loh..

Saya dan teman saya Tian, pagi itu tengah mengurus pemberkasan pekerjaan kami. Kami menunggu big bos untuk menandatangani berkas-berkas yang sudah berkali-kali diulang. Nah, sambil nunggu, kami setia bergandengan tangan dengan gadget masing-masing. Kami larut dalam keanggunan kepo pada status kontak di bbm. Disinilah kedahsyatan kepo terbukti. Tian mendapati salah satu kontaknya yang juga senasib dengan kami (cpnsd yang sibuk ngurus berkas dengan topik itu-itu juga), ,menulis status : salah lagi...salah lagi (lengkap dengan ikon tepok jidatnya). Dari situ, Tian kepo ke temannya itu. Via bbm Tian dapat info masih ada yang keliru di penanggalan berkas kami. Untung saja belum sampe ditandatangani big bos, jadi kami masih sempat membetulkan berkas dimaksud. Coba kalau Tian ga kepo,kami kan jadi ga tahu kalau ada perubahan lagi. Kan jadinya bakal eneg banget ketemu big bos berkali-kali untuk kekeliruan itu.

Kepo anggun lainnya, misalnya pada status. Kalau sedang lowong, saya sempatkan baca status teman/kontak saya di medsos. Kalau status ngeluh, ngamuk,pamer dan sejenisnya itu, biasanya sih lewat-lewat saja. Tapi kalau status sakit, sedang berduka, atau ulang tahun dan bahagia lainnya sebagai hasil kepo saya, ga butuh waktu lama langsung saja saya kasih ucapan tanda empati pada mereka. Inilah kepo terindah buat saya karena bisa menyalurkan rasa empati atas sedih atau bahagia orang lain.

Gimana, masih menganggap kepo itu sebuah dosa atau kegiatan yang ga penting? Terserah sih. Mungkin contoh-contoh tadi belum menyentuh manfaat kepo keseluruhan. Namun paling tidak bagi saya kepo itu ga selalu konotatif. Kepo yang anggun bisa menjadi sangat informatif sekaligus mengasah sisi manusiawi. Demikian.

Minggu, 15 Juni 2014

Episode Pak Kun

Assalamualaikum...



Sejak awal Juni 2014, saya kembali ke studion siaran.  Tarrraaaa...harusnya ini diceritacritakan sebelumnya ya.  But it's ok.  Lanjuut....bedanya, saya bukan penyiar kayak dulu lagi, melainkan pengisi acara mingguan saja.  Tepatnya tiap Rabu sore.  Lumayan untuk melepas kerinduan (peluk mic dan mixer).:-)

Acara yang saya bawakan namanya Respect Your Life (ryl). Biasanya mengundang bintang tamu yang bisa kasih motivasi and inspiring gitu.  Di edisi kedua ryl, saya berencana mengundang pak Kun.  Beliau adalah kepala kantor Jasa Raharja cab. Kendari.  Saya pernah ,menginterview beliau  dan  pernah mengisi semacam workshop di jasa raharja atas permintaan beliau.  Kenapa saya memilih pak Kun?karena saya yakin ada banyak hal dari beliau yang bisa dibagikan untuk menginspirasi pendengar.  Loh, tahu dari mana saya, kan ketemunya juga baru dua kali.hehehe....tenang sodara-sodara, saya mengenal lebih jauh sosok pak Kun dari blognya.

Ternyata bapak tiga orang anak ini punya hobby ,menulis.  Beliau punya blog yang kerap dibagikan juga via fb.  Setelah blognya saya khatamkan, saya jadi makin kagum dengan sosok beliau.  Sederhana,religius,happy family man,cerdas,dan sederet hal-hal mengagumkan lainnya.  Isi blognya bener-bener mencerahkan.  Makanya saya sangat berharap beliau bisa berbagi dengan pendengar.

Sayang disayang, keinginan menghadirkan pak kun sebagai bintang tamu di ryl tidak bisa diwujudkan.  Melalui jawaban via sms yang dikirimkan oleh humas jasa raharja, saya akhirnya tahu kalau bapak yang menyelesaikan S2 nya di Monach University ini, sudah dipindahtugaskan ke Manado.  Hikssss....sedih juga sih karena telat ngundangnya.Padahal belum cukup setahun beliau di sini.

