Assalamualaikum....
Beberapa hari lalu saya ketemu film di HBO, judulnya LOST IN TRANSLATION. Seingat saya sudah beberapa kali film ini ditayangkan, hanya saja belum klik sama saya jadi ya terlewatkan begitu saja. Tapi kemaren itu memang niat banget nontonnya.
Filmnya tentang Bob (Bill Murray), artis Amerika terkenal, usia separuh baya yang ke Jepang untuk pembuatan iklan. Di Hotel yang sama, Bob bertemu dengan seorang perempuan muda yang terjebak kebosanan, Charlotte (Scarlett Johanson). Sama-sama bosan, keduanya jadi dekat. Charlotte yang muda, bisa memberikan alternatif seru-seruan untuk mengusir kebosanan mereka selama di Jepang. Sementara Bob yang usianya jauh di atas Charlotte, dalam beberapa percakapan mereka mampu memberikan pemahaman hidup.
Sebenarnya film ini agak membosankan buat saya, utamanya bagian awalnya....namun interaksi Bob - Charlotte yang merangkak perlahan inilah yang justru jadi daya tarik yang menciptakan rasa penasaran akan bagaimana endingnya, karena mereka sama-sama sudah menikah. Satu yang saya suka adalah sampai film ini berakhir tidak ada adegan "aneh" seperti film western kebanyakan. Selain itu, beberapa sisi kota Jepang yang ditampilkan dalam film ini, juga semakin membuat saya berenergi untuk membangun mimpi bisa ke Jepang suatu hari nanti. (amiin) ^__^
Karena terbiasa "telah terbiasa", akhirnya jadi sedih juga saat akan berpisah. Bob telah menyelesaikan perkerjaannya di Jepang dan harus kembali ke Amerika. Sementara Charlotte harus menunggu sampai suaminya menuntaskan tugasnya sebagai Fotographer. Kehampaan nampak jelas pada keduanya saat Bob berpamitan. Bob nampak kikuk dan tidak fokus melayani permintaan klien untuk foto bersama, sementara Charlotte berupaya acuh tak acuh, meski sangat jelas kepedihannya. Saat menuju bandara, Bob mendapati sosok Charlotte di tengah keramaian, lalu berusaha mengejarnya. Tidak banyak yang dikatakan. Hanya setetes air mata di pipi Charlotte, sementara Bob membisikan sesuatu yang dijawab anggukan oleh Charlotte. Itu saja !!!
Ending seperti ini bikin saya larut dalam perpisahan mereka. Betapa "telah terbiasa" itu menunjukan kuasanya pada interaksi Bob-Charlotte. Lalu tentu saja saya penasaran (dan sibuk menebak) apa sebenarnya kalimat yang dibisikan Bob sebelum berlalu. Ending ini mengingatkan saya pada novel favorite saya : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Tere Liye). Kalimat yang hanya dibisikan itu menjadi pengikat saya dengan novel itu hingga kini. Bahkan saya pernah menanyakan pada penulisnya apa sebenarnya yang diucapkan itu, malah si Penulis juga bertanya : iya ya, kira-kira apa yang diucapkan si pengecut itu ya ?? Hadewhh....tinggallah saya penasaran tingkat dewa LOL
Saya suka film ini. ^__^
Selasa, 24 Desember 2013
Minggu, 01 September 2013
BINAR (jokpin,2012)
Kali ini, ada puisi singkat yang indah dari Joko Pinurbo yang jadi ''korban'' postingan saya. Binar judulnya
BINAR
Ia memelihara bulan di matanya
Derita yang cantik terbenam di balik binarnya
** Modus saat tak punya bahan untuk ditulis**
BINAR
Ia memelihara bulan di matanya
Derita yang cantik terbenam di balik binarnya
** Modus saat tak punya bahan untuk ditulis**
Minggu, 25 Agustus 2013
RUBY SPARK : Saat Imaginasi Menggila
Apa jadinya bila apa yang kita tulis, bisa menjadi kenyataan??seru kali ya? Atau malah merepotkan??nah itulah yang terjadi pada Calvin (Paul Dano), seorang penulis novel terkenal dan sukses. Ia menulis sebuah buku yang menciptakan tokoh Ruby, seorang perempuan idamannya. Suatu hari, entah dari mana dan bagaimana ketika Calvin bangun tidur, ia mendapatkan Ruby (Zoe Kazan) dalam bentuk nyata di dalam rumahnya. Kaget pasti. Ia malah sempat berpikir telah kehilangan pikiran sehatnya. Setelah sadar bahwa Ruby ternyata bisa dilihat oleh semua orang, maka Ia pun ngeh kalau Ruby di depannya memang benar-benar Ruby seperti yang ada dalam bukunya.
Mereka melalui masa-masa yang indah, persis sama dengan isi dalam buku yang tengah dia selesaikan. Dengan kehadiran Ruby di sisinya Calvin menjadi tak ingin menulis lagi tentang Ruby karena ingin menjalani hari hari mereka dengan normal. Suatu kali Ruby ingin menikmati waktu luang bersama teman-temannya, hingga Calvin merasa diabaikan. Akhirnya Calvin melanggar janjinya sendiri. Ia mulai menulis lagi. Ia menulis: ‘’ Ruby sangat merindukan Calvin’’. Apa yang terjadi ??Ruby menjadi amat sangat lengket dengan Calvin. Ia tak mau ditinggal sedetikpun. Bahkan Calvin harus rela menyendok makanannya dengan tangan kiri karena Ruby tak lepas menggayut di tangan kananya. Atau ketika Ruby tak mau berjauhan dengan Calvin bahkan ketika ia ingin buang air kecil. Merepotkan sekali, kan??
Karena tidak tahan dengan ‘’ketergantungan’’ Ruby, akhirnya Calvin menulis lagi. ‘’Ruby menjadi sangat bahagia’’. Hasilnya adalah Ruby tertawa sepanjang hari tak henti-henti. Ia begitu bahagia bahkan tanpa sebab apapun. Calvin kembali galau. Ia lalu menulis lagi ‘’Ruby menjadi dirinya sendiri’’. Nah disinilah puncak konfliknya. Ruby benar-benar menjadi dirinya sendiri,seorang perempuan muda yang ‘’tahu dirinya’’menarik dan keras kepala. Saat mereka menghadiri sebuah pesta penulis buku, Calvin mendapatkan Ruby berada di kolam renang bersama seorang pria. Calvin murka karena merasa Ruby tak pantas melakukan hal itu di depan banyak tamu dan juga mantan pacarnya, lyla. Sementara Ruby juga merasa ia tidak salah karena Calvin tak bisa mengatur seluruh hidupnya. Dalam pertengkaran tersebut, Calvin membuktikan dihadapan Ruby bahwa ia bisa mengatur seluruh hidup Ruby, karena Ruby adalah hasil imaginasinya. Apapun yang ditulisnya, maka itulah yang dilakukan Ruby. Bahkan Ruby menjadi bisa berbahasa Perancis padahal sebelumnya ia tak bisa. Ruby menjadi apa saja yang di tulis Calvin. Ia menjentikan jari tak karuan, menggonggong seperti anjing, berguling guling, meloncat loncat, apapun itu. Calvin sangat sedih karena menyadari Ruby tidaklah sepenuhnya nyata. Ruby tetaplah imaginasinya. Akhirnya Calvin lelah, dan menuliskan : She’s Free.....
Saat bangun keesokan harinya, Ruby benar-benar tidak ada. Yang ada hanyalah sepi yang menyakitkan bagi seorang ‘’tak berteman’’ seperti Calvin. Berbagai cara dilakukan (ia dibantu oleh salah satu saudaranya), tak jua berhasil menghibur kehilangannya. Hingga akhirnya Calvin menyadari bahwa hanya satu hal yang bisa menyembuhkan dirinya, yaitu kembali MENULIS. Iapun mulai menuntaskan buku yang ditulisnya tentang Ruby. Dan Buku itu kembali sukses. Endingnya, saat berjalan ditaman bersama anjingnya, Scooty, Calvin bertemu dengan seorang gadis yang tengah membaca bukunya. Guess what ???Gadis itu persis sama dengan Ruby. And the story goes.....(senengnya kalau nonton yang happy ending kayak gini :D )
Film ini meski ringan namun tetap memberi pemahaman baik yang melahirkan semangat untuk selalu makin giat menulis (khususnya buat penulis angin-anginan seperti saya). Betapa dalam menulis kita bisa menjadi siapa saja, menghadirkan karakter apa saja, mengembangkan imaginasi segila apapun, dan seterusnya. Menulis juga bisa menjadi ''pelarian'' ragam perasaan, sekaligus menjadi alat meditasi yang positif dan gratis (kata teman saya). Saya terkesan pada kata-kata Calvin dibagian akhir film ini : ’’..mungkin ada yang berpikir ini sihir, tapi jatuh cinta adalah sihir...demikian pula halnya menulis.......’’
** bila dapat kesempatan bisa menulis seajaib Calvin, apa yang akan Anda tulis ????**
Selasa, 20 Agustus 2013
FATINistic....
Assalamualaikum...
Tahu Fatin X Factor, kan??pasti banyak yang kenal dong. Cewek berkerudung ini sedang happening banget di seantero negeri ini. Nah 18 Agustus 2013 lalu, Fatin diundang jadi pengisi acara ulang tahun salah satu SMU favorit di Kendari. Seorang bestiest yang Fatinistik,segera membeli tiket buat 2 orang. Dia dan saya. Meski kami bukan alumni dari sekolah tersebut, dan meski kami sudah emak-emak,jangan ditanya semangat untuk melihat idola kami dari dekat. Beli tiketnya dari jauh-jauh hari, menyiapkan kostum ala2 fatin juga dari jauh-jauh hari. Malu-maluin ya....*tutupmuka*
So, jadilah malam itu kami bersama dengan - kayaknya mencapai ribuan deh- alumni maupun bukan alumni memenuhi GOR tempat acaranya dihelat. Harus saya akui konsep acaranya lumayan bagus,MCnya gokil,lightingnya wah, property lengkap,and dancernya cool. Namun, kami lumayan terganggu karena kelamaaaaaaaaann menanti Fatin performe. Duduk manis mulai pukul 19.20, Fatinnya baru muncul 22.19 disaat duduk sudah tak lagi manis. Kayaknya terlalu banyak acara di daftar run down.
Heboh dong, saat si imut itu muncul ??so pasti...duduk yang tak lagi manis tadi, berubah menjadi berdiri merangsek lebih dekat ke panggung. Apalagi Fatin berkomunikasi dengan begitu apa adanya namun menggemaskan dalam balutan gaun hitam putihnya yang santun. Dibuka sama lagu Diamond dan ditutup pakai Granade...woollaaaa...tinggal panggil Ahmad dhani,Rossa,Baby romeo and Anggun ..heheheh *sayangnya Cuma 6 lagu
Selain penampilan fatin, ada lagi yang berkesan. Kami bertemu dengan Fatinistic. Ajaibnya mereka cowok-cowok muda usia. Saya lumayan terkejut saat tahu kalau Fatin ternyata tidak hanya digilai cewek-cewek atau emak emak kayak saya, tapi juga para cowok. Ajaibnya (lagi), fatinistik yang saya temukan semalam, datang dari kota lain. Makasar dan Manado. Yang bikin saya lebih ‘’hah???’’ adalah mereka ‘’mengejar’’ Fatin dalam banyak keterbatasan, utamanya soal dana. Kami bertemu saat ngantri giliran foto bareng Fatin. Perjuangan yang melelahkan karena pengantrinya buaaannnyyyaaaakkkk. Untungnya yang emak-emak bukan cuma kami. Seru deh lihat wajah-wajah sumringah dari mereka yang sudah berhasil foto bareng Fatin. Kayak ada kepuasan yang besar dan tak tertandingi. Mungkin inilah yang dimaksud teman saya dalam tulisannya cinta adalah.... Cinta dibagi menjadi tiga yaitu Amor, Philia dan Agape. Cinta seorang fans pada idolanya dimasukan ke dalam kategori Philia, yaitu cinta yang tidak bersyarat, namun tetap dibarengi oleh harapan ‘ganjaran’ tidak langsung yang akan diperoleh ketika mencintai sesuatu/seseorang.
Namanya Refhi, fatinistic dari Makasar. Si pemilik rambut kriting ini berburu Fatin dari Makasar dengan modal nekat. Dia hanya punya uang untuk perjalanan Makasar-Kendari saja. Bahkan untuk beli tiket masuk ke acara Fatin saja dia tidak punya. Refhi terpaksa menikmati idolanya dari belakang panggung saja. Balik ke Makasar nanti gimana?menurut mahasiswa Univ. 45 Makasar ini, dia mau tinggal di Kendari selama sebulan, biar bisa nyari duit pulang. Gila ya?? Untungnya dia punya teman yang bisa kasih kerjaan jaga toko selama sebulan saja. Hebatnya si kriwil ini, sama sekali saya tidak mendapatkan wajah lelah ataupun keluhan darinya, selama saya interogasi dia senyum terus, bisa jadi karena kesenangan bisa foto bareng Fatin dihotel setelah performe.
Ada lagi Junaidi Maliki. Pecinta Fatin dari Manado. Jauh-jauh hari sebelum ke Kendari status FBnya sudah bergema tentang Fatin. Jun juga ga punya modal banyak, selain kecintaan pada Fatin yang dibuktikan dengan laptop yang digendong kesana kemari dan isinya Fatin Melulu....mulai masa-masa audisi sampai momen kemenangan Fatin sudah dikhatamkan sama dia. Ngakunya, dia nangis waktu Fatin lupa lirik...hehhe...Kalau ada kuis soal Fatin, saya jamin Jun bakal juara. Dengan penuh semangat Jun berkisah tentang Fatin yang ‘’spesial’’ buka kaca mobil untuk bersalaman dengannya. Matanya juga penuh binar setelah foto bareng idolanya. Aihh...aaiiihhh.....
