Kali ini, ada puisi singkat yang indah dari Joko Pinurbo yang jadi ''korban'' postingan saya. Binar judulnya
BINAR
Ia memelihara bulan di matanya
Derita yang cantik terbenam di balik binarnya
** Modus saat tak punya bahan untuk ditulis**
Minggu, 01 September 2013
Minggu, 25 Agustus 2013
RUBY SPARK : Saat Imaginasi Menggila
Apa jadinya bila apa yang kita tulis, bisa menjadi kenyataan??seru kali ya? Atau malah merepotkan??nah itulah yang terjadi pada Calvin (Paul Dano), seorang penulis novel terkenal dan sukses. Ia menulis sebuah buku yang menciptakan tokoh Ruby, seorang perempuan idamannya. Suatu hari, entah dari mana dan bagaimana ketika Calvin bangun tidur, ia mendapatkan Ruby (Zoe Kazan) dalam bentuk nyata di dalam rumahnya. Kaget pasti. Ia malah sempat berpikir telah kehilangan pikiran sehatnya. Setelah sadar bahwa Ruby ternyata bisa dilihat oleh semua orang, maka Ia pun ngeh kalau Ruby di depannya memang benar-benar Ruby seperti yang ada dalam bukunya.
Mereka melalui masa-masa yang indah, persis sama dengan isi dalam buku yang tengah dia selesaikan. Dengan kehadiran Ruby di sisinya Calvin menjadi tak ingin menulis lagi tentang Ruby karena ingin menjalani hari hari mereka dengan normal. Suatu kali Ruby ingin menikmati waktu luang bersama teman-temannya, hingga Calvin merasa diabaikan. Akhirnya Calvin melanggar janjinya sendiri. Ia mulai menulis lagi. Ia menulis: ‘’ Ruby sangat merindukan Calvin’’. Apa yang terjadi ??Ruby menjadi amat sangat lengket dengan Calvin. Ia tak mau ditinggal sedetikpun. Bahkan Calvin harus rela menyendok makanannya dengan tangan kiri karena Ruby tak lepas menggayut di tangan kananya. Atau ketika Ruby tak mau berjauhan dengan Calvin bahkan ketika ia ingin buang air kecil. Merepotkan sekali, kan??
Karena tidak tahan dengan ‘’ketergantungan’’ Ruby, akhirnya Calvin menulis lagi. ‘’Ruby menjadi sangat bahagia’’. Hasilnya adalah Ruby tertawa sepanjang hari tak henti-henti. Ia begitu bahagia bahkan tanpa sebab apapun. Calvin kembali galau. Ia lalu menulis lagi ‘’Ruby menjadi dirinya sendiri’’. Nah disinilah puncak konfliknya. Ruby benar-benar menjadi dirinya sendiri,seorang perempuan muda yang ‘’tahu dirinya’’menarik dan keras kepala. Saat mereka menghadiri sebuah pesta penulis buku, Calvin mendapatkan Ruby berada di kolam renang bersama seorang pria. Calvin murka karena merasa Ruby tak pantas melakukan hal itu di depan banyak tamu dan juga mantan pacarnya, lyla. Sementara Ruby juga merasa ia tidak salah karena Calvin tak bisa mengatur seluruh hidupnya. Dalam pertengkaran tersebut, Calvin membuktikan dihadapan Ruby bahwa ia bisa mengatur seluruh hidup Ruby, karena Ruby adalah hasil imaginasinya. Apapun yang ditulisnya, maka itulah yang dilakukan Ruby. Bahkan Ruby menjadi bisa berbahasa Perancis padahal sebelumnya ia tak bisa. Ruby menjadi apa saja yang di tulis Calvin. Ia menjentikan jari tak karuan, menggonggong seperti anjing, berguling guling, meloncat loncat, apapun itu. Calvin sangat sedih karena menyadari Ruby tidaklah sepenuhnya nyata. Ruby tetaplah imaginasinya. Akhirnya Calvin lelah, dan menuliskan : She’s Free.....
Saat bangun keesokan harinya, Ruby benar-benar tidak ada. Yang ada hanyalah sepi yang menyakitkan bagi seorang ‘’tak berteman’’ seperti Calvin. Berbagai cara dilakukan (ia dibantu oleh salah satu saudaranya), tak jua berhasil menghibur kehilangannya. Hingga akhirnya Calvin menyadari bahwa hanya satu hal yang bisa menyembuhkan dirinya, yaitu kembali MENULIS. Iapun mulai menuntaskan buku yang ditulisnya tentang Ruby. Dan Buku itu kembali sukses. Endingnya, saat berjalan ditaman bersama anjingnya, Scooty, Calvin bertemu dengan seorang gadis yang tengah membaca bukunya. Guess what ???Gadis itu persis sama dengan Ruby. And the story goes.....(senengnya kalau nonton yang happy ending kayak gini :D )
Film ini meski ringan namun tetap memberi pemahaman baik yang melahirkan semangat untuk selalu makin giat menulis (khususnya buat penulis angin-anginan seperti saya). Betapa dalam menulis kita bisa menjadi siapa saja, menghadirkan karakter apa saja, mengembangkan imaginasi segila apapun, dan seterusnya. Menulis juga bisa menjadi ''pelarian'' ragam perasaan, sekaligus menjadi alat meditasi yang positif dan gratis (kata teman saya). Saya terkesan pada kata-kata Calvin dibagian akhir film ini : ’’..mungkin ada yang berpikir ini sihir, tapi jatuh cinta adalah sihir...demikian pula halnya menulis.......’’