Meskipun tidak berkawan akrab dengan beliau, namun bagi saya episode pak Kun adalah salah satu bagian yang luar biasa dalam hidup saya.  Tidak karena berkat beliau hingga saya bisa menjajal kemampuan sebagai newbie trainer,tetapi karena sosok "1001 kagum"nya yang bikin saya banyak belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Bisa jadi saya tidak akan pernah bertemu beliau lagi.  Namun harapan untuk itu tidak boleh padam,kan?sambil menanti saat itu tiba, tulisan-tulisan beliau akan tetap "mendekatkan".  Tetaplah menulis, pak Kun....

Masa Peralihan

Assalamualaikum...

Huaahh....akhirnya bisa posting lagi.  Rasanya seperti mengambil udara setelah berendam lama.  Pas nda perumpamaannya? Suka-suka yang nulis dong ya..heheh..oh iya, ini sudah dua bulan lebih sejak nda on air lagi.  Di tempat yang baru belum ada kegiatan atau tugas yang berarti, jadi lebih banyak stay at home, alias jadi ibu rumah tangga full time. Saya menyebut ini sebagai ,masa peralihan.

Di masa peralihan ini, saya jadi lebih menghargai ibu-ibu yang mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah, tanpa embel-embel karyawati atau pegawai.  Saluuttt dengan kesabaran dan ketangguhan yang mereka miliki.  Saya sendiri, harus menyeimbangkannya dengan beberapa aktifitas di luar rumah biar tidak "kehabisan nafas". Saya menyempatkan diri tetap ngemsi beberapa di beberapa event.  Trus pernah juga nyambi sebagai agency model (halah...istilahnya) hehhe.  Intinya sih biar nda boring saja.

Segini saja dulu ceritacritanya ya...sudah setengah satu dini hari.  Maksa nih ceritanya biar ada postingan.  Hoooaaamm......nite all

Minggu, 30 Maret 2014

..Gantung bibir

Assalamualaikum....

Hari ini (31 Maret 2014), hari terakhir menyandang gelar Penyiar.  HIkss.. Sedih dong, selama 11 tahun berjibaku dengan tugas -tugas siaran yang "aduhai" itu, dan sekarang saatnya untuk gantung bibir.  Ga berlebihan sih menurutku kalau bawaannya jadi pilu begini.  Kalau nengok , kilas balik selama hampir 12 tahun ini, rasanya siaran itu sudah mendarah daging, sampe di tulang belulang malah.  Bukan hanya Garuda yang ada di dadaku, tapi RRI juga sudah disematkan didadaku ini.

Jadi penyiar itu gampang-gampang sulit, sulit-sulit gampang.  Asik tapi menderita, menderita tapi asik.  Hehehhe.  Beneran loh, kalau jadi penyiar itu harus tahan banting, harus siap bermental baja, ga bisa setengah hati, wajib berkorban demi tanah air tumpah darahku.  Bayangkan ya, kalau dapat siaran subuh (jam 5 pagi sampai jam 10 pagi ), orang masih asik di bawah selimut, kita sudah harus bangun preapare.  Padahal semalamnya juga belum tentu tidur nyenyak karena "mikir" jangan sampe telat bangun.  Sampai-sampai kadang kita mimpi sudah ada di studio, mimpi datang telat, dan mimpi ga indah lainnya.  Atau kalau dapat jatah siaran malam (20.00 sampai 24.00).  Bagi orang seperti saya yang jam tidurnya 21.00, ini lumayan menyiksa.  Jam sepuluh malam sudah nguap-nguap tapi harus tetap cuap-cuap.  Tak jarang kami ketiduran di studio dan bangun kalap kalau relay berita atau lagunya sudah lewat.  Itu baru dari segi jadwal ya.  Belum lagi kalau kondisi cuaca tidak bersahabat.  Mau hujan, badai, banjir, lagi ga mood, lagi lebaran, lagi pengen hang out sama temen, wuuiihh...ga ada istilah.  Pokoknya kalau jadwal siaran, ya harus kudu wajib masuk on air.  Paling pilu tuh kalau lagi hari raya, masih pengen rasanya kumpul sama keluarga, eh, sudah harus siap-siap mengudara lgi.  Itu rasanya kayak telan tulang ikan Hiu.  Atau kalau teman-teman lagi pada ngumpul trus kita ga bisa ikutan gegara harus siaran, dan hanya memandangi eksis narsis bin selfie mereka di medsos.  Iihh...rasanya kayak kena asma tingkat propinsi.  Yang paling parah khususnya buat emak-emak kayak saya nih, kalau anak sakit misalnya.  Sudahlah kita ga tidur semalaman karena jagain bocah, eh subuhnya harus merangkak ke studio tanpa kenal ampun.  Nyesek banget deh.  Bibir di studio tapi pikiran di rumah.  Itu sih masih seujung kuku, masih banyak duka-duka yang mencubit bahkan mnegiris kalbu, couldn't mention behind.