Lain lagi dengan Antonius. Cowok kalem ini baru bener-bener jatuh cinta sama Fatin setelah dengar single ‘’Aku Memilih Setia’’. Uhuuuyy....kayaknya ada special story sama lagu itu ya, Anton ?? hohohoho
Meski kami beda usia jauh (emak-emak sama ABG), namun kami benar-benar bisa ‘nyambung’ satu sama lain. Sebuah pertemuan yang melahirkan renungan betapa impian yang kuat akan menjadi nyata menembus segala keterbatasan, apapun itu. Adik-adikku ini sudah membayar harga bagi impian mereka (menempuh perjalanan jauh,berlapar-lapar, nonton dibelakang panggung, menunggu lama, mesti nyari duit buat pulang dll) dan akhirnya semuanya terbayar dengan melihat langsung penampilan Fatin, membuktikan keramahannya, terpukau oleh apa adanya dan humblenya pemenang X Factor 2013 ini, and tentu saja selembar foto bareng sebagai bukti tak terbantahkan telah pernah berjumpa Fatin yang manis.
Fatin ada diposisinya sekarang, buah dari perjuangan panjang yang tak mudah. Menghadapi hari-hari yang berat, persaingan yang tajam, orang-orang yang tidak suka dan siap mem-bully, serta pengorbanan waktu dan rasa yang tak bisa dibilang ringan. Perjuangan yang berbuah manis. Semanis buah perjuangan Feri,Jun, dan Anton. Andai fatin tahu, betapa beruntung ia punya Fatinistic seperti kalian.....Fatiiiiiiinn.....Foyyyyaaaa.......
Tahu Fatin X Factor, kan??pasti banyak yang kenal dong. Cewek berkerudung ini sedang happening banget di seantero negeri ini. Nah 18 Agustus 2013 lalu, Fatin diundang jadi pengisi acara ulang tahun salah satu SMU favorit di Kendari. Seorang bestiest yang Fatinistik,segera membeli tiket buat 2 orang. Dia dan saya. Meski kami bukan alumni dari sekolah tersebut, dan meski kami sudah emak-emak,jangan ditanya semangat untuk melihat idola kami dari dekat. Beli tiketnya dari jauh-jauh hari, menyiapkan kostum ala2 fatin juga dari jauh-jauh hari. Malu-maluin ya....*tutupmuka*
So, jadilah malam itu kami bersama dengan - kayaknya mencapai ribuan deh- alumni maupun bukan alumni memenuhi GOR tempat acaranya dihelat. Harus saya akui konsep acaranya lumayan bagus,MCnya gokil,lightingnya wah, property lengkap,and dancernya cool. Namun, kami lumayan terganggu karena kelamaaaaaaaaann menanti Fatin performe. Duduk manis mulai pukul 19.20, Fatinnya baru muncul 22.19 disaat duduk sudah tak lagi manis. Kayaknya terlalu banyak acara di daftar run down.
Heboh dong, saat si imut itu muncul ??so pasti...duduk yang tak lagi manis tadi, berubah menjadi berdiri merangsek lebih dekat ke panggung. Apalagi Fatin berkomunikasi dengan begitu apa adanya namun menggemaskan dalam balutan gaun hitam putihnya yang santun. Dibuka sama lagu Diamond dan ditutup pakai Granade...woollaaaa...tinggal panggil Ahmad dhani,Rossa,Baby romeo and Anggun ..heheheh *sayangnya Cuma 6 lagu
Selain penampilan fatin, ada lagi yang berkesan. Kami bertemu dengan Fatinistic. Ajaibnya mereka cowok-cowok muda usia. Saya lumayan terkejut saat tahu kalau Fatin ternyata tidak hanya digilai cewek-cewek atau emak emak kayak saya, tapi juga para cowok. Ajaibnya (lagi), fatinistik yang saya temukan semalam, datang dari kota lain. Makasar dan Manado. Yang bikin saya lebih ‘’hah???’’ adalah mereka ‘’mengejar’’ Fatin dalam banyak keterbatasan, utamanya soal dana. Kami bertemu saat ngantri giliran foto bareng Fatin. Perjuangan yang melelahkan karena pengantrinya buaaannnyyyaaaakkkk. Untungnya yang emak-emak bukan cuma kami. Seru deh lihat wajah-wajah sumringah dari mereka yang sudah berhasil foto bareng Fatin. Kayak ada kepuasan yang besar dan tak tertandingi. Mungkin inilah yang dimaksud teman saya dalam tulisannya cinta adalah.... Cinta dibagi menjadi tiga yaitu Amor, Philia dan Agape. Cinta seorang fans pada idolanya dimasukan ke dalam kategori Philia, yaitu cinta yang tidak bersyarat, namun tetap dibarengi oleh harapan ‘ganjaran’ tidak langsung yang akan diperoleh ketika mencintai sesuatu/seseorang.
Namanya Refhi, fatinistic dari Makasar. Si pemilik rambut kriting ini berburu Fatin dari Makasar dengan modal nekat. Dia hanya punya uang untuk perjalanan Makasar-Kendari saja. Bahkan untuk beli tiket masuk ke acara Fatin saja dia tidak punya. Refhi terpaksa menikmati idolanya dari belakang panggung saja. Balik ke Makasar nanti gimana?menurut mahasiswa Univ. 45 Makasar ini, dia mau tinggal di Kendari selama sebulan, biar bisa nyari duit pulang. Gila ya?? Untungnya dia punya teman yang bisa kasih kerjaan jaga toko selama sebulan saja. Hebatnya si kriwil ini, sama sekali saya tidak mendapatkan wajah lelah ataupun keluhan darinya, selama saya interogasi dia senyum terus, bisa jadi karena kesenangan bisa foto bareng Fatin dihotel setelah performe.
Ada lagi Junaidi Maliki. Pecinta Fatin dari Manado. Jauh-jauh hari sebelum ke Kendari status FBnya sudah bergema tentang Fatin. Jun juga ga punya modal banyak, selain kecintaan pada Fatin yang dibuktikan dengan laptop yang digendong kesana kemari dan isinya Fatin Melulu....mulai masa-masa audisi sampai momen kemenangan Fatin sudah dikhatamkan sama dia. Ngakunya, dia nangis waktu Fatin lupa lirik...hehhe...Kalau ada kuis soal Fatin, saya jamin Jun bakal juara. Dengan penuh semangat Jun berkisah tentang Fatin yang ‘’spesial’’ buka kaca mobil untuk bersalaman dengannya. Matanya juga penuh binar setelah foto bareng idolanya. Aihh...aaiiihhh.....
Lain lagi dengan Antonius. Cowok kalem ini baru bener-bener jatuh cinta sama Fatin setelah dengar single ‘’Aku Memilih Setia’’. Uhuuuyy....kayaknya ada special story sama lagu itu ya, Anton ?? hohohoho
Meski kami beda usia jauh (emak-emak sama ABG), namun kami benar-benar bisa ‘nyambung’ satu sama lain. Sebuah pertemuan yang melahirkan renungan betapa impian yang kuat akan menjadi nyata menembus segala keterbatasan, apapun itu. Adik-adikku ini sudah membayar harga bagi impian mereka (menempuh perjalanan jauh,berlapar-lapar, nonton dibelakang panggung, menunggu lama, mesti nyari duit buat pulang dll) dan akhirnya semuanya terbayar dengan melihat langsung penampilan Fatin, membuktikan keramahannya, terpukau oleh apa adanya dan humblenya pemenang X Factor 2013 ini, and tentu saja selembar foto bareng sebagai bukti tak terbantahkan telah pernah berjumpa Fatin yang manis.
Fatin ada diposisinya sekarang, buah dari perjuangan panjang yang tak mudah. Menghadapi hari-hari yang berat, persaingan yang tajam, orang-orang yang tidak suka dan siap mem-bully, serta pengorbanan waktu dan rasa yang tak bisa dibilang ringan. Perjuangan yang berbuah manis. Semanis buah perjuangan Feri,Jun, dan Anton. Andai fatin tahu, betapa beruntung ia punya Fatinistic seperti kalian.....Fatiiiiiiinn.....Foyyyyaaaa.......
Minggu, 11 Agustus 2013
PUISI : AKU INGIN
Assalamualaikum..
Belum fokus buat postingan baru nih...hoooaammm....masih ketindis sama ketupat lebaran kayaknya :D
Tapi, biar dibilang konsisten pada janji hati pada blog tercintah ini, makanya pagi ini sambil siaran ngantuk-ngantuk (semalam siaran sampe jam 12 malam, lanjut siaran subuh 05.00 - 10.00 pagi, *jfi), Saya tetep berjuang untuk sebuah postingan baru. Kali ini ''korban''nya adalah sebuah puisi. Saya suka puisi meski tak bisa membahasakan kenapa saya bisa suka. Ajaib saja membaca kata-kata dipadupadankan begitu indah hingga punya makna. Apalagi kalau puisi itu (kesannya) bersinggungan dengan apa yang tengah kerkecamuk didalam jiwa kita (halahhh....)
Nah, ini dia puisi yang sayatidak sengaja saya temukan dan langsung pas kena dihati ^__^. Puisi ini sederhana tapi Gue banget. Cekidot :
AKU INGIN (Sapardi Djoko damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Apa cinta yang sederhana itu selalu harus tidak diucapkan ya ??harus disimpan saja, geto ??...entahlah....(dalam pemahaman di otak sederhanaku ini, sepertinya puisi ini bertema cinta yang tak diucapkan alias dipendam saja, atau jangan-jangan penulis punya maksud lain ya ?)
Jadi ingat masa lalu *tepokjidat7x*...jaman dahulu kala, saat masih muda, saya pernah merasakan ala-ala cinta sederhana seperti yang dimaksud pembuat puisinya (kalau memang bener dugaan saya), alias cinta yang disembunyikan. Ceritanya, suka sama seseorang, tapi dengan bebagai alasan (yang intinya ga pede), rasa sukanya dipendam saja di hati, meski ulu hati sampai memar memar.
Sampai saat ini saya tidak yakin harus merekomendasikan cinta itu diucapkan pada gebetan kita, atau disimpan saja. Seorang teman pernah mendongeng begini : kalau kamu berani mengatakannya (cinta), skor 1-0. Kalau dia tolak, skor 1-1, kalau dia terima, skor 2-0 (semoga saya ga salah ingat nih tentang skor ala dia,nanti saya tanya lagi deh jelasnya pengskoran ini kayak apa). Sesederhana itu kah?? lagi-lagi, entahlah.....
Sudahlah, pagi ini saya hanya ingin menikmati puisi AKU INGIN....tanpa dijejali romantika basi dalam kata : gimana kalau, andai saja, coba dulu kalau..,bisa kali ya...dan sejenisnya....sesederhana itu !!!
**terima kasih, Pak Prof untuk puisi ini..**
Belum fokus buat postingan baru nih...hoooaammm....masih ketindis sama ketupat lebaran kayaknya :D
Tapi, biar dibilang konsisten pada janji hati pada blog tercintah ini, makanya pagi ini sambil siaran ngantuk-ngantuk (semalam siaran sampe jam 12 malam, lanjut siaran subuh 05.00 - 10.00 pagi, *jfi), Saya tetep berjuang untuk sebuah postingan baru. Kali ini ''korban''nya adalah sebuah puisi. Saya suka puisi meski tak bisa membahasakan kenapa saya bisa suka. Ajaib saja membaca kata-kata dipadupadankan begitu indah hingga punya makna. Apalagi kalau puisi itu (kesannya) bersinggungan dengan apa yang tengah kerkecamuk didalam jiwa kita (halahhh....)
Nah, ini dia puisi yang saya
AKU INGIN (Sapardi Djoko damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Apa cinta yang sederhana itu selalu harus tidak diucapkan ya ??harus disimpan saja, geto ??...entahlah....(dalam pemahaman di otak sederhanaku ini, sepertinya puisi ini bertema cinta yang tak diucapkan alias dipendam saja, atau jangan-jangan penulis punya maksud lain ya ?)
Jadi ingat masa lalu *tepokjidat7x*...jaman dahulu kala, saat masih muda, saya pernah merasakan ala-ala cinta sederhana seperti yang dimaksud pembuat puisinya (kalau memang bener dugaan saya), alias cinta yang disembunyikan. Ceritanya, suka sama seseorang, tapi dengan bebagai alasan (yang intinya ga pede), rasa sukanya dipendam saja di hati, meski ulu hati sampai memar memar.
Sampai saat ini saya tidak yakin harus merekomendasikan cinta itu diucapkan pada gebetan kita, atau disimpan saja. Seorang teman pernah mendongeng begini : kalau kamu berani mengatakannya (cinta), skor 1-0. Kalau dia tolak, skor 1-1, kalau dia terima, skor 2-0 (semoga saya ga salah ingat nih tentang skor ala dia,nanti saya tanya lagi deh jelasnya pengskoran ini kayak apa). Sesederhana itu kah?? lagi-lagi, entahlah.....
Sudahlah, pagi ini saya hanya ingin menikmati puisi AKU INGIN....tanpa dijejali romantika basi dalam kata : gimana kalau, andai saja, coba dulu kalau..,bisa kali ya...dan sejenisnya....sesederhana itu !!!
**terima kasih, Pak Prof untuk puisi ini..**
Selasa, 06 Agustus 2013
Kusayang Pepayaku Sayang
Salah satu buah favoritku adalah Pepaya. Bisa jadi hal ini disebabkan seringnya Saya terkena konstipasi alias sembelit, jadi selalu disarankan makan Pepaya sebanyak-banyaknya biar cepat plong. Saya tergila-gila pada Pepaya. Kalau lihat buah berwarna kuning ini , air liur langsung terbit. Hingga akhirnya tak hanya pada buahnya Saya tergila-gila, melainkan juga pada pohon Pepaya.
