Rabu, 25 Juni 2014

..bego #1




Pernah ga sih kalian :
Setting keras volume hape, trus tiap beberapa menit kemudian ngecek apa ada sms atau telpon meski hapenya ga bunyi, bahkan kalau ga puas, langsung masuk ke menu pesan buat memastikan ada sms masuk atau tidak.

Berasa bego banget, kan?
#itu aku
X_X

(Fiksimini yg "semoga" ga kepanjangan)


Jumat, 20 Juni 2014

..Kepo Anggun

Assalamualaikum..



Kalau mau jujur yang malu-maluin, dengan ini saya menyatakan kalau saya masuk ke dalam golongan orang yang KEPO. Apaan sih itu?. KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. Simpelnya sih, mau tauuuu ajah. Heheh. Tidak ada yang salah menjadi KEPO-er selama itu ga merugikan siapa-siapa. Selama ini pun, belum pernah ada yang melemparkan sendal jepit apalagi duit ke saya gara-gara bakat kepo tersebut. Menurut penilaian diri saya sendiri,
saya itu keponya dalam batas yang wajar. Misalnya nih kalau ada istilah, topik,kisah dan semacamnya yang saya belum pernah dengar atau tahu sebelumnya, of course saya segera cari tahu dunk. Ya tanya langsung sumbernya kek, atau googling kek, dan cara-cara bermartabat lainnya. Selain itu saya juga cenderung kepo sama status teman-teman saya di medsos. Tapi, saya ga asal kepo juga. Serta ga kepo yang asal. Saya menyebut ke-kepo-an saya dengan istilah kepo yang anggun. Tsaaahh....

Kalau ada yang bilang kepo itu konotatif, ya ga sepenuhnya salah, bisa jadi dia pernah jadi korban ke-kepo-an orang lain dengan cara-cara tak bertanggung jawab hingga akhirnya bete sekatulistiwa. Atau ada yang ngerasa ga penting buat kepo karena menghabiskan waktu, ga penting aja kaleee. It's ok. Ini semua kan pilihan. Dan saya tetap memilih kepo sebagai satu hal yang baik-baik saja. Mau bukti, kalau kepo itu ga jelek? Ini dia kisah saya. Based on the true story loh..

Saya dan teman saya Tian, pagi itu tengah mengurus pemberkasan pekerjaan kami. Kami menunggu big bos untuk menandatangani berkas-berkas yang sudah berkali-kali diulang. Nah, sambil nunggu, kami setia bergandengan tangan dengan gadget masing-masing. Kami larut dalam keanggunan kepo pada status kontak di bbm. Disinilah kedahsyatan kepo terbukti. Tian mendapati salah satu kontaknya yang juga senasib dengan kami (cpnsd yang sibuk ngurus berkas dengan topik itu-itu juga), ,menulis status : salah lagi...salah lagi (lengkap dengan ikon tepok jidatnya). Dari situ, Tian kepo ke temannya itu. Via bbm Tian dapat info masih ada yang keliru di penanggalan berkas kami. Untung saja belum sampe ditandatangani big bos, jadi kami masih sempat membetulkan berkas dimaksud. Coba kalau Tian ga kepo,kami kan jadi ga tahu kalau ada perubahan lagi. Kan jadinya bakal eneg banget ketemu big bos berkali-kali untuk kekeliruan itu.

Kepo anggun lainnya, misalnya pada status. Kalau sedang lowong, saya sempatkan baca status teman/kontak saya di medsos. Kalau status ngeluh, ngamuk,pamer dan sejenisnya itu, biasanya sih lewat-lewat saja. Tapi kalau status sakit, sedang berduka, atau ulang tahun dan bahagia lainnya sebagai hasil kepo saya, ga butuh waktu lama langsung saja saya kasih ucapan tanda empati pada mereka. Inilah kepo terindah buat saya karena bisa menyalurkan rasa empati atas sedih atau bahagia orang lain.

Gimana, masih menganggap kepo itu sebuah dosa atau kegiatan yang ga penting? Terserah sih. Mungkin contoh-contoh tadi belum menyentuh manfaat kepo keseluruhan. Namun paling tidak bagi saya kepo itu ga selalu konotatif. Kepo yang anggun bisa menjadi sangat informatif sekaligus mengasah sisi manusiawi. Demikian.