Tapi, senengnya juga ga sedikit.  Setiap 5 hari sekali kita bisa libur.  Dalam sehari siarannya 5 jam, jadi ada waktu 19 jam buat keluarga n diri kita sendiri.  Ga kayak pegawai lainnya yang kerja 8 to 5, seharian di kantor melulu.  Trus, banyak kesempatan ketemu banyak orang.  dari ketemu banyak orang itulah tercipta kesempatan-kesempatan baru yang bisa lebih menjanjikan buat pengembangan potensi diri.  Misalnya eykeh nih, bisa dipercaya jadi MC sampai trainer (meski baru dikit jam terbangnya) lantaran dikenal sebagai penyiar.  Bisa ikut berbagai event/seminar dan sejenisnya saat radio kita jadi sponsor. Pokoknya bagi yang doyan sama self development, jadi penyiar itu adalah kesempatan yang baik.  Oh ya, jadi penyiar itu ga perlu tenaga yang kuat.  Karena kebanyakan kita kan hanya ngisi play list, siapkan info-info, online 5 jam full dan bersuara.  Meski, kalau pulang ke rumah capeknya baru kerasa.  Yeah....it's so fun.

Karena harus mengabdi di tempat lain, maka mulai hari ini saya pensiun jadi penyiar kontinyu.  Artinya, jadwal saya sudah ga terpaku sama jadwal siaran yang terbagi 4 sift itu.  Ga ada lagi tergopoh-gopoh naik tangga menuju studio saat masih subuh dengan muka bantal, atau kejedot mic lantaran ga sanggup ganjal mata kalau siaran sampai midnite, dan seterusnya-seterusnya.  Ah, saya akan sangat merindukan itu sepertinya.  Gantung bibir bukan hal yang mudah bagi saya karena passion saya memang cuap-cuap.  saya akan merindukan (sangat-sangat) setiap jengkal studio ini beserta semua kelengkapan yang ada di dalamnya (elus-elus mic dan mixer).

Satu setengah jam lagi, jam 10 pagi, saatnya meninggalkan studio ini.  Bisa jadi saya masih akan disini, bercanda dengan mic dan mixer lagi.  Itu harapan saya, minimal nanti punya weekly program sendiri.  Saya tidak mengucapkan salam perpisahan yang istimewa kepada teman-teman disini karena saya merasa tidak pernah akan meninggalkan mereka .  Saya akan membawa semuanya dalam hati saya.  Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun ku pergi ( RAN, Dekat di hati).  Sangat berterima kasih dengan jelang 12 tahun kebersamaan ini.

Udah ah....5 detik lagi air mata saya bisa keluar nih.  Segini saja.  Saya bangga jadi penyiar.  Dan akan selalu begitu.  Meski sekarang saatnya gantung bibir, tapi kebanggaan itu ga akan pernah menyingkir. ^__^





Sabtu, 22 Maret 2014

Setahun Kita

* Waktu siaran tinggal setengah jam lagi.  Tapi boringnya sudah sampe ubun-ubun.  Nah, biar ga terjebak bosan berantai, mending bikin fiksi mini.  Ga sengaja ketemu gambar lucu dibawah ini yg temanya tentang 1 st Anniversary.  ya udah, mulai deh nulis-nulis.  Sekaligus  nantangin diri respon cepat terhadap sebuah tema. Udah ah, selamat menikmati aja yaa......*