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Nama Pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda ‘’Papaja’’. Dalam bahasa Jawa Pepaya disebut ‘’kates’’, dan dalam bahasa Sunda disebut ‘’gedang’’ (http://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya)
Awalnya Saya hanya membeli Pepaya yang sudah matang di pasar tradisional atau kadang juga di pasar buah. Hanya saja kadang Saya kecewa karena rasanya tidak manis meski warnanya terlihat menggiurkan. Nah, pada suatu hari tetangga depan rumah memberikan Saya sebuah Pepaya yang rasanya manis sekali...suegerrrr...warnanya juga kuning kemerahan begitu mengundang selera. Belum lagi ukurannya lumayan besar. ‘’yang begini nih yang aku cari’’ pikirku. Lantaran jatuh cinta pada Pepaya si tetangga, Saya bertekad untuk menanam biji nya. Jadilah sore itu Saya menebarkan seluruh biji Pepaya manis tersebut di kiri, kanan, dan belakang rumah. Sambil menebarkan bijinya, Saya benar-benar meniatkan dan mendoakan agar si Pepaya bisa tumbuh subur dan berbuah semanis dan seelok Pepaya asalnya. Sejak saat itu, setiap kali makan Pepaya yang manis, langsung Saya tebarkan bijinya di tempat yang sama. Biarlah mereka berlomba-lomba tumbuhnya.
Beberapa bulan kemudian, setelah penantian yang panjang (lebay yah..heheh), akhirnya mulai nampak tanda-tanda kehidupan dari si Pepaya. Mula-mula sejengkal,terus bertambah jadi selutut,terus...dan terus tumbuh, sampai tingginya melewati tinggiku. Memang sih, dari berpuluh-puluh biji pepaya yang Saya tabur tentu tidak semua bisa survive tumbuh besar. Paling tidak ada sekitar 11 pohon yang bisa tumbuh. Senang bukan kepalang saat Pepaya idamanku mulai besar, makin hari makin ranum. Dan akhirnya, tibalah saat memetik buah pertama. Eng..Ing..eng...tradaaa....setelah disimpan dua hari, Pepayanya di Kupas, dan kurasakan sensasi buah pertama yang semanis Saya..eh, salah...semanis buah asalnya..hehehe...
Kesebelasan tim pohon Pepayaku ternyata ada yang mempunyai kisah romantisme. Misalnya, Pepaya yang di belakang rumah. Wuih lagi ranum-ranumnya, sudah kubayangkan bakal memetik keempat buahnya yang nampak singset itu,kutunggu beberapa hari lagi agar lebih afdol. Eitss...begitu mau dipetik, Pepayanya raib tak bersisa. Ternyata tukang yang mengerjakan kanopi di rumahku punya hasrat yang sama denganku pada papaya itu dan tak sanggup menahan godaannya. Hiksss.....urut dada berusaha ikhlas meski dalam hati sempat teriak ‘’kok diambil semua siiihh???sisain dua kek’’.
Ada lagi kisah Pepaya yang pohonnya kurus dan kerdil. Sudah begitu, dia dianiaya pula oleh anak-anak yang lewat samping rumah hingga akhirnya hampir mati. Untung segera dipindahkan ke tempat lain yang Saya anggap lebih subur. Yeeaayyy....Pohonnya bisa survive, bahkan lebih subur dan buahnya lebih gede dibandingkan teman-temannya yang lain. Semangat hidupmu patut ditiru, Pepayaku...
Memiliki Pohon Pepaya bisa jadi ladang kebaikan loh..heheh...Agak berbeda dengan pohon buah lain yang harus tunggu matang baru bisa dibagi-bagikan ke para tetangga. Nah, kalau Pepaya, meski masih muda, ada saja tetangga yang datang minta buahnya untuk disayur. Atau kalau ada yang ingin masak daging, biar cepat lunak, mereka tak segan-segan meminta daunnya padaku. Bahkan pernah ada yang meminta daunnya untuk obat. Ternyata daun papaya berkhasiat untuk menambah nafsu makan, mengontrol tekanan darah, nyeri haid, sampai obat jerawat. Intinya, mulai dari daun, buah,biji, akar sampai kulit nya memiliki manfaat yang luar biasa. Makanya siapa saja yang membutuhkan Pohon Pepaya, ketuk saja pintu rumahku, dengan senang hati kuberikan. Bukankah sudah seharusnya kita memberikan manfaat, kasih sayang dan kebaikan pada sesama, apapun bentuknya ?tentu saja itu bisa kita wujudkan salah satunya dengan menanam Pohon Pepaya. Sesederhana itu.
Tulisan ini diikutsertakan pada ''Give Away : Aku dan Pohon '' Periode 1 Agustus - 15 September 2013
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Nama Pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda ‘’Papaja’’. Dalam bahasa Jawa Pepaya disebut ‘’kates’’, dan dalam bahasa Sunda disebut ‘’gedang’’ (http://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya)
Awalnya Saya hanya membeli Pepaya yang sudah matang di pasar tradisional atau kadang juga di pasar buah. Hanya saja kadang Saya kecewa karena rasanya tidak manis meski warnanya terlihat menggiurkan. Nah, pada suatu hari tetangga depan rumah memberikan Saya sebuah Pepaya yang rasanya manis sekali...suegerrrr...warnanya juga kuning kemerahan begitu mengundang selera. Belum lagi ukurannya lumayan besar. ‘’yang begini nih yang aku cari’’ pikirku. Lantaran jatuh cinta pada Pepaya si tetangga, Saya bertekad untuk menanam biji nya. Jadilah sore itu Saya menebarkan seluruh biji Pepaya manis tersebut di kiri, kanan, dan belakang rumah. Sambil menebarkan bijinya, Saya benar-benar meniatkan dan mendoakan agar si Pepaya bisa tumbuh subur dan berbuah semanis dan seelok Pepaya asalnya. Sejak saat itu, setiap kali makan Pepaya yang manis, langsung Saya tebarkan bijinya di tempat yang sama. Biarlah mereka berlomba-lomba tumbuhnya.
Beberapa bulan kemudian, setelah penantian yang panjang (lebay yah..heheh), akhirnya mulai nampak tanda-tanda kehidupan dari si Pepaya. Mula-mula sejengkal,terus bertambah jadi selutut,terus...dan terus tumbuh, sampai tingginya melewati tinggiku. Memang sih, dari berpuluh-puluh biji pepaya yang Saya tabur tentu tidak semua bisa survive tumbuh besar. Paling tidak ada sekitar 11 pohon yang bisa tumbuh. Senang bukan kepalang saat Pepaya idamanku mulai besar, makin hari makin ranum. Dan akhirnya, tibalah saat memetik buah pertama. Eng..Ing..eng...tradaaa....setelah disimpan dua hari, Pepayanya di Kupas, dan kurasakan sensasi buah pertama yang semanis Saya..eh, salah...semanis buah asalnya..hehehe...
Kesebelasan tim pohon Pepayaku ternyata ada yang mempunyai kisah romantisme. Misalnya, Pepaya yang di belakang rumah. Wuih lagi ranum-ranumnya, sudah kubayangkan bakal memetik keempat buahnya yang nampak singset itu,kutunggu beberapa hari lagi agar lebih afdol. Eitss...begitu mau dipetik, Pepayanya raib tak bersisa. Ternyata tukang yang mengerjakan kanopi di rumahku punya hasrat yang sama denganku pada papaya itu dan tak sanggup menahan godaannya. Hiksss.....urut dada berusaha ikhlas meski dalam hati sempat teriak ‘’kok diambil semua siiihh???sisain dua kek’’.
Ada lagi kisah Pepaya yang pohonnya kurus dan kerdil. Sudah begitu, dia dianiaya pula oleh anak-anak yang lewat samping rumah hingga akhirnya hampir mati. Untung segera dipindahkan ke tempat lain yang Saya anggap lebih subur. Yeeaayyy....Pohonnya bisa survive, bahkan lebih subur dan buahnya lebih gede dibandingkan teman-temannya yang lain. Semangat hidupmu patut ditiru, Pepayaku...
Memiliki Pohon Pepaya bisa jadi ladang kebaikan loh..heheh...Agak berbeda dengan pohon buah lain yang harus tunggu matang baru bisa dibagi-bagikan ke para tetangga. Nah, kalau Pepaya, meski masih muda, ada saja tetangga yang datang minta buahnya untuk disayur. Atau kalau ada yang ingin masak daging, biar cepat lunak, mereka tak segan-segan meminta daunnya padaku. Bahkan pernah ada yang meminta daunnya untuk obat. Ternyata daun papaya berkhasiat untuk menambah nafsu makan, mengontrol tekanan darah, nyeri haid, sampai obat jerawat. Intinya, mulai dari daun, buah,biji, akar sampai kulit nya memiliki manfaat yang luar biasa. Makanya siapa saja yang membutuhkan Pohon Pepaya, ketuk saja pintu rumahku, dengan senang hati kuberikan. Bukankah sudah seharusnya kita memberikan manfaat, kasih sayang dan kebaikan pada sesama, apapun bentuknya ?tentu saja itu bisa kita wujudkan salah satunya dengan menanam Pohon Pepaya. Sesederhana itu.
Tulisan ini diikutsertakan pada ''Give Away : Aku dan Pohon '' Periode 1 Agustus - 15 September 2013
Minggu, 04 Agustus 2013
...sebelum berlalu...
Assalamualaikum....
Ini hari ke 27 ramadan. Tak lengkap rasanya kalau tidak meninggalkan jejak berupa tulisan untuk Ramadan kali ini. Kenapa baru sekarang ?biar bahan tulisannya lebih lengkap (halah..alibi ). Seperti tidak berasa ya, tau tau aja, Ramadan sudah melewati fase keduanya, masuk pada fase ketiga,10 hari terakhir, and sekarang tinggal sedikit hari lagi Ia pun akan berlalu.
Beberapa hari yang lalu ramai dengan status soal THR. Ada yang bikin status THR sambil tersipu-sipu, ada juga yang sambil treak-treak. Mulai dari bahasa yang mengharukan sampai yang bikin terbahak-bahak. Ada yang pakai personifikasi, ada pula yang hiperbola...Ada yang aromanya mengiba, tak sedikit beraroma mengancam..serruu ajah...
Coba simak status teman-teman berikut ini :
Umy SwaraAlam: pengusaha yang tdk beri THR terancam 1 bulan – 4 th penjara (ngancem siapa sih, Mi ??:P)
Arya destraya: Alhamdulillah dapat THR, sekian lama dicari-cari..ternyata di perempatan wua2 belok kiri..itulah THR (Itu sih Tempat Hiburan Rakyat)
Angsar : Menanti THR dari langit (ngarep banget yaakk)
Jusmiaty: THR is THR...Taktis is Taktis.. (versi PNS pasti nih)
Bu Samsu: THR oh THR, bukannya meningkat....(disyukuri atuh, Bu..)
Ade : Dengan menyebut nama THR, aku berlindung dari godaan diskon 70 % (penghuni Dept. store nih :D)
Arham Kendari : Jumat terakhir bulan Ramadan, tak ada kepastian paket mentega lebaran. Demi kau dan seloyang adonan, terpaksa beralih menggantung harapan pada kena arisan (kwkwkw.....dasar gokillllll)
Nah, sekarang sudah adem tuh soal THR. Semoga semua sudah kebagian ya..^___^
Bagi Saya, Paling tidak, ada 3 yang Saya rasakan menjelang berakhirnya Ramadan. Biasanya perasan ini membuncah saat sadar Idul fitri sudah di depan mata. Saat hidung menangkap wangi aroma kue kering yang tengah di oven. Ketika membaui aroma cat yang tengah dikuaskan didinding rumah, atau ketika shaf di mesjid makin maju sementara para penggila belanja serius ngantri di kasir – kasir Departemen store.
Rindu. Ramadan memang ajaib. Betapa Ia dirindukan bahkan sebelum Ia berlalu, sebelum Ia pergi. Bila Ia telah benar-benar berlalu, itu artinya Ia harus dinanti setahun lagi. Iya kalau ketemu , kalau tidak ?? padahal Ia lah satu-satunya bulan yang penuh diskon atas dosa-dosa kita, dan penuh bonus bagi sekecil apapun amal ibadah yang kita lakukan. Kata Penceramah Taraweh beberapa malam lalu, andai kita tahu apa yang terkandung di dalam Ramadan, pasti kita pengennya selalu Ramadan sepanjang tahun.
H2C. Apapun kondisinya,niatnya sih, sepanjang Ramadan selalu diupayakan melakukan ibadah dengan kualitas terbaik yang Saya punya. Meski semangatnya kadang kencang kadang kendur kayak karet gelang, meski tertatih di tengah himpitan kesibukan rumah dan kantor. Tidak ada alat yang bisa mengukur apakah ibadah yang sudah dilakukan ini sudah sebaik yang saya pikirkan dan diterima disisiNya (paling tidak diliriklah). Itulah sebabnya muncul H2C alias Harap-harap Cemas. Jangan sampai puasa ini hanya sekedar menahan lapar dan haus...aduh, jangan dong....Jadi ingat Juz yang nggak nambah-nambah, sedekah yang masih ragu-ragu mengeluarkan uang merah, hati yang masih sering gondok sampai ingin nonjok orang sampai penyok, mulut yang masih komen gossip ter-hot, waktu yang masih lebih banyak sia-sianya...dan masih banyak lagi....huuuuaaaaaa.....jauh sekali dari kualitas terbaik....hikkss...