Minggu, 15 Juni 2014

Episode Pak Kun

Assalamualaikum...



Sejak awal Juni 2014, saya kembali ke studion siaran.  Tarrraaaa...harusnya ini diceritacritakan sebelumnya ya.  But it's ok.  Lanjuut....bedanya, saya bukan penyiar kayak dulu lagi, melainkan pengisi acara mingguan saja.  Tepatnya tiap Rabu sore.  Lumayan untuk melepas kerinduan (peluk mic dan mixer).:-)

Acara yang saya bawakan namanya Respect Your Life (ryl). Biasanya mengundang bintang tamu yang bisa kasih motivasi and inspiring gitu.  Di edisi kedua ryl, saya berencana mengundang pak Kun.  Beliau adalah kepala kantor Jasa Raharja cab. Kendari.  Saya pernah ,menginterview beliau  dan  pernah mengisi semacam workshop di jasa raharja atas permintaan beliau.  Kenapa saya memilih pak Kun?karena saya yakin ada banyak hal dari beliau yang bisa dibagikan untuk menginspirasi pendengar.  Loh, tahu dari mana saya, kan ketemunya juga baru dua kali.hehehe....tenang sodara-sodara, saya mengenal lebih jauh sosok pak Kun dari blognya.

Ternyata bapak tiga orang anak ini punya hobby ,menulis.  Beliau punya blog yang kerap dibagikan juga via fb.  Setelah blognya saya khatamkan, saya jadi makin kagum dengan sosok beliau.  Sederhana,religius,happy family man,cerdas,dan sederet hal-hal mengagumkan lainnya.  Isi blognya bener-bener mencerahkan.  Makanya saya sangat berharap beliau bisa berbagi dengan pendengar.

Sayang disayang, keinginan menghadirkan pak kun sebagai bintang tamu di ryl tidak bisa diwujudkan.  Melalui jawaban via sms yang dikirimkan oleh humas jasa raharja, saya akhirnya tahu kalau bapak yang menyelesaikan S2 nya di Monach University ini, sudah dipindahtugaskan ke Manado.  Hikssss....sedih juga sih karena telat ngundangnya.Padahal belum cukup setahun beliau di sini.

Meskipun tidak berkawan akrab dengan beliau, namun bagi saya episode pak Kun adalah salah satu bagian yang luar biasa dalam hidup saya.  Tidak karena berkat beliau hingga saya bisa menjajal kemampuan sebagai newbie trainer,tetapi karena sosok "1001 kagum"nya yang bikin saya banyak belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Bisa jadi saya tidak akan pernah bertemu beliau lagi.  Namun harapan untuk itu tidak boleh padam,kan?sambil menanti saat itu tiba, tulisan-tulisan beliau akan tetap "mendekatkan".  Tetaplah menulis, pak Kun....

Masa Peralihan

Assalamualaikum...

Huaahh....akhirnya bisa posting lagi.  Rasanya seperti mengambil udara setelah berendam lama.  Pas nda perumpamaannya? Suka-suka yang nulis dong ya..heheh..oh iya, ini sudah dua bulan lebih sejak nda on air lagi.  Di tempat yang baru belum ada kegiatan atau tugas yang berarti, jadi lebih banyak stay at home, alias jadi ibu rumah tangga full time. Saya menyebut ini sebagai ,masa peralihan.

Di masa peralihan ini, saya jadi lebih menghargai ibu-ibu yang mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah, tanpa embel-embel karyawati atau pegawai.  Saluuttt dengan kesabaran dan ketangguhan yang mereka miliki.  Saya sendiri, harus menyeimbangkannya dengan beberapa aktifitas di luar rumah biar tidak "kehabisan nafas". Saya menyempatkan diri tetap ngemsi beberapa di beberapa event.  Trus pernah juga nyambi sebagai agency model (halah...istilahnya) hehhe.  Intinya sih biar nda boring saja.

Segini saja dulu ceritacritanya ya...sudah setengah satu dini hari.  Maksa nih ceritanya biar ada postingan.  Hoooaaamm......nite all