April to April...
sedikit hari lagi April.  Di tanggal 3 nya aku ketemu kamu tahun lalu. Artinya hampir setahun kita.  Tahu nggak arti setahun kita buatku ?? ini dia :

berkilo-kilogram rindu (baik yang bisa diungkapkan maupun tidak hehehe..malu aku)
ratusan text bbm sms ( nggak banyak hari kita ngga saling kirim text, kan?)
12 kali pertemuan (dengan durasi ada yang 5 detik  dan ada satu dua yang 1,5 jam)
6 buah buku (A book is a gift you can open again and again. terima kasih *hug*)
2 kali cium tangan (kayak anak ke bapaknya, takjim)
1 kali makan siang bareng (grogi sampai hanya bisa minum es teh doang ^__*)
1 kali diantar ke kantor (grogi, ngarep jaraknya jauuuuuhhhh)
1 kali nonton bareng (grogi, duduknya bisa sedekat itu)
2 kali telpon (seneeeeeeeeennnggg......happy...happpyyyyyy)

ITU !!!!!!



Kamu Ingat Aku saat di Parkiran doang

PWING PWING…PWING PWING

Sms….huff

“ balasan bbmku dari tadi ga sampe ya? Yang pagi tadi sama sore ini”
“ ga ada yg sampe :(
“ saya pikir kamu sibuk jd ga bls bbmku pagi tadi.  Nanti bbm kamu yg barusan baru saya ngeh kl bbm balasankuku ga masuk ke kamu”
“ saya tadi ada beberapa acara sm teman.  Sepanjang jalan  bengong knp bbmku D terus. Ga dibaca apalagi dibalas.  Itukan bikin nyesek”
“ saya ga curiga kalau bbmku ga sampe soalnya kodenya D juga”
“ ya sudah kalau gitu”
“ eh sekarang saya lagi di parkiran SONYA nih.  Kamu dirumah?malam minggu ngapain?”
“ Dirumah.  Pantasan kamu ingat saya, karena kamu lagi di tempat parkir”
“ apa hubungannya kamu dengan  tempat parkir ?”
“ seingatku, kamu sms bbm saya selalunya kalau lagi di tempat parkir.  Parkiran rumah sakit, parkiran toserba, parkiran Lippo, parkiran PDAM”
“ yeee…curang.  BBM/SMS saya yang dari rumah, kampus, Briton, Gramedia, tidak pernah dihitung”
“ iya…parkiran kampus, parkiran Briton, parkiran rumah, parkiran Gramedia..hikssss"
Lama ga ada balasan .  Bingung kali kamu cari jawabannya gimana menghadapi ku.  15 menit kemudian
“ selamat magrib ya  :)  
IIhhh…..segitu doang. Malas ah balasnya.  Tapi ga tega, akhirnya aku balas juga.
“ makasih”

Hikkksssssss………


Kamis, 27 Februari 2014

..Februari berseri-seri ^__^



Assalamualaikum….

Februari berseri-seri.  Itu status BB yang saya pasang pada 1 Februari 2014 lalu.  Tentu saja dengan harapan dan doa terbaik agar bulan kelahiranku ini benar-benar berseri.  Di penghujung Februari ini, saya ingin flash back apa saja yang terjadi di bulan ini.

Kabar meninggalnya seorang kakak kelas waktu SMA dulu tentu bukan kabar yang baik.  Kak Akbar yang baik dan lucu itu ternyata berpulang ke penciptanya bulan ini.  Kakak yang satu ini terkoneksi dengan unik sebenarnya dengan saya.  Kami tidak pernah ketemu sekalipun.  Hanya tau dia kakak kelas tapi tak pernah ketemu sewaktu SMA dulu.  Kami justru akrab dif b atau BB.  Beberapa chat kami masih  tersisa hingga saat ini.  Pernah kak Akbar yang bekerja di Jakarta ini kembali ke Kendari  utnuk sebuah acara keluarga.  Disaat itu dia mengundang saya untuk hadir.  Tapi berhubung saya sedang dapat jadwal siaran, saya tidak memenuhi undangan tersebut.  Beberapa waktu lamanya kami tak saling chat, hingga akhirnya status BB teman menjelaskan bahwa kakak bertubuh tambun itu sudah pergi selamanya.  Sedih juga rasanya.  Meski kami tak pernah saling jumpa, namun kedekatan yang terbangun via chat sudah lumayan baik sehingga rasa kehilangan muncul juga.  Selamat jalan, kak….:’(