Senang-senang Sedih,, Sedih-sedih senang. Siapa coba yang tidak senang bin bahagia saat lebaran tiba? Ied Mubarak...Senang sudah bisa bertemu Ramadan tahun ini, senang masih bisa berpuasa dan lainnya, senang akhirnya Ramadan bisa dilalui,Senang suasana idul fitri, senang kembali menjadi fitra (semoga..amin),pokoknya senang, bahagia, happyyyyy.......tapi sedih juga..karena ya itu tadi, ramadannya bakal segera berlalu tanpa meninggalkan jaminan akankah ada umur agar jumpa lagi. Akankah kita berjumpa lagi,Ramadan ? Semoga...amin....
Apakah ini juga yang kalian rasakan ??? Untill We meet again, Ramadan...
** Ramadan kali ini diwarnai suara indah Maher Zain ‘’Ramadan’’**
But how I wish you’d be here with me all year around
Ramadan...ramadan..ramadan ya habib
Ramadan...ramadan..laytaka dawman gareeb
Ini hari ke 27 ramadan. Tak lengkap rasanya kalau tidak meninggalkan jejak berupa tulisan untuk Ramadan kali ini. Kenapa baru sekarang ?biar bahan tulisannya lebih lengkap (halah..alibi ). Seperti tidak berasa ya, tau tau aja, Ramadan sudah melewati fase keduanya, masuk pada fase ketiga,10 hari terakhir, and sekarang tinggal sedikit hari lagi Ia pun akan berlalu.
Beberapa hari yang lalu ramai dengan status soal THR. Ada yang bikin status THR sambil tersipu-sipu, ada juga yang sambil treak-treak. Mulai dari bahasa yang mengharukan sampai yang bikin terbahak-bahak. Ada yang pakai personifikasi, ada pula yang hiperbola...Ada yang aromanya mengiba, tak sedikit beraroma mengancam..serruu ajah...
Coba simak status teman-teman berikut ini :
Umy SwaraAlam: pengusaha yang tdk beri THR terancam 1 bulan – 4 th penjara (ngancem siapa sih, Mi ??:P)
Arya destraya: Alhamdulillah dapat THR, sekian lama dicari-cari..ternyata di perempatan wua2 belok kiri..itulah THR (Itu sih Tempat Hiburan Rakyat)
Angsar : Menanti THR dari langit (ngarep banget yaakk)
Jusmiaty: THR is THR...Taktis is Taktis.. (versi PNS pasti nih)
Bu Samsu: THR oh THR, bukannya meningkat....(disyukuri atuh, Bu..)
Ade : Dengan menyebut nama THR, aku berlindung dari godaan diskon 70 % (penghuni Dept. store nih :D)
Arham Kendari : Jumat terakhir bulan Ramadan, tak ada kepastian paket mentega lebaran. Demi kau dan seloyang adonan, terpaksa beralih menggantung harapan pada kena arisan (kwkwkw.....dasar gokillllll)
Nah, sekarang sudah adem tuh soal THR. Semoga semua sudah kebagian ya..^___^
Bagi Saya, Paling tidak, ada 3 yang Saya rasakan menjelang berakhirnya Ramadan. Biasanya perasan ini membuncah saat sadar Idul fitri sudah di depan mata. Saat hidung menangkap wangi aroma kue kering yang tengah di oven. Ketika membaui aroma cat yang tengah dikuaskan didinding rumah, atau ketika shaf di mesjid makin maju sementara para penggila belanja serius ngantri di kasir – kasir Departemen store.
Rindu. Ramadan memang ajaib. Betapa Ia dirindukan bahkan sebelum Ia berlalu, sebelum Ia pergi. Bila Ia telah benar-benar berlalu, itu artinya Ia harus dinanti setahun lagi. Iya kalau ketemu , kalau tidak ?? padahal Ia lah satu-satunya bulan yang penuh diskon atas dosa-dosa kita, dan penuh bonus bagi sekecil apapun amal ibadah yang kita lakukan. Kata Penceramah Taraweh beberapa malam lalu, andai kita tahu apa yang terkandung di dalam Ramadan, pasti kita pengennya selalu Ramadan sepanjang tahun.
H2C. Apapun kondisinya,niatnya sih, sepanjang Ramadan selalu diupayakan melakukan ibadah dengan kualitas terbaik yang Saya punya. Meski semangatnya kadang kencang kadang kendur kayak karet gelang, meski tertatih di tengah himpitan kesibukan rumah dan kantor. Tidak ada alat yang bisa mengukur apakah ibadah yang sudah dilakukan ini sudah sebaik yang saya pikirkan dan diterima disisiNya (paling tidak diliriklah). Itulah sebabnya muncul H2C alias Harap-harap Cemas. Jangan sampai puasa ini hanya sekedar menahan lapar dan haus...aduh, jangan dong....Jadi ingat Juz yang nggak nambah-nambah, sedekah yang masih ragu-ragu mengeluarkan uang merah, hati yang masih sering gondok sampai ingin nonjok orang sampai penyok, mulut yang masih komen gossip ter-hot, waktu yang masih lebih banyak sia-sianya...dan masih banyak lagi....huuuuaaaaaa.....jauh sekali dari kualitas terbaik....hikkss...
Senang-senang Sedih,, Sedih-sedih senang. Siapa coba yang tidak senang bin bahagia saat lebaran tiba? Ied Mubarak...Senang sudah bisa bertemu Ramadan tahun ini, senang masih bisa berpuasa dan lainnya, senang akhirnya Ramadan bisa dilalui,Senang suasana idul fitri, senang kembali menjadi fitra (semoga..amin),pokoknya senang, bahagia, happyyyyy.......tapi sedih juga..karena ya itu tadi, ramadannya bakal segera berlalu tanpa meninggalkan jaminan akankah ada umur agar jumpa lagi. Akankah kita berjumpa lagi,Ramadan ? Semoga...amin....
Apakah ini juga yang kalian rasakan ??? Untill We meet again, Ramadan...
** Ramadan kali ini diwarnai suara indah Maher Zain ‘’Ramadan’’**
But how I wish you’d be here with me all year around
Ramadan...ramadan..ramadan ya habib
Ramadan...ramadan..laytaka dawman gareeb
Rabu, 31 Juli 2013
Re-POST 2 : ...SILVER...
Assalamualaikum.....
Berikut ini tulisan saya (masih di blog lama) yang bikin saya mengharu biru di pagi ini. Ternyata getaran saat saya menuliskannya 17 Maret 2009 lalu, masih sama dengan yang saya rasakan kini. just cekidot :
Saat Silver Pergi...
Namanya Silver. Itu nama udara yang dia pakai sebagai fans Pro 2 Kendari. kalau nama sebetulnya saya tidak pernah tahu karena hubungan yang kita punya hanyalah sebatas penyiar dengan pendengarnya. Selama ini dia sering bergabung di beberapa acara Pro 2 seperti Tanda kasih, gita Pro 2, dll. Biasanya lewat telpon atau SMS, sama saja seperti pendengar lainnya.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan fans yang satu ini . Cuma jujur saya pernah agak ilfill kalau dengar suaranya di telpon saat mengudara. Suaranya kayak orang yang tidak makan selama berhari-hari. Loyo....lunglai...sayup-sayup. Saya pernah berpikir barangkali anak ini "bikin-bikin" suaranya biar terdengar seksi. Di samping itu, dia juga banyak tahu tentang saya. Tahu tanggal lahir, nama adik cowok saya, and alamat rumah. Yang bikin bete, semuanya dia infokan secara live saat saya siaran. Pernah juga dia bawa kumpulan cerpen yang dia tulis sendiri dalam sebuah buku album. Penyiarnya disuruh baca cerita pendek tulisan tangan pake tinta biru dan hitam itu.
Pernah waktu siaran, dia datang ditemani sahabatnya, Ani yang juga Pendengar Pro2. Ternyata anaknya sangat kurus, dengan wajah yang putih pucat. Baju kaos hijau yang dipakainya nampak longgar menutupi tubuh tirusnya. Pas kenalan dan ngobrol, suaranya yang asli ternyata emang tak bertenaga layaknya orang yang tidak makan. Aduh....jadi kasian sama cewek itu. Jilbab putihnya makin menambah pucat wajah polosnya yang tersenyum malu-malu di sore itu. Tidak disangka, ternyata selama ini dia sering mencari informasi dari berbagai sumber tentang saya dan teman-teman penyiar lainnya. Selain itu dia mengaku suka sembunyi-sembunyi datang di acara off air untuk bisa melihat penyiar pro 2 yang selama ini hanya mendengar suaranya. Waktu mereka pamitan pulang, saya sempat memegang pergelangan tangannya dan merasakan betapa kurusnya dia. Saya melepas mereka meninggalkan studio pro 2 senja itu sambil becanda : " jangan lupa...makan yang banyak ya....ntar diterbangkan angin loh...."
Ada yang berubah setelah pertemuan itu. Kesan yang bikin ilfill dari dia langsung hilang. Ada rasa kasian yang mendalam kalau ingat wajah tirusnya. Setiap kali bergabung di acara siaran pro 2, selalu saya bercanda : "sudah makan, belum ?" atau " udah naik berapa kilo nih ? ", "jangan-jangan yang naik dakinya doang nih...hahaha". Sesekali sambil malu-malu dia hanya bilang : " Makanya....Mbak Lala temani makan, dong....". Kalau dulu paling malas deh kalau harus memutar lagu yang dia request yang itu-itu saja. Namun beberapa kali kalau ingat dia, tanpa dia SMS pun, dengan senang hati lagunya saya putar.
25 februari lalu, sehari sebelum ulang tahunku, Silver menyempatkan bergabung di acara TANDA KASIH untuk mengucapkan selamat ultah. Besoknya, tepat 26 Februari, dia kirim SMS lagi untuk say congrats....Perhatian banget nih anak...
Setelah itu, tidak ada kabar apa lagi tentang dia. Tidak pula ada perjumpaan yang kedua dan seterusnya. Saya juga tidak lagi konsen dengan keberadaannya. Tetaplah sebatas penyiar dan pendengar seperti biasanya. Sampai hari ini.....
Ada SMS dari salah satu teman penyiar dan juga salah satu pendengar yang mengabarkan Silver meninggal Dunia. Kaget....sakit apa ? kapan sakitnya ?....Komplikasi beberapa penyakit yang tidak begitu jelas ternyata menjadi bagian hidupnya selama ini dan sekaligus menjadi penyebab ia tutup usia.
Sore ini hampir persis sama waktunya saat Silver datang ke studio pro 2. Jadi ingat wajah pucatnya, senyum malu-malunya, suaranya yang lunglai, lagu-lagu favoritnya......Ah, jadi renungan lagi nih. Betapa umur tidak terduga. Tak peduli tua ataupun muda dapat saja berguguran kapanpun Sang Pemiliknya mau. Kita tidak pernah tahu inikah hari terakhir kita atau masih adakah hari-hari di depan ?
Untunglah masih sempat "dekat" dengan dia menjelang akhirnya. Alangkah sebuah penyesalan yang besar bila tak sempat memberi kebahagiaan untuknya meski hanya memutarkan lagu kesukaannya. Untunglah sebelum terlambat. Kepergian Silver membuatku bertekad untuk selalu mengusahakan kebaikan bagi orang lain dalam setiap hari yang dilewati. Lebih banyak kebahagiaan dan manfaat lagi untuk dibagikan.
Selamat jalan, Silver......
Berikut ini tulisan saya (masih di blog lama) yang bikin saya mengharu biru di pagi ini. Ternyata getaran saat saya menuliskannya 17 Maret 2009 lalu, masih sama dengan yang saya rasakan kini. just cekidot :
Saat Silver Pergi...
Namanya Silver. Itu nama udara yang dia pakai sebagai fans Pro 2 Kendari. kalau nama sebetulnya saya tidak pernah tahu karena hubungan yang kita punya hanyalah sebatas penyiar dengan pendengarnya. Selama ini dia sering bergabung di beberapa acara Pro 2 seperti Tanda kasih, gita Pro 2, dll. Biasanya lewat telpon atau SMS, sama saja seperti pendengar lainnya.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan fans yang satu ini . Cuma jujur saya pernah agak ilfill kalau dengar suaranya di telpon saat mengudara. Suaranya kayak orang yang tidak makan selama berhari-hari. Loyo....lunglai...sayup-sayup. Saya pernah berpikir barangkali anak ini "bikin-bikin" suaranya biar terdengar seksi. Di samping itu, dia juga banyak tahu tentang saya. Tahu tanggal lahir, nama adik cowok saya, and alamat rumah. Yang bikin bete, semuanya dia infokan secara live saat saya siaran. Pernah juga dia bawa kumpulan cerpen yang dia tulis sendiri dalam sebuah buku album. Penyiarnya disuruh baca cerita pendek tulisan tangan pake tinta biru dan hitam itu.
Pernah waktu siaran, dia datang ditemani sahabatnya, Ani yang juga Pendengar Pro2. Ternyata anaknya sangat kurus, dengan wajah yang putih pucat. Baju kaos hijau yang dipakainya nampak longgar menutupi tubuh tirusnya. Pas kenalan dan ngobrol, suaranya yang asli ternyata emang tak bertenaga layaknya orang yang tidak makan. Aduh....jadi kasian sama cewek itu. Jilbab putihnya makin menambah pucat wajah polosnya yang tersenyum malu-malu di sore itu. Tidak disangka, ternyata selama ini dia sering mencari informasi dari berbagai sumber tentang saya dan teman-teman penyiar lainnya. Selain itu dia mengaku suka sembunyi-sembunyi datang di acara off air untuk bisa melihat penyiar pro 2 yang selama ini hanya mendengar suaranya. Waktu mereka pamitan pulang, saya sempat memegang pergelangan tangannya dan merasakan betapa kurusnya dia. Saya melepas mereka meninggalkan studio pro 2 senja itu sambil becanda : " jangan lupa...makan yang banyak ya....ntar diterbangkan angin loh...."