Kabar menggemparkan terjadi saat pengumuman kelulusan cpnsd K2.  Ada namaku disitu.  Tahunya juga dari salah satu bestiest yang dengan hebohnya menginformasikan berita gembira itu.  Wah, jadi ingat perjuangan selusin kali tes cpnsd ga lulus-lulus.  Pas harapan sudah makin tipis, eh di saat itulah Allah mengabulkan doa-doa terkait hal itu.  Kebagaiaan ini sedikit timpang saat mengingat 11 tahun bekerja di radio dan harus meninggalkannya.  Itu bikin hatiku miris.  Bahagia dengan kelulusan tapi sedih akan berpisah dengan studioku.  Ibaratnya, saya dilamar oleh pangeran impian tapi diputuskan oleh pangeran pujaan.  Halaahh……seperti patah hati.  Namun saya tentu bersyukur luar biasa dengan kelulusan ini.  Syukur yang tak ada putusnya. :D

Saat ulang tahun pun menjadi momen membahagiakan.  Dapat  3 kejutan ulang tahun, dapat 2 cake ulang tahun, kado macam-macam (nano spray, sepatu,Alquran pelangi, buku dan foto rangkuman kegiatan selama siaran) , semuanya melengkapi kebahagiaan di Februari.  Yah, after all, bisa dibilang februari ini berseri-seri.  Trima kasih  semuanya…terima kasih untuk semuanya….



..Kangen Aku

 * kali ini lagi kangen, sayangnya ga tau kangen sama siapa/apa.  hihihihiih...aneh yaaa...Pas blogwalking nemu tulisan tentang kangennya seseorang yang ga ada habisnya.  Saya suka dengan tulisan itu, dan nantangin diri sendiri buat cerita yang temanya sama tapi versi berbeda.  Jiaaahhh.....Nah, karena yang kangen itu adalah saya, maka beberapa momen pribadi saya, jadi latar cerita ini.  Ngarep dikangeni gitu. heheh...Bertepatan juga sama momen ultah saya.  Ya udah masuklah momen itu disertai imaginasi-imaginasi yang sedikit alay.  Suka-suka penulisnya dong...hahhaha.....selamat menikmati. *

Normalnya, saat kangen menyesak dijiwa, maka pertemuan akan menjadi obat penenangnya.  Berjumpa dengan orang yang dirindukan tentu akan menghapus rasa rindu meski sejenak saja.  Namun ternyata tidak selalu demikian.  Kangen justru bisa menjadi lebih menganga akibat suatu pertemuan. Virusnya telah imun terhadap pil antibiotic yang dijagokan oleh suatu perjumpaan.  Aneh memang….namun itulah yang bisa terjadi.  Itulah rindu yang aku punya.

Ini bulan kesepuluh aku mengenalmu.  Setelah sebuah perjumpaan di suatu senja dengan kesan mendalam.  Kita cukup mengerti untuk tidak heboh layaknya usia belasan dalam mengatasi  perasaan-perasaan yang tidak kita mengerti bagaimana munculnya.  Termasuk mengatasi Rindu, kangen atau apalah namanya lainnya jika ada.  Kita mengakui saat rindu itu hadir, lalu ia mulai menyesakan rongga dada, menyulut rasa ingin bertemu sekedar menatap mata , melempar senyum, sedikit bertanya kabar,tanpa bisa lebih dari itu.  Namun kita sangat-sangat sadar bahwa kata yang mewakili itu adalah TIDAK MUDAH.

Meski demikian, kita hanya manusia biasa.  Beberapa kali dengan bermodalkan kenekatan (yang diciptakan oleh si kangen itu), kita pun bertemu.  Masih kuingat pertemuan pertama kita di acara meet and great seorang penulis buku dan juga actor serta comedian itu.  Huff, betapa mendebarkannya menunggu kehadiranmu.  Menit-menit yang berlalu seakan begitu lambat.  Seperti ada deburan ombak yang kencang di dadaku.  Padahal saat bertemu kita  hanya sanggup say hai, lalu duduk di satu meja dengan kursi yang terpisah oleh 3 kursi lainnya.  Lalu selama 2 jam, kita sibuk dengan pikiran yang lebih focus pada lelucon si penulis yang sukses membuat ngakak seratusan penontonnya.  Meski aku akui, pikiran itu kadang terbang padamu sesekali.  Setelah itu, kita keluar dari hotel tempat acara tersebut, dengan  jarak yang lebar seolah tak kenal satu sama lain.  Taxi pesananku tiba, hanya sempat salaman, saling mengucapkan terima kasih, dan sudah….berpisah….Pertemuan pertama itu tentu saja tak cukup untuk mengobati kangen setelah sebulan lebih tak bertemu.  Buktinya, setiba di rumah, kita kembali betah mengirimkan pesan hingga kantuk  membuat kita tak berkutik.  Setelah itu kita kembali ke kondisi semula, tak pernah bertemu dan hanya mengandalkan pesan-pesan yang bisa jadi ratusan jumlahnya.