Ada yang berubah setelah pertemuan itu. Kesan yang bikin ilfill dari dia langsung hilang. Ada rasa kasian yang mendalam kalau ingat wajah tirusnya. Setiap kali bergabung di acara siaran pro 2, selalu saya bercanda : "sudah makan, belum ?" atau " udah naik berapa kilo nih ? ", "jangan-jangan yang naik dakinya doang nih...hahaha". Sesekali sambil malu-malu dia hanya bilang : " Makanya....Mbak Lala temani makan, dong....". Kalau dulu paling malas deh kalau harus memutar lagu yang dia request yang itu-itu saja. Namun beberapa kali kalau ingat dia, tanpa dia SMS pun, dengan senang hati lagunya saya putar.
25 februari lalu, sehari sebelum ulang tahunku, Silver menyempatkan bergabung di acara TANDA KASIH untuk mengucapkan selamat ultah. Besoknya, tepat 26 Februari, dia kirim SMS lagi untuk say congrats....Perhatian banget nih anak...
Setelah itu, tidak ada kabar apa lagi tentang dia. Tidak pula ada perjumpaan yang kedua dan seterusnya. Saya juga tidak lagi konsen dengan keberadaannya. Tetaplah sebatas penyiar dan pendengar seperti biasanya. Sampai hari ini.....
Ada SMS dari salah satu teman penyiar dan juga salah satu pendengar yang mengabarkan Silver meninggal Dunia. Kaget....sakit apa ? kapan sakitnya ?....Komplikasi beberapa penyakit yang tidak begitu jelas ternyata menjadi bagian hidupnya selama ini dan sekaligus menjadi penyebab ia tutup usia.
Sore ini hampir persis sama waktunya saat Silver datang ke studio pro 2. Jadi ingat wajah pucatnya, senyum malu-malunya, suaranya yang lunglai, lagu-lagu favoritnya......Ah, jadi renungan lagi nih. Betapa umur tidak terduga. Tak peduli tua ataupun muda dapat saja berguguran kapanpun Sang Pemiliknya mau. Kita tidak pernah tahu inikah hari terakhir kita atau masih adakah hari-hari di depan ?
Untunglah masih sempat "dekat" dengan dia menjelang akhirnya. Alangkah sebuah penyesalan yang besar bila tak sempat memberi kebahagiaan untuknya meski hanya memutarkan lagu kesukaannya. Untunglah sebelum terlambat. Kepergian Silver membuatku bertekad untuk selalu mengusahakan kebaikan bagi orang lain dalam setiap hari yang dilewati. Lebih banyak kebahagiaan dan manfaat lagi untuk dibagikan.
Selamat jalan, Silver......
Re-POST
Assalamualaikum...
Sedang menyelesaikan tulisan soal Ramadan nih....tapi belum kelar (tepatnya belum jua dikelarkan). Nah, pagi ini saya ketemu blog saya yang dulu. Setelah dibaca ulang, ternyata ada tulisan yang sayang kalau tidak dimuat disini. Makanya saya re-post saja di blog ini. Ini dia postingan yang saya tulis 18 Januari 2009. Happy reading....:)
Thanks To ARHAM KENDARI (RUSAK POLA)
Pertengahan 2008 lalu, saat mengikuti sebuah seminar motivasi, Pak Zainal Arifin dari Za resources memberikan tips dalam menghadapi masalah. Salah satu cara yang ternyata ampuh adalah dengan RUSAK POLA. Sederhananya, saat punya masalah kita seharusnya mengalihkan fokus pikiran dari segala sesuatu yang membuat kita illfil ke hal yang menyenangkan. Apapun bentuknya. Makanya pas lagi bete, cara ini kembali memperlihatkan keampuhannya beberapa waktu lalu. Apa hubungannya dengan penulis buku Jakarta Under Kompor (JUK), ARHAM RASYID ?Begini ceritanya...,beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mewawancarai penulis buku kebanggaan kota kendari itu (ciehhh...) tentang komunitas blogger Kendari. Singkat cerita, selang beberapa pekan, iseng, saya coba sms spesialis saraf geli ini, (swear, saat itu memang lagi illfil)
"Assalamualaikum. Apa kabar? mudah2an masih ingat, lala pro2. Kita pernah interview a couple weeks ago. Do I disturb you ?"
Setelah beberapa saat......
" Waalaikumsalam. Alhamdulillah baek2ji. Thengkyu. Saya di kantor, tapi ndak mengganggu ji. Ada apa nih, la ? "
Balasannya......
" Tadi saya buka blog ta' (jadi lebih sering akhir-akhir ini)liat2 foto pulau Baho. Luar biasa. Ada rencana kesana lagi ? ajak dong"
Arham lagi......
" Ha..ha..ha...sa kira mau diajak interview lagi (ngarep.com). insyaAllah, kalo teman2yang diluar kota ngumpul lg tahun ini nanti kita ajak. Sa save ur number deh "
Saya tulis lagi.....
"Thanks a lot. Thanks untuk semua tulisan ta'. Trully inspiring n entertaining. So smart u are. Met kerja "
Yang terakhir dari Arham....
" Tengkyuuu...."
Yapp...hanya dengan sms-sms itu, pikiran yang tadinya bagaikan benang kusut bisa lebih rileks dan hati juga lebih ringan. Tentu bukan karena faktor Arhamnya saja, melainkan fokus yang beralih dari masalah yang mendera ke sesuatu yang lebih ringan (dan menyenangkan). Rusak pola. Anda mungkin punya cara merusak pola yang berbeda dan lebih baik atau cocok, silahkan saja. Yang pasti, cara ini sangat membantu. Just Try it......
** hingga saat ini Arham Kendari sudah menghasilkan dua buku best seller, yaitu Jakarta Under Kompor dan Dumba-dumba Gleter....Grab it fast...:D
Sedang menyelesaikan tulisan soal Ramadan nih....tapi belum kelar (tepatnya belum jua dikelarkan). Nah, pagi ini saya ketemu blog saya yang dulu. Setelah dibaca ulang, ternyata ada tulisan yang sayang kalau tidak dimuat disini. Makanya saya re-post saja di blog ini. Ini dia postingan yang saya tulis 18 Januari 2009. Happy reading....:)
Thanks To ARHAM KENDARI (RUSAK POLA)
Pertengahan 2008 lalu, saat mengikuti sebuah seminar motivasi, Pak Zainal Arifin dari Za resources memberikan tips dalam menghadapi masalah. Salah satu cara yang ternyata ampuh adalah dengan RUSAK POLA. Sederhananya, saat punya masalah kita seharusnya mengalihkan fokus pikiran dari segala sesuatu yang membuat kita illfil ke hal yang menyenangkan. Apapun bentuknya. Makanya pas lagi bete, cara ini kembali memperlihatkan keampuhannya beberapa waktu lalu. Apa hubungannya dengan penulis buku Jakarta Under Kompor (JUK), ARHAM RASYID ?Begini ceritanya...,beberapa waktu lalu, saya berkesempatan mewawancarai penulis buku kebanggaan kota kendari itu (ciehhh...) tentang komunitas blogger Kendari. Singkat cerita, selang beberapa pekan, iseng, saya coba sms spesialis saraf geli ini, (swear, saat itu memang lagi illfil)
"Assalamualaikum. Apa kabar? mudah2an masih ingat, lala pro2. Kita pernah interview a couple weeks ago. Do I disturb you ?"
Setelah beberapa saat......
" Waalaikumsalam. Alhamdulillah baek2ji. Thengkyu. Saya di kantor, tapi ndak mengganggu ji. Ada apa nih, la ? "
Balasannya......
" Tadi saya buka blog ta' (jadi lebih sering akhir-akhir ini)liat2 foto pulau Baho. Luar biasa. Ada rencana kesana lagi ? ajak dong"
Arham lagi......
" Ha..ha..ha...sa kira mau diajak interview lagi (ngarep.com). insyaAllah, kalo teman2yang diluar kota ngumpul lg tahun ini nanti kita ajak. Sa save ur number deh "
Saya tulis lagi.....
"Thanks a lot. Thanks untuk semua tulisan ta'. Trully inspiring n entertaining. So smart u are. Met kerja "
Yang terakhir dari Arham....
" Tengkyuuu...."
Yapp...hanya dengan sms-sms itu, pikiran yang tadinya bagaikan benang kusut bisa lebih rileks dan hati juga lebih ringan. Tentu bukan karena faktor Arhamnya saja, melainkan fokus yang beralih dari masalah yang mendera ke sesuatu yang lebih ringan (dan menyenangkan). Rusak pola. Anda mungkin punya cara merusak pola yang berbeda dan lebih baik atau cocok, silahkan saja. Yang pasti, cara ini sangat membantu. Just Try it......
** hingga saat ini Arham Kendari sudah menghasilkan dua buku best seller, yaitu Jakarta Under Kompor dan Dumba-dumba Gleter....Grab it fast...:D
Rabu, 24 Juli 2013
...Tangguh Tak Berarti Tak Menangis...
Pagi ini Saya terbangun dengan ‘’keramaian’’ blackberry yang mulai lancar lalu lintasnya setelah beberapa pekan ibarat keong keberatan cangkangnya. Bahkan para pelanggan RIM harus kecele karena sama sekali tidak bisa memaksimalkan gadget pintar ini. Bisa dimaklumi bila kami, para pelanggan yang teraniaya, ingin balas dendam hari ini menikmati signal kencang. Terkejut!!!.Itu yang saya rasakan saat membaca status beberapa teman yang intinya : Pasar Korem Kendari Terbakar.
Pasar Korem adalah pasar tradisional yang letaknya di samping markas Korem 143 Haluoleo,atau lebih gampangnya di belakang Mall Mandonga. Ada yang bilang pasar ini Ilegal karena pasar yang diakui adalah pasar basah Mall Mandonga. Namun entah kenapa pasar Korem terus eksis, dan lebih digandrungi pembeli dibandingkan pasar dalam mall basah itu sendiri. Polemik mengenai kedua pasar bertetangga ini sudah sering terjadi, namun tak kunjung ada solusinya.
Laras, salah seorang teman kantor di seksi pemberitaan ternyata sudah berada di TKP pagi ini. Saya melihat foto BBnya berganti dari foto berdua calon suaminya, menjadi foto salah satu bagian kebakaran. Saya langsung bbm dia, biasalah untuk tanya-tanya kondisi terkini alias laporan pandangan mata. Berikut obrolan saya dengan laras via bbm
Saya : kasiannya pasar korem...rata dih...
Laras : Ieee....HBis
Saya : jam brp kasian
Laras: Dr Jam 2. BarU cPaT sKLI mnJalar aPInya
Saya : masyaAllah..:’(
Laras : KTny aD Org BaKar...HuuuuU, KLu KTa DsINI TErsayaT2 JGa PErasaanTa
Saya : selalu begitu isunya...kasiannya deh
Laras : PnJUal2 mO Pgsan m smUa
Saya : Ujiaaannn.....
Yah...ini ujian pasti. Belum kering sisa lumpur banjir yang menerjang beberapa kawasan pemukiman di kota Kendari kurang lebih sepekan yang lalu, kini ujian itu hadir lagi khususnya bagi para pedagang Pasar Korem berupa kebakaran yang meratakan seluruh pasar tersebut. Tak hanya fisik pasar yang porak poranda, namun psikis para pedagang bisa jadi jauh Lebih `luluh lantak. Modal habis terbakar,harus memulai dari awal lagi, entah kapan bisa berdagang lagi dan seterusnya. Pasti berat...sangat berat...
Saya berkaca pada diri saya sendiri, kemarin saya merasa menjadi orang yang paling sedih dimuka bumi ini. Dunia terasa memilukan dengan ujian yang datang (maaf, tidak bisa saya ceritakan). Sesak rasanya. Seharian saya menahan gejolak kesedihan mengingat sedang berpuasa. Saya kuat-kuatkan agar puasaku tetap terjaga. Setelah berbuka puasa, di sujud terakhir magrib, saya tidak kuasa menahan tangis. Yeah...saya menangis...Entah kapan terakhir saya menangis, rasanya sudah cukup lama. Tanggul tangguh akhirnya jebol...Namun hari ini saya merasa ujian itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan ujian para pedagang yang mendapati kios mereka hangus terbakar tak bersisa. Kesedihan kemarin saya tak ada seujung kuku dari apa yang mereka rasakan hari ini. Saya masih beruntung hanya mendapat cubitan kecil sementara mereka, pukulan besar mendera di sekujur jiwa dan raganya.
Seorang teman, via BBM mengirimkan kaliamt-kalimat yang sakti, saat saya menulis ...ujian, don’t cry..it’s OK...sebagai status BB saya kemarin.
‘’ Ujian/cobaan itu tanda cintaNYA pada hamba yg dicintaiNYA, karena DIA Maha Tahu bahwa kita sanggup melewatinya.
‘’Jika Allah menginginkan kebaikan kepada seseorang, Allah akan memberinya cobaan ‘’(HR Al Bukhari)
‘’Ketika kehiduan memberimu SERIBU alasan untuk MENANGIS, tunjukan KITA mempunyai SEJUTA alasan untuk TERSENYUM.’’
Kalimat-kalimat tersebut berhasil membangkitkan semangat saya hingga tak larut terlalu dalam kesedihan tak berujung. Meski saya sempat menangis, namun hari itu berhasil saya tutup dengan keikhlasan (semoga bisa disebut begitu). Teringat Mario Teguh bilang, Tak perlu memberikan bobot berat pada pikiran-pikiran yang buruk. Itu semua yang menguatkan dan menutup edisi cengeng kemarin.
Semoga para pedagang pasar korem yang terkena musibah hari ini, bisa pula bersegera bangkit. Meski berat...meski tak mudah...
**terima kasih untuk teman-teman yang memberikan ikon pelukan,kalimat motivasi, dan kisah-kisah inspiratif via BBM**
Pasar Korem adalah pasar tradisional yang letaknya di samping markas Korem 143 Haluoleo,atau lebih gampangnya di belakang Mall Mandonga. Ada yang bilang pasar ini Ilegal karena pasar yang diakui adalah pasar basah Mall Mandonga. Namun entah kenapa pasar Korem terus eksis, dan lebih digandrungi pembeli dibandingkan pasar dalam mall basah itu sendiri. Polemik mengenai kedua pasar bertetangga ini sudah sering terjadi, namun tak kunjung ada solusinya.
Laras, salah seorang teman kantor di seksi pemberitaan ternyata sudah berada di TKP pagi ini. Saya melihat foto BBnya berganti dari foto berdua calon suaminya, menjadi foto salah satu bagian kebakaran. Saya langsung bbm dia, biasalah untuk tanya-tanya kondisi terkini alias laporan pandangan mata. Berikut obrolan saya dengan laras via bbm
Saya : kasiannya pasar korem...rata dih...
Laras : Ieee....HBis
Saya : jam brp kasian
Laras: Dr Jam 2. BarU cPaT sKLI mnJalar aPInya
Saya : masyaAllah..:’(
Laras : KTny aD Org BaKar...HuuuuU, KLu KTa DsINI TErsayaT2 JGa PErasaanTa
Saya : selalu begitu isunya...kasiannya deh
Laras : PnJUal2 mO Pgsan m smUa
Saya : Ujiaaannn.....
Yah...ini ujian pasti. Belum kering sisa lumpur banjir yang menerjang beberapa kawasan pemukiman di kota Kendari kurang lebih sepekan yang lalu, kini ujian itu hadir lagi khususnya bagi para pedagang Pasar Korem berupa kebakaran yang meratakan seluruh pasar tersebut. Tak hanya fisik pasar yang porak poranda, namun psikis para pedagang bisa jadi jauh Lebih `luluh lantak. Modal habis terbakar,harus memulai dari awal lagi, entah kapan bisa berdagang lagi dan seterusnya. Pasti berat...sangat berat...
Saya berkaca pada diri saya sendiri, kemarin saya merasa menjadi orang yang paling sedih dimuka bumi ini. Dunia terasa memilukan dengan ujian yang datang (maaf, tidak bisa saya ceritakan). Sesak rasanya. Seharian saya menahan gejolak kesedihan mengingat sedang berpuasa. Saya kuat-kuatkan agar puasaku tetap terjaga. Setelah berbuka puasa, di sujud terakhir magrib, saya tidak kuasa menahan tangis. Yeah...saya menangis...Entah kapan terakhir saya menangis, rasanya sudah cukup lama. Tanggul tangguh akhirnya jebol...Namun hari ini saya merasa ujian itu tidak ada apa-apanya dibanding dengan ujian para pedagang yang mendapati kios mereka hangus terbakar tak bersisa. Kesedihan kemarin saya tak ada seujung kuku dari apa yang mereka rasakan hari ini. Saya masih beruntung hanya mendapat cubitan kecil sementara mereka, pukulan besar mendera di sekujur jiwa dan raganya.
Seorang teman, via BBM mengirimkan kaliamt-kalimat yang sakti, saat saya menulis ...ujian, don’t cry..it’s OK...sebagai status BB saya kemarin.
‘’ Ujian/cobaan itu tanda cintaNYA pada hamba yg dicintaiNYA, karena DIA Maha Tahu bahwa kita sanggup melewatinya.
‘’Jika Allah menginginkan kebaikan kepada seseorang, Allah akan memberinya cobaan ‘’(HR Al Bukhari)
‘’Ketika kehiduan memberimu SERIBU alasan untuk MENANGIS, tunjukan KITA mempunyai SEJUTA alasan untuk TERSENYUM.’’
Kalimat-kalimat tersebut berhasil membangkitkan semangat saya hingga tak larut terlalu dalam kesedihan tak berujung. Meski saya sempat menangis, namun hari itu berhasil saya tutup dengan keikhlasan (semoga bisa disebut begitu). Teringat Mario Teguh bilang, Tak perlu memberikan bobot berat pada pikiran-pikiran yang buruk. Itu semua yang menguatkan dan menutup edisi cengeng kemarin.
Semoga para pedagang pasar korem yang terkena musibah hari ini, bisa pula bersegera bangkit. Meski berat...meski tak mudah...
**terima kasih untuk teman-teman yang memberikan ikon pelukan,kalimat motivasi, dan kisah-kisah inspiratif via BBM**
Senin, 22 Juli 2013
Galau Ala2 Relawan
Assalamualaikum... Hari ini (kemarin,pen) saya membaca sebuah harian lokal, dengan head line : Moramo Masih Mandi Lumpur. Saya jadi ingat ‘’utang’’ tulisan saat Saya dan dua rekan lainnya melakukan perjalanan ala ala relawan banjir ke wilayah tersebut. Yap, tanggal 19 Juli lalu kami berangkat ke Moramo dengan tujuan membagikan bantuan ala kadarnya hasil kemurahan hati teman-teman yang masih peduli dengan penderitaan para korban banjir. Kami tidak berada di bawah bendera apapun, hanya dituntun oleh kepedulian serta hati nurani yang miris. Berdasarkan laporan seorang teman yang sempat ke sana sebelumnya, banjir di Moramo memang parah. Diperparah lagi bantuan yang belum sampai disana. Jadilah kami bertiga memakai dress code relawan yang semoga saja tidak kesiangan.
Kami berangkat memang sudah agak siang (jam 11an krn beberapa kali kami singgah mengambil bantuan lain, atau membeli tambahannya), ditambah lagi Ilman harus singgah jumatan, dan saya juga salat di rumah salah seorang warga, maka kami sampai di Desa Lamokula, Kecamatan Moramo Selatan sekitar pukul 13.30 WITA. Dari jauh kami sudah bisa melihat tanda-tanda kalau desa itu parah banjirnya. Pohon-pohon yang harusnya hijau, justru menjadi coklat bersalut sisa lumpur. Rumah pertama yang kami dapati berada di depan jalan poros, kacau se kacau acaunya. Halaman penuh lumpur, barang-barang berupa pakaian basah, alat-alat rumah tangga dan sebagainya berserakan di depan rumah. Meski rumah itu bermodel panggung ternyata ketinggian air mencapai pintu masuk rumah. Bisa dibayangkan, kan ?itu artinya air banjir mencapai kurang lebih 6-7 meter, saudara-saudara!!
Selanjutnya kami maju ke rumah-rumah lainnya. Tidak mau kalah kacau, dibagian ini kami pun mendapati kesemrawutan akibat ulah banjir nan menggemaskan. Lumpur semata kaki nampak lengket disekujur tubuh para warga yang mulai membersihkan rumahnya (saya ndak ngerti harus dari mana membersihkan rumah dengan kondisi mengenaskan itu). Mereka mencoba mengusir lumpur dengan menyiramnya menggunakan air kali yang keruh. Hasilnya tentu tidak maksimal , namun hanya itu yang bisa mereka lakukan agar harapan segera menempati rumah mereka lagi dapat terwujud. Yang lebih mengenaskan lagi, Nampak beberapa rumah yang bergeser dari pondasinya. Ada juga rumah papan yang miring, bahkan ada kios yang jungkir balik akibat air bah. Konon ketika banjir mencapai puncaknya, warga sampai harus naik ke atas atap rumah karena air terus meninggi. Mereka dijemput dengan perahu menuju ke pengungsian. Epic mereka tak hanya sampai disitu. Usai banjir mereda, mereka harus bertempur melawan lumpur. Pagi mereka membersihkan rumah, dan jelang malam hari mereka kembali ke pengungsian yang ada di sekolah-sekolah, rumah penduduk yang tak terkena banjir, bahkan ada yang mendirikan tenda darurat seadanya di tempat yang terbilang cukup tinggi dan aman. Beberapa kali saya menarik nafas panjang mencoba membebaskan rasa sedih yang terkurung di dada. Sesak. Bahkan Mbak Cahaya, yang ternyata lebih melankolis, tidak bisa membendung air mata melihat penderitaan mereka.
Sadar kalau kami datang menbawa bantuan, mereka tanpa malu-malu segera menghampiri, menerima pakaian, mie instan, ikan kaleng,beras, sarung dan selimut yang kami bagikan. Kami mencoba menyambung rasa dengan mereka, bertanya bagaimana kondisinya (meski tahu jawaban yang diperoleh seperti apa *penuh keluhan*), apa saja yang mereka butuhkan, dan membiarkan beberapa diantara mereka mereka ulang kronologis banjir terbesar itu. Usai membagikan semua bantuan yang kami bawa, perlahan kami beranjak dari Desa Lamokula. Perjalanan pulang kami isi dengan janji hati kami akan kembali dengan bantuan yang lebih banyak, dan lebih rinci sesuai kebutuhan mereka. Kami menyadari, kami tak bisa bergerak sendiri. Perlu lebih banyak tangan yang terulur agar kebutuhan mereka bisa lebih terpenuhi utamanya di masa-masa memprihatinkan seperti sekarang.
***Malam itu, sepulang dari episode relawan,hujan turun lagi. Badanku berbaring di atas kasur, namun pikiranku melayang ke Desa Lamokula. Jangankan menikmati kasur empuk untuk melepas kepenatan mereka malam ini, justru mereka pasti tengah galau berselimut trauma bilakah banjir datang lagi. Kegalauan makin mendera,berbanding lurus dengan hujan yang makin menderas***
Kami berangkat memang sudah agak siang (jam 11an krn beberapa kali kami singgah mengambil bantuan lain, atau membeli tambahannya), ditambah lagi Ilman harus singgah jumatan, dan saya juga salat di rumah salah seorang warga, maka kami sampai di Desa Lamokula, Kecamatan Moramo Selatan sekitar pukul 13.30 WITA. Dari jauh kami sudah bisa melihat tanda-tanda kalau desa itu parah banjirnya. Pohon-pohon yang harusnya hijau, justru menjadi coklat bersalut sisa lumpur. Rumah pertama yang kami dapati berada di depan jalan poros, kacau se kacau acaunya. Halaman penuh lumpur, barang-barang berupa pakaian basah, alat-alat rumah tangga dan sebagainya berserakan di depan rumah. Meski rumah itu bermodel panggung ternyata ketinggian air mencapai pintu masuk rumah. Bisa dibayangkan, kan ?itu artinya air banjir mencapai kurang lebih 6-7 meter, saudara-saudara!!
Selanjutnya kami maju ke rumah-rumah lainnya. Tidak mau kalah kacau, dibagian ini kami pun mendapati kesemrawutan akibat ulah banjir nan menggemaskan. Lumpur semata kaki nampak lengket disekujur tubuh para warga yang mulai membersihkan rumahnya (saya ndak ngerti harus dari mana membersihkan rumah dengan kondisi mengenaskan itu). Mereka mencoba mengusir lumpur dengan menyiramnya menggunakan air kali yang keruh. Hasilnya tentu tidak maksimal , namun hanya itu yang bisa mereka lakukan agar harapan segera menempati rumah mereka lagi dapat terwujud. Yang lebih mengenaskan lagi, Nampak beberapa rumah yang bergeser dari pondasinya. Ada juga rumah papan yang miring, bahkan ada kios yang jungkir balik akibat air bah. Konon ketika banjir mencapai puncaknya, warga sampai harus naik ke atas atap rumah karena air terus meninggi. Mereka dijemput dengan perahu menuju ke pengungsian. Epic mereka tak hanya sampai disitu. Usai banjir mereda, mereka harus bertempur melawan lumpur. Pagi mereka membersihkan rumah, dan jelang malam hari mereka kembali ke pengungsian yang ada di sekolah-sekolah, rumah penduduk yang tak terkena banjir, bahkan ada yang mendirikan tenda darurat seadanya di tempat yang terbilang cukup tinggi dan aman. Beberapa kali saya menarik nafas panjang mencoba membebaskan rasa sedih yang terkurung di dada. Sesak. Bahkan Mbak Cahaya, yang ternyata lebih melankolis, tidak bisa membendung air mata melihat penderitaan mereka.
Sadar kalau kami datang menbawa bantuan, mereka tanpa malu-malu segera menghampiri, menerima pakaian, mie instan, ikan kaleng,beras, sarung dan selimut yang kami bagikan. Kami mencoba menyambung rasa dengan mereka, bertanya bagaimana kondisinya (meski tahu jawaban yang diperoleh seperti apa *penuh keluhan*), apa saja yang mereka butuhkan, dan membiarkan beberapa diantara mereka mereka ulang kronologis banjir terbesar itu. Usai membagikan semua bantuan yang kami bawa, perlahan kami beranjak dari Desa Lamokula. Perjalanan pulang kami isi dengan janji hati kami akan kembali dengan bantuan yang lebih banyak, dan lebih rinci sesuai kebutuhan mereka. Kami menyadari, kami tak bisa bergerak sendiri. Perlu lebih banyak tangan yang terulur agar kebutuhan mereka bisa lebih terpenuhi utamanya di masa-masa memprihatinkan seperti sekarang.