Dua bulan berikutnya, kangen itu semakin menyerang.  Ia seperti wabah yang tak sanggup dihadang oleh benteng hati kita.  Apalagi kita sempat terpisah seminggu karena tugas luar kota membawamu ke Denpasar.  Jadi maklumlah, hatiku meloncat girang saat kamu  nekat (lagi-lagi) untuk menemuiku di kubikel  tempatku bekerja, tempat dimana hanya disitulah kita berani bertemu, karena hanya ada kita.  Jujur kala itu aku berharap bisa melunaskan rindu itu dalam obrolan hangat yang panjang.  Namun sayang di sayang, kau hanya hadir semenit lebih.  Masuk  ke kubikelku, menyalami, memberikan ole-oleh buku yang kau janjikan, dan pergi lagi.  Bagaimana rindu  bisa tuntas dengan cara seperti itu? Tapi kita tak bisa berbuat apa apa karena memang hanya itulah jatah pertemuan yang kita punya.  Ingin memang pertemuan itu bisa benar-benanr menuntaskan kerinduan yang pedih.  Tapi tidak bisa,,,sungguh tak bisa.

Kesempatan untuk menuntaskan rindu itu hadir kembali, saat kita memang harus dipertemukan untuk sebuah tugas.  Ada waktu satu setengah jam untuk bersama sebenarnya.  Namun karena peran yang kita jalankan saat itu tak mampu benar-benar menjembatani kerinduan yang tertahan lama.   Apalagi grogi datang tanpa diundang, hingga untuk menatap matamu saja rasanya malu sekali.  Kau persis di depanku, menyuarakan kecerdasanmu yang memikat itu.  Kecerdasan itulah yang menawan hatiku sejak awal mulanya.  Setelah acara tuntas, perpisahanpun bergegas.  Begitu saja. Yah, tentu tak mungkin memaksimalkan satu setengah jam itu sementara kita tidak hanya berdua saja.  Ada narasumber lain yang harus kuinterview kala itu.  Ya sudahlah, mari berdamai dengan keadaan.  Ikhlaskanlah saat rindu itu tak tuntas.

Juli.  Kau berulang tahun.  Tentu tak bisa kubiarkan tanpa menjadikannya momen istimewa.  Tanggal itu kupahat diingatanku agar tak meleset apalagi terlupakan.  Kita janjian lagi di kubikelku.  Kali ini aku sudah tak mau berharap lebih.  Bahkan bila pertemuan ini hanya berlangsung beberapa detik saja, aku rela.  Kali ini aku benar-benar menyerah berharap.  Kubiarkan kau datang, berbasa basi sejenak saja.  Kado yang telah kusiapkan begitu rupa, kuserahkan dengan penuh takzim.  Begitulah akhirnya.  Kutelan saja  “andai-andai” yang menari dipikiranku.  Cukuplah begitu…biasakanlah begitu.  Rindu itu biarkan saja…

Saat-saat tak bertemu, adalah saat dimana kita menyerahkan  setiap untaian rindu hanya pada rangkaian pesan-pesan kita yang biasa kau istilahkan kalibrasi.  Meski untuk itupun sering kali terkendala oleh signal yang lemah, waktu yang digerus kesibukan, serta beberapa kali kontroversi ringan yang berakhir lucu dan damai.  Setelah lebih dari 3 bulan, kamu berinisiatif memberikan kejutan dengan datang tiba-tiba ke kubikelku.  Yang direncanakan saja tak bisa menuntaskan rindu kita, apalagi yang kejutan.  Lucu sekali saat kita bertemu namun dibatasi oleh pintu kaca kubikelku.  Dan hanya tanganmu menjulur menyerahkan sebuah buku lagi.  Itu perjumpaan paling dramatis yang pernah ada.  Berjuta terima kasih tak terucap dariku untuk kehadiran tak terdugamu.  Kangen itu menggantung di langit-langit kubikelku saat kau beranjak pergi pagi itu.