***Malam itu, sepulang dari episode relawan,hujan turun lagi. Badanku berbaring di atas kasur, namun pikiranku melayang ke Desa Lamokula. Jangankan menikmati kasur empuk untuk melepas kepenatan mereka malam ini, justru mereka pasti tengah galau berselimut trauma bilakah banjir datang lagi. Kegalauan makin mendera,berbanding lurus dengan hujan yang makin menderas***
Minggu, 21 Juli 2013
**hepibesdey** ^__^
Assalamualaikum.... Dari blog seorang teman, saya membaca salah satu tulisan lamanya. Saya memang paling rajin membongkar-bongkar blog teman yang satu ini. Bisa jadi karena dia salah satu teman dekat yang paling bagus tulisan blognya. Artinya, tulisannya ‘’bergizi’’. Di samping itu ada beberapa tulisannya yang mencantumkan namaku. :P (ini sekedar info ya...*kedipkedipmata*)
Di salah satu tulisannya, ada yang mencantumkan penggalan cerpen ‘’Suamiku Jatuh Cinta pada Jam Dinding’’ karya Arswendo. Kalimatnya seperti ini : “Bahwa sebenarnya kesetiaan itu bukan diukur apakah seseorang berkhianat atau tidak, melainkan apakah ia kembali lagi atau tidak.”. Dibagian lain ada kalimat penggalan lain masih dari cerpen yang sama yaitu : “Sebagaimana kematian adalah bagian dari kehidupan, demikian juga patah hati atau sakit hati adalah bagian yang sama dengan jatuh cinta. Kalau kamu pernah mengalami sakit hati, cintamu akan menjadi sempurna.”. hmmm....penggalan yang menarik, kan??daleemm banget menurutku. Makanya, setelah khatam baca tulisan blog temanku itu, Saya langsung googling mencari bagian utuh dari cerpen tersebut.
Saya tidak terlalu pintar memaparkan mengapa sebuah cerpen bagus,menarik dan seterusnya. Yang saya bisa katakan adalah cerpennya memang bagus dan menarik. Ada pertanyaan yang menggayut di benakku, kok penulis memilih JAM DINDING sebagai objek yang dijatuhi cinta ??Kalau ada yang tahu kenapa, unjuk tangan dunk...heheh (bagi infonya getoo)
Tapi sungguh, terdapat kalimat-kalimat sakti yang indah dalam cerpen tersebut. Maksudnya indah, selain susunan kalimatnya memukau, juga butuh penalaran yang bisa membius hasilnya. Misalnya kalimat yang diungkapkan sang Suami pada istrinya saat istri merasa akan sangat sakit bila suaminya berkhianat : “Sebetulnya sama saja. Hanya saja sebutan suamiku, menunjukkan kepemilikanmu, jadinya terasa lebih menyakitkan.” Tanpa kita sadari, perasaan sakit ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu disebabkan kita memiliki rasa memilikinya. Makin besar rasa memiliki, makin sakit pula rasanya. Padahal, mengutip kata Quraish shihab, di program Tafsir Al Misbah, METRO TV beberapa subuh yang lalu, kita tidak pernah memiliki apapun...kita lahir tidak membawa apapun, maka hilangkanlah rasa memiliki agar tidak berat saat kehilangan. Yeah, kita tahu siapa pemilik semua yang kita anggap milik kita selama ini, kan?? Ada juga penggalan menarik lainnya : Menyesal hasil dari pikiran, dari nalar.Dan nalar bahkan tak bisa menjelaskan hal yang paling sederhana dan terjadi pada semua orang: “cinta”. Iiihh.... so sweet banget yah...dibagian lain ada kalimat ini : Sesungguhnya cinta hanya ada dalam pembesaran di pikiran, di perasaan. Cinta tak akan selesai dirumuskan dengan pemikiran.”..atau yang ini : “Seseorang hanya memiliki satu cinta. Seperti air sungai, bisa mengalir ke mana-mana, membelok ke selatan atau ke utara, tapi sebenarnya satu arus saja.” Aduh, kok saya jadi terseret arus romantic ini ya ?mungkin karena saat tulisan ini saya buat, jam di dinding oranye studio menunjukan pukul 23.11 WITA. Ditambahi lagi program radio yang saat ini bergulir adalah lagu-lagu lawas yang super duper romantic, bikin termehek mehek...heheh.
Finally, tulisan ini saya ‘’wajibkan’’ bikin, karena ingin menghadiahkannya buat teman saya yang blognya selalu tersedia untuk saya obrak abrik, teman yang bagi saya bukan sekedar teman, meski bukan pula TTM...dia adalah teman yang istimewa karena saya banyak belajar ke arifan darinya. Teman yang ‘’selalu ada’’ , ‘’selalu dekat’’meski ia jauh tak terjangkau, selalu memahami, teman kepo terbaik....4 bulan ini begitu nano nano dengan hadirnya. Hari ini dia ulang tahun. Jujur ya, kurang lebih 4 bulan juga saya menantikan hari ini....lebay ya saya...itulah saya...begitulah saya menghargai pertemanan ini. Kalau bukan dari blognya bisa jadi saya tak pernah membaca cerpen menarik ini. Hepibesdey.....*icon sembunyi*
*** tulisan ini tidak bisa di up load malam ini karena jaringan tak bersahabat.*** 20 Juli 2013
Di salah satu tulisannya, ada yang mencantumkan penggalan cerpen ‘’Suamiku Jatuh Cinta pada Jam Dinding’’ karya Arswendo. Kalimatnya seperti ini : “Bahwa sebenarnya kesetiaan itu bukan diukur apakah seseorang berkhianat atau tidak, melainkan apakah ia kembali lagi atau tidak.”. Dibagian lain ada kalimat penggalan lain masih dari cerpen yang sama yaitu : “Sebagaimana kematian adalah bagian dari kehidupan, demikian juga patah hati atau sakit hati adalah bagian yang sama dengan jatuh cinta. Kalau kamu pernah mengalami sakit hati, cintamu akan menjadi sempurna.”. hmmm....penggalan yang menarik, kan??daleemm banget menurutku. Makanya, setelah khatam baca tulisan blog temanku itu, Saya langsung googling mencari bagian utuh dari cerpen tersebut.
Saya tidak terlalu pintar memaparkan mengapa sebuah cerpen bagus,menarik dan seterusnya. Yang saya bisa katakan adalah cerpennya memang bagus dan menarik. Ada pertanyaan yang menggayut di benakku, kok penulis memilih JAM DINDING sebagai objek yang dijatuhi cinta ??Kalau ada yang tahu kenapa, unjuk tangan dunk...heheh (bagi infonya getoo)
Tapi sungguh, terdapat kalimat-kalimat sakti yang indah dalam cerpen tersebut. Maksudnya indah, selain susunan kalimatnya memukau, juga butuh penalaran yang bisa membius hasilnya. Misalnya kalimat yang diungkapkan sang Suami pada istrinya saat istri merasa akan sangat sakit bila suaminya berkhianat : “Sebetulnya sama saja. Hanya saja sebutan suamiku, menunjukkan kepemilikanmu, jadinya terasa lebih menyakitkan.” Tanpa kita sadari, perasaan sakit ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu disebabkan kita memiliki rasa memilikinya. Makin besar rasa memiliki, makin sakit pula rasanya. Padahal, mengutip kata Quraish shihab, di program Tafsir Al Misbah, METRO TV beberapa subuh yang lalu, kita tidak pernah memiliki apapun...kita lahir tidak membawa apapun, maka hilangkanlah rasa memiliki agar tidak berat saat kehilangan. Yeah, kita tahu siapa pemilik semua yang kita anggap milik kita selama ini, kan?? Ada juga penggalan menarik lainnya : Menyesal hasil dari pikiran, dari nalar.Dan nalar bahkan tak bisa menjelaskan hal yang paling sederhana dan terjadi pada semua orang: “cinta”. Iiihh.... so sweet banget yah...dibagian lain ada kalimat ini : Sesungguhnya cinta hanya ada dalam pembesaran di pikiran, di perasaan. Cinta tak akan selesai dirumuskan dengan pemikiran.”..atau yang ini : “Seseorang hanya memiliki satu cinta. Seperti air sungai, bisa mengalir ke mana-mana, membelok ke selatan atau ke utara, tapi sebenarnya satu arus saja.” Aduh, kok saya jadi terseret arus romantic ini ya ?mungkin karena saat tulisan ini saya buat, jam di dinding oranye studio menunjukan pukul 23.11 WITA. Ditambahi lagi program radio yang saat ini bergulir adalah lagu-lagu lawas yang super duper romantic, bikin termehek mehek...heheh.
Finally, tulisan ini saya ‘’wajibkan’’ bikin, karena ingin menghadiahkannya buat teman saya yang blognya selalu tersedia untuk saya obrak abrik, teman yang bagi saya bukan sekedar teman, meski bukan pula TTM...dia adalah teman yang istimewa karena saya banyak belajar ke arifan darinya. Teman yang ‘’selalu ada’’ , ‘’selalu dekat’’meski ia jauh tak terjangkau, selalu memahami, teman kepo terbaik....4 bulan ini begitu nano nano dengan hadirnya. Hari ini dia ulang tahun. Jujur ya, kurang lebih 4 bulan juga saya menantikan hari ini....lebay ya saya...itulah saya...begitulah saya menghargai pertemanan ini. Kalau bukan dari blognya bisa jadi saya tak pernah membaca cerpen menarik ini. Hepibesdey.....*icon sembunyi*
*** tulisan ini tidak bisa di up load malam ini karena jaringan tak bersahabat.*** 20 Juli 2013
Selasa, 16 Juli 2013
..Mati Gaya, Mati Kata..
Sejak semalam Saya gelisah. Sebabnya adalah karena tidak bisa membalas beberapa sms yang saya anggap penting karena kehabisan pulsa. Loh, kan tinggal beli pulsa, selesai masalahnya to ?betull.....saya pun sudah bela-belain ditegah hujan yang deras semalam mampir ke langganan beli pulsa saya. Ternyata ga bisa beli pulsa karena adanya gangguan jaringan. Sebelumnya saya juga sudah minta bantuan teman yang jualan pulsa tapi ya masalahnya sama.
Tiba di rumah, teman yang saya anggap penting untuk dibalas smsnya kembali meng sms : ‘’halllooooo.....sms ku tdk masuk ya ???’’. Pastilah saya makin gelisah. Tidak pernah sekalipun sebelumnya saya ‘’cuek’’ dalam hal membalas pesan. Pikiran saya, pasti teman kepo terbaik saya itu gelisah juga karena pertanyaannya sedari tadi tidak saya balas. What can I do ?? Saya bisa apa ?ada akal lain,pinjem HP hubby. Biasanya dia punya cadangan pulsa banyak dan bertahan lama karena ga se-eksis istrinya dalam berpesan ria..hehhehe...Sayang disayang, HP laki-laki yang menjadi pilot di rumah tangga kami selama hampir 9 tahun itu dalam kondisi lowbat. Sama sekali tak bisa dihidupkan. Menunggu??wuaahh...tugas siaran dari jam 3 sore hingga jam 8 malam tadi, ditambah dengan dalam kondisi berpuasa seharian, tentu merontokan stamina. Belum lagi cucian piring dan lantai yang butuh belaian sapu agar enak menginjakan kaki diatasnya. Jadilah semalam dengan teramat sangat terpaksa pesan pertanyaan berantai teman kepo ku itu kuanggurin. A million sorry for that....hikksss..
Pagi ini,of course saya semangat beli pulsa. Pokoknya kudu, harus, wajib hukumnya isi pulsa. Pas mo ngantor, mo telpon taxi, eh...jadi ingat ga ada pulsa...lagi-lagi gelisah...gimana dunk ???terpaksa (lagi) pinjam BB adekku yang masih molor. Minta ijin sama istrinya sih (kan mereka lagi ngungsi dirumah gara-gara banjir). Ternyata pulsanya juga dalam kondisi sekarat. Pas saya bilang ‘’makasih’’ pada operator taxi yang sampai 3 kali memperjelas alamat rumahku, tuuutt..tuuutt...terputus. I am lucky. Meski agak lama, taxinya muncul juga. Eh, pak sopirnya, entah dia lihat saya mirip kotak keluhan kali, dia langsung nyerocos curhat, soal bantuan pemerintah kota yang dianggap lambat untuk korban banjir. Bukan saya kalau tidak ber-empati pada curhat orang lain. Yap, saya curahkan semua kemampuan ter baik ku untuk menjadi pendengar terbaik. Jadilah sepanjang jalan menuju studio kantor RRI Kendari yang rutenya ditempuh kurang lebih 7 menit itu diisi dengan curhat sang Supir Taxi yang ngenes. Oh ya, sempat saya intrupsi sejenak, karena kembali ke tujuan awal yaitu BELI PULSA. Lagi-lagi saya harus kecewa dan (makin) gelisah karena ternyata oh ternyata masih ga bisa !!! OMG...ini kali pertama terjadi dalam peradaban pengiasian pulsaku. Andai bbm ku lancar tentu saya ga segelisah ini. Tanda GSM bener-bener bikin mati gaya.
So,,inilah aku yang gelisah karena tak bisa balas pesan akibat ga bisa isi pulsa karena jaringan bermasalah akut. Sejauh ini Cuma satu pesan yang masuk (namun pesan inilah yang makin bikin gelisah) : ‘’Selamat siaran, jam berapapun itu.’’ Kalian pikir saya lebay ??segitu gelisahnya ga bisa balas pesan gitu doang....bisa jadi,,,,,tapi sungguh, bagi saya sangat penting untuk sekedar membalas pesan ‘’makasih’’. Eh iya,kalau dipikir-pikir ya, gelisah ini ada manfaatnya juga loh...karena dari kegelisahanku lahirlah tulisan yang Anda baca ini. Hehehe. Benar kata Raditya Dika, bahwa salah satu sumber ide kreatif dalam menulis adalah KEGELISAHAN
***didalam studio, saya menatap keluar melalui jendela bening besar....nampak langit mulai mendung lagi....terbayang orang-orang yang berpeluh membersihkan rumah mereka akibat banjir yang merendam...Mereka juga pasti gelisah,trauma musibah kemarin terulang lagi. Kalau boleh berharap :Jangan hujan lagi pliissss....***
..Merayu Hujan..