Februari berseri.  Itu tema yang tepat untuk Februari ini.  Begitu banyak kejutan.  Seperti ingin membalasku saat kau berulang tahun, di hari jadiku kali ini kau pun sudah siap dengan kado yang jauh-jauh hari sudah kau siapkan.   Kita pun berjanji bertemu tepat di hari ulang tahunku.  Yah, kau datang lagi dengan semua keceriaan menyambutmu.  Kali ini tanpa kusangka kau tinggal lebih lama.  BUkan semenit dua menit, namun bertahan hingga setengah jam.  Lama tak berjumpa bikin grogiku kambuh lagi.  Tapi kita menikmati pertemuan kali ini, kan?? Sayangnya kita harus pisah lagi.  But, guess what?kau mau bertemu aku lagi besok harinya, traktiran ulang tahun katamu.  Hay…hay….kalau tahu indah begini, aku mau dong ulang tahun tiap bulan…hehehhe….Dan, kita bertemu lagi siang tadi.  Makan siang bareng sambil ngobrol begitu dekat.  Grogi kusingkirkan sejauh mungkin agar tak mengganggu kesempatan langka ini.   Jangan bayangkan bisa berlama-lama ya..karena setengah jam adalah quota pertemuan kami.  Kami harus kembali berpisah.  Namun kali ini terasa lebih indah.  Menghangatkan.  Beberapa jam usai bertemu aku masih membayangjkan semua obrolan, celutuk dan canda kami.  Ah…ternyata rindu itu tak jua tuntas…malah semakin rindu rasanya, karena bisa jadi akan menunggu sangat lama untuk momen langka ini.  Seperti itulah rinduku….tak bertepi meski perjumpaan terjadi….

..35 tahun



Assalamualaikum….

26 Februari 2014 saya ulang tahun. Hehehe….Ternyata sudah 35 tahun loh umurku.  Ga nyadar atau ga mau terima nih sudah diusia itu?  Bangun pagi, sudah dapat beberapa sms ucapan selamat ulang tahun.  Dari besties, dari hubby dan dari orang penting lainnya.  Banyak doa yang mereka berikan untuk saya.  Yang baik-baik pasti.  Alhamdu…lillah…

Seperti ritual kalau ada besties yang ultah, pasti ada traktiran dong.  Jadilah siang tadi kami janjian di salah satu rumah makan.  Jam 12 siang, sudah lapar, besties sudah ngumpul, eh ada telpon dari kantor.  Katanya emergency, wajib ke kantor tanpa ada alas an apapun.  Terpaksa deh cabut dengan dongkol setelah minta besties untuk pesan makanan.  Ternyata di kantor saya diberi surprise, saudara-saudara.  Meleleh juga akhirnya, mengingat kejutan ini berasa kayak farewell party, hikssss…Yang bener-bener bikin melting itu adalah kado dari teman-teman berupa kumpulan foto-foto saya bersama mereka dibeberapa even kantor…hikkksss…I will always be a part of you,guys…wherever I am….

Setelah air mata haru kering di kantor, balik lagi dong ke tempat dimana besties menunggu dengan setia.  Untungnya mereka sudah makan duluan.  Kejutan kedua telah menanti ternyata.  Ada cake ultah berbentuk hati dengan lilin angka 35 ditengahnya….astagaahhh….sudah seumur ini ternyata saya…#lagi-lagi tak nyadar# kwkwkkwkw

Kejutannya tak sampai disitu saja. Malam ini, seorang teman meluangkan waktunya untuk  mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi kado sebuah buku.  Sungguh momen penutup hari yang menakjubkan.

Indah rasanya dikelilingi orang-orang yang mencintai dan menyayangi kita.  Bagi saya, kehadiran mereka selalu menjadi kado terindah dan terbaik sepanjang tahun.  Doa, harapan dan pengertian mereka selalu menjadi  keindahan yang memoles setiap jejak langkahku.  

Yeah….hari ini indah.  Terima kasih semuanya. 

Senin, 17 Februari 2014

..Hujan Rindu

Assalamualaikum....