Assalamualaikum...
Kangen banget sama blog ku....lamaaaaa ga nulis ya...*tepokjidatratusankali*. Kesibukan dan kemalasan menjadi dua hal yang patut dikambinghitamkan untuk tulisan yang tak pernah ditulis..heheh....Hari ini, sambil memandangi hujan yang tak jua berhenti, Meski sudah 3 hari 3 malam ia berkiprah merata di bumi Anoa,sambil membayangkan jalan-jalan yang tergenang air, serta kesemrautan pemukiman yang menjadi titik titik banjir di kotaku ini, Saya mencoba memngompori diri sendiri untuk menulis lagi dengan melihat, membaca dan menerawang (loh kok...) tulisan-tulisan teman-teman . Yap jadilah jariku mulai menyentuh satu per satu tombol-tombol keyboard laptopku.
Hmm...mo ceritacrita soal apa ya?kalau sekarang sih yang paling santer alias jadi hot topic adalah banjir...ada beberapa foto yang di upload teman2 di bebe, fb and tentu saja twitter menggambarkan betapa dahsyatnya banjir kali ini. Sebelumnya Kendari memang sudah pernah dilanda banjir sih, tapi kali ini kayaknya ngefek banget. Belum lagi datangnya di bulan Ramadan. Kebayangkan rempongnya, saat harusnya sahur syahdu,ternyata harus berurusan dengan air yang masuk rumah tanpa diundang dan tanpa bisa dirayu. Ada yang sampai mata kaki,ada yang selutut ada pula yang sedada...Saya tidak melihat langsung sih bagaimana parahnya, hanya menjadi saksi foto-foto yang diabadikan . Ingatan saya ber flash back ke beberapa tahun lalu, waktu belum merit, masih tinggal sama orang tua, masih sekolah. Lupa tahun berapa. Pas lagi tidur nyenyak tiba-tiba berasa basah punggungku,ternyata air sudah sampe di kasur. Bagi saya, yang terberat dari banjir itu adalah melawan rasa jijay pada air berwarna coklat yang dingin menusuk sendi,bebau aneh,dihiasi sampah-sampah aneka ragam. Rasanya ingin berada di atap rumah saja kalau sudah begitu. Sayangnya kita harus menghadapi air bah itu kan?bahkan mesti akrab merelakan kulit kita bersentuhan dengan belaiannya. Barang-barang yang kudu diangkat,dokumen-dokumen yang mesti diselamatkan,de es be. Menjadi alasan kita mesti akrab merelakan kulit kita bersentuhan dengan perpaduan air hujan, air selokan, air kali, dan entah apa lagi. Oh ya, membersihkan sisa sisa banjir dan berdamai dengan bau tak sedap serta merelakan barang-barang tak bisa terpakai akibat banjir juga merupakan hal terberat.
Pengalaman berhadapan dengan banjir itu ternyata tersimpan rapi di memoriku, hingga menjadi alas an dalam mengambil beberapa keputusan. Misalnya saat memutuskan untuk bangun rumah. Tanah tempat berdirinya rumah itu benar-benar dicari yang berada di ketinggian. That’s why saya jatuh cinta pada sebidang tanah yang kini jadi dasar rumahku, karena lokasinya yang tinggi. Meskipun awal membeli tanah itu kesannya berada di hutan saking sepinya. Ada juga teman yang bilang :astaga, kamu kok mau beli tanah disitu?itukan bukan kawasan pembangunan kota. But it’s OK...asal ga banjir. Seperti saat ini, prihatin dengan kawasan perumahan yang banjir di seantero kota yang 5 kali berturut turut dapat Adipura ini. Justru kawasan yang diagung-agungkan sebagai kawasan prioritas pembangunan kota itulah yang parah banjirnya. Setidaknya, rumahku masih bisa menyediakan tempat mengungsi bagi mama,ipar dan adikku serta anak mereka. Malamini masih bisa tidur dan sahur lebih tenang jika dibandingkan dengan mereka yang terkena musibah banjir. Tapi sungguh, jujur, saya tidak setenang itu sebenarnya....pikiranku lumayan tersita pada ‘’penderitaan’’ mereka. Hanya bisa mendoakan agar mereka sabar menghadapi ujian ini....ujian yang datang dalam bentuk hujan.....hikkss....(dalam hujan ada berkah, semoga ujian ini mendatangkan keberkahan...amin) Hari ini beberapa kali saya mengirimkan ikon ‘’peluk’’ pada teman-teman yang kebanjiran. Saya berharap itu bisa menguatkan mereka dan mewakilkan kehadiranku di saat mereka susah.Dengan tulus juga saya mengundang beberapa teman ,siapa tahu mau mengungsi di rumahku. Saya tidak menghitung sudah berapa lama hujan ini tumpah....yang saya tahu ia tidak jua berhenti...how I miss my sunny day..... ***andai tulisan ini bisa merayu hujan untuk berhenti***
Kangen banget sama blog ku....lamaaaaa ga nulis ya...*tepokjidatratusankali*. Kesibukan dan kemalasan menjadi dua hal yang patut dikambinghitamkan untuk tulisan yang tak pernah ditulis..heheh....Hari ini, sambil memandangi hujan yang tak jua berhenti, Meski sudah 3 hari 3 malam ia berkiprah merata di bumi Anoa,sambil membayangkan jalan-jalan yang tergenang air, serta kesemrautan pemukiman yang menjadi titik titik banjir di kotaku ini, Saya mencoba memngompori diri sendiri untuk menulis lagi dengan melihat, membaca dan menerawang (loh kok...) tulisan-tulisan teman-teman . Yap jadilah jariku mulai menyentuh satu per satu tombol-tombol keyboard laptopku.
Hmm...mo ceritacrita soal apa ya?kalau sekarang sih yang paling santer alias jadi hot topic adalah banjir...ada beberapa foto yang di upload teman2 di bebe, fb and tentu saja twitter menggambarkan betapa dahsyatnya banjir kali ini. Sebelumnya Kendari memang sudah pernah dilanda banjir sih, tapi kali ini kayaknya ngefek banget. Belum lagi datangnya di bulan Ramadan. Kebayangkan rempongnya, saat harusnya sahur syahdu,ternyata harus berurusan dengan air yang masuk rumah tanpa diundang dan tanpa bisa dirayu. Ada yang sampai mata kaki,ada yang selutut ada pula yang sedada...Saya tidak melihat langsung sih bagaimana parahnya, hanya menjadi saksi foto-foto yang diabadikan . Ingatan saya ber flash back ke beberapa tahun lalu, waktu belum merit, masih tinggal sama orang tua, masih sekolah. Lupa tahun berapa. Pas lagi tidur nyenyak tiba-tiba berasa basah punggungku,ternyata air sudah sampe di kasur. Bagi saya, yang terberat dari banjir itu adalah melawan rasa jijay pada air berwarna coklat yang dingin menusuk sendi,bebau aneh,dihiasi sampah-sampah aneka ragam. Rasanya ingin berada di atap rumah saja kalau sudah begitu. Sayangnya kita harus menghadapi air bah itu kan?bahkan mesti akrab merelakan kulit kita bersentuhan dengan belaiannya. Barang-barang yang kudu diangkat,dokumen-dokumen yang mesti diselamatkan,de es be. Menjadi alasan kita mesti akrab merelakan kulit kita bersentuhan dengan perpaduan air hujan, air selokan, air kali, dan entah apa lagi. Oh ya, membersihkan sisa sisa banjir dan berdamai dengan bau tak sedap serta merelakan barang-barang tak bisa terpakai akibat banjir juga merupakan hal terberat.
Pengalaman berhadapan dengan banjir itu ternyata tersimpan rapi di memoriku, hingga menjadi alas an dalam mengambil beberapa keputusan. Misalnya saat memutuskan untuk bangun rumah. Tanah tempat berdirinya rumah itu benar-benar dicari yang berada di ketinggian. That’s why saya jatuh cinta pada sebidang tanah yang kini jadi dasar rumahku, karena lokasinya yang tinggi. Meskipun awal membeli tanah itu kesannya berada di hutan saking sepinya. Ada juga teman yang bilang :astaga, kamu kok mau beli tanah disitu?itukan bukan kawasan pembangunan kota. But it’s OK...asal ga banjir. Seperti saat ini, prihatin dengan kawasan perumahan yang banjir di seantero kota yang 5 kali berturut turut dapat Adipura ini. Justru kawasan yang diagung-agungkan sebagai kawasan prioritas pembangunan kota itulah yang parah banjirnya. Setidaknya, rumahku masih bisa menyediakan tempat mengungsi bagi mama,ipar dan adikku serta anak mereka. Malamini masih bisa tidur dan sahur lebih tenang jika dibandingkan dengan mereka yang terkena musibah banjir. Tapi sungguh, jujur, saya tidak setenang itu sebenarnya....pikiranku lumayan tersita pada ‘’penderitaan’’ mereka. Hanya bisa mendoakan agar mereka sabar menghadapi ujian ini....ujian yang datang dalam bentuk hujan.....hikkss....(dalam hujan ada berkah, semoga ujian ini mendatangkan keberkahan...amin) Hari ini beberapa kali saya mengirimkan ikon ‘’peluk’’ pada teman-teman yang kebanjiran. Saya berharap itu bisa menguatkan mereka dan mewakilkan kehadiranku di saat mereka susah.Dengan tulus juga saya mengundang beberapa teman ,siapa tahu mau mengungsi di rumahku. Saya tidak menghitung sudah berapa lama hujan ini tumpah....yang saya tahu ia tidak jua berhenti...how I miss my sunny day..... ***andai tulisan ini bisa merayu hujan untuk berhenti***
Jumat, 03 Mei 2013
Tulisan Lama dibaca lagi...:)
Assalamualaikum.......
Hadewwhh....lamanya ga nulis yaaa......minta ampun deh...lagi kurang klik sama blog neh....kebetulan dapat tulisan lamaku yang kayaknya layak buat di Ceritacrita disini. Sudah lamaaaaaaaaaaaaaa sekali tulisan ini kubuat di fb. Untung ga ilang setelah di hack kemaren...selamat membaca....
anakku adalah guruku...
oleh Asnar Syarifuddin (Catatan) pada 14 Juni 2011 pukul 23:39
...anakku adalah guruku....
kalimat itu lepas dari ucapan seorang psikolog yang baru saja menjadi narasumberku malam ini. meluncur tegas diantara ragam topik obrolan yang tidak jauh dari tema curhat kami Saya sedikit tertegun, untuk kemudian membenarkan.....
Berkaca pada diri sendiri yang kerap berguru pada seorang bocah laki laki berumur kurang dari enam tahun, yang sudah pulas sambil mengemut ibu jari kanannya dirumah.
Selalu kuajarkan padanya apa itu sabar...namun akhirnya justru diri sendiri inilah yang belajar makna sabar darinya.
sabar memberitahu....
sabar mengajarkan....
sabar menuntun.......
sabar memilih kalimat yang tepat..
sabar menahan emosi yang sudah dipuncak siap meledak..
sabar untuk selalu sabar.....
Tidak sedikit pelajaran yang ku ambil darinya......
belajar untuk lebih lemah lembut (karena dia tidak suka dikerasi)
belajar untuk lebih kritis...(dengan pertanyaan berantai yang kadang menjebak)
belajar untuk menepat janji (tidak mau kan dia bilang : ibu bohong lagi....)
belajar menjaga sikap (jadi malu saat dia bilang : ibu bergaya....:D)
belajar untuk selalu belajar...
....anakku adalah guruku....
Hadewwhh....lamanya ga nulis yaaa......minta ampun deh...lagi kurang klik sama blog neh....kebetulan dapat tulisan lamaku yang kayaknya layak buat di Ceritacrita disini. Sudah lamaaaaaaaaaaaaaa sekali tulisan ini kubuat di fb. Untung ga ilang setelah di hack kemaren...selamat membaca....
anakku adalah guruku...
oleh Asnar Syarifuddin (Catatan) pada 14 Juni 2011 pukul 23:39
...anakku adalah guruku....
kalimat itu lepas dari ucapan seorang psikolog yang baru saja menjadi narasumberku malam ini. meluncur tegas diantara ragam topik obrolan yang tidak jauh dari tema curhat kami Saya sedikit tertegun, untuk kemudian membenarkan.....
Berkaca pada diri sendiri yang kerap berguru pada seorang bocah laki laki berumur kurang dari enam tahun, yang sudah pulas sambil mengemut ibu jari kanannya dirumah.
Selalu kuajarkan padanya apa itu sabar...namun akhirnya justru diri sendiri inilah yang belajar makna sabar darinya.
sabar memberitahu....
sabar mengajarkan....
sabar menuntun.......
sabar memilih kalimat yang tepat..
sabar menahan emosi yang sudah dipuncak siap meledak..
sabar untuk selalu sabar.....
Tidak sedikit pelajaran yang ku ambil darinya......
belajar untuk lebih lemah lembut (karena dia tidak suka dikerasi)
belajar untuk lebih kritis...(dengan pertanyaan berantai yang kadang menjebak)
belajar untuk menepat janji (tidak mau kan dia bilang : ibu bohong lagi....)
belajar menjaga sikap (jadi malu saat dia bilang : ibu bergaya....:D)
belajar untuk selalu belajar...
....anakku adalah guruku....
Langganan:
Postingan (Atom)