Sore ini siaran jam 3 sampai 8 malam.  Blogwalking kesana kemari, ehh...tiba-tiba pengen nulis.  Sayangnya ga bisa fokus nulis kalau pas lagi bercabang multitaskingnya.  So, saya memutuskan, setelah menimbang lamaaaa sekali, untuk memposting juga tulisan ini.  Ketikan fiksi yang simple sebenarnya, tapi menjadi sedikit istimewa (bagi saya) karena disertakan keberanian mempublishnya setelah sekian lama.  Enjoy it  ^__^



HUJAN RINDU (7 Juni 2013, Afternoon)

PINGLagi dimana?
(bbm nya sore itu, ketika aku baru saja mengetikan pertanyaan yang sama)
Eh, lagi dimana,kak ?...loh kok pertanyaannya sama ?? Alhamdulillah frekuensinya masih bagus :D
(Frekuensi yg kumaksud adalah kekompakan, kesamaan apa yang kami pikirkan)
Lagi mo otw

Ok kak..titi dj 

HENING….Sore mendung…dipastikan hujan akan segera ditumpahkan awan awan hitam yang tak kuasa lagi menahan berat di atas langit sana…Aku tak biasa dengan keheningan ini…Ada sesuatu di hatiku…pikiranku sedang tak di rumah melainkan tempat saat ini dia berada. jari jariku mengetik tuts smartphone lagi

Kak (hanya itu…tapi keluar dari hati)
Kenapa ?
Nda..ngecek aja…sibuk ya ? (sedikit melempar joke)
Nda…lagi duduk2 sambil liat hujan
Owh…disitu hujan ya? Disini ndak tuh…eh, hujan..tapi bukan hujan air (garing ya jokekku)
Trus hujan apa (ikon bingung )
(aku menarik nafas panjang, sejenak mempertimbangkan apa yang akan ku tullis)
Hujan rindu kwkkwkwkwkw (huffff)
Yea…I can feel it (Hah ??Ga nyangka dia akan menjawab begitu)
Iyakah ?
Yap….kerasa waktu kamu tulis “kak” (segitunya kah??huff)
(aku diam..ga bisa meulis lagi)
Kalau lagi hujan rindu,kamu ngapain? (tanyanya kemudian)
Nda ada…hanya berharap jaringan bagus biar bbman lancar (alamak…alangkah polosnya aku)
Ndak apa, kan? (masih aku)
It”s Ok (singkat sekali jawabnya, tapi bikin aku senang)
Do u feel d same ? (duh..beraninya aku menanyakan itu…tiba tiba aku takut jawabannya ga sama dengan yang ada dipikiranku…bagaimana kalau……Aku menghitung detik demi detik saat tanda “sedang menulis pesan” ia lakukan…..jantungku berdetak lebih cepat….bentar lagi bakal sesak nafas aku)
Zzzrrtttt…..(tanda getaran, karena bb aku silent)
Yea…makanya kemaren bela2in ketemuan ..meski di katain hantu..hikss
(pipiku  bisa kupastikan merona….dia juga rindu aku….loncat-loncat..heheh.  Aku jadi ingat pertemuan kurang dari semenit itu.  Tanpa banyak kata, selain haii....ini bukunya...terima kasih....pulang dulu ya)
Hehehe….mendingan hantu drpd dikatain suster ngesot….(kalimat penetralisir perasaanku yang acak adut)
Pasti tadi nulis “kak” nya pake hati kan? (duh..pertanyaanmu)
Iya (ikon blushing) (tuh kan…aku polos banget…ga ahli ngeles)
Eh, hujannya udahan nih…otw home dulu ya….(owh…jangan henti dulu plisss)
Iya,kak..titi dj (itu lagi…jawaban pasrah)
Sesaat hening, tak ada aktifitas “sedang menulis pesan”…yah, sudah kelar obrolannya, pikirku
Zzzrrrtttt……(aku terkejut)
Eh, kalau lain kali kangen /rindu, pakai kode *nerd* saja ya…biar lucu :D (surprise!!!)
:D (tuh kan lucu diaa)

Kali ini aku rela hening karena aku akan menikmati obrolan barusan sepenuh hatiku..beberapa saat kemudian, saat aku hendak menuliskan status baru untuk menggambarkan suasana ini, aku mendapati statusnya, terganti 1 menit yang lalu
Hujan *nerd*
(seketika  tak hanya senyumku, tapi hatiku juga tak kuasa  mengembang)