** bila dapat kesempatan bisa menulis seajaib Calvin, apa yang akan Anda tulis ????**
Selasa, 20 Agustus 2013
FATINistic....
Assalamualaikum...
Tahu Fatin X Factor, kan??pasti banyak yang kenal dong. Cewek berkerudung ini sedang happening banget di seantero negeri ini. Nah 18 Agustus 2013 lalu, Fatin diundang jadi pengisi acara ulang tahun salah satu SMU favorit di Kendari. Seorang bestiest yang Fatinistik,segera membeli tiket buat 2 orang. Dia dan saya. Meski kami bukan alumni dari sekolah tersebut, dan meski kami sudah emak-emak,jangan ditanya semangat untuk melihat idola kami dari dekat. Beli tiketnya dari jauh-jauh hari, menyiapkan kostum ala2 fatin juga dari jauh-jauh hari. Malu-maluin ya....*tutupmuka*
So, jadilah malam itu kami bersama dengan - kayaknya mencapai ribuan deh- alumni maupun bukan alumni memenuhi GOR tempat acaranya dihelat. Harus saya akui konsep acaranya lumayan bagus,MCnya gokil,lightingnya wah, property lengkap,and dancernya cool. Namun, kami lumayan terganggu karena kelamaaaaaaaaann menanti Fatin performe. Duduk manis mulai pukul 19.20, Fatinnya baru muncul 22.19 disaat duduk sudah tak lagi manis. Kayaknya terlalu banyak acara di daftar run down.
Heboh dong, saat si imut itu muncul ??so pasti...duduk yang tak lagi manis tadi, berubah menjadi berdiri merangsek lebih dekat ke panggung. Apalagi Fatin berkomunikasi dengan begitu apa adanya namun menggemaskan dalam balutan gaun hitam putihnya yang santun. Dibuka sama lagu Diamond dan ditutup pakai Granade...woollaaaa...tinggal panggil Ahmad dhani,Rossa,Baby romeo and Anggun ..heheheh *sayangnya Cuma 6 lagu
Selain penampilan fatin, ada lagi yang berkesan. Kami bertemu dengan Fatinistic. Ajaibnya mereka cowok-cowok muda usia. Saya lumayan terkejut saat tahu kalau Fatin ternyata tidak hanya digilai cewek-cewek atau emak emak kayak saya, tapi juga para cowok. Ajaibnya (lagi), fatinistik yang saya temukan semalam, datang dari kota lain. Makasar dan Manado. Yang bikin saya lebih ‘’hah???’’ adalah mereka ‘’mengejar’’ Fatin dalam banyak keterbatasan, utamanya soal dana. Kami bertemu saat ngantri giliran foto bareng Fatin. Perjuangan yang melelahkan karena pengantrinya buaaannnyyyaaaakkkk. Untungnya yang emak-emak bukan cuma kami. Seru deh lihat wajah-wajah sumringah dari mereka yang sudah berhasil foto bareng Fatin. Kayak ada kepuasan yang besar dan tak tertandingi. Mungkin inilah yang dimaksud teman saya dalam tulisannya cinta adalah.... Cinta dibagi menjadi tiga yaitu Amor, Philia dan Agape. Cinta seorang fans pada idolanya dimasukan ke dalam kategori Philia, yaitu cinta yang tidak bersyarat, namun tetap dibarengi oleh harapan ‘ganjaran’ tidak langsung yang akan diperoleh ketika mencintai sesuatu/seseorang.
Namanya Refhi, fatinistic dari Makasar. Si pemilik rambut kriting ini berburu Fatin dari Makasar dengan modal nekat. Dia hanya punya uang untuk perjalanan Makasar-Kendari saja. Bahkan untuk beli tiket masuk ke acara Fatin saja dia tidak punya. Refhi terpaksa menikmati idolanya dari belakang panggung saja. Balik ke Makasar nanti gimana?menurut mahasiswa Univ. 45 Makasar ini, dia mau tinggal di Kendari selama sebulan, biar bisa nyari duit pulang. Gila ya?? Untungnya dia punya teman yang bisa kasih kerjaan jaga toko selama sebulan saja. Hebatnya si kriwil ini, sama sekali saya tidak mendapatkan wajah lelah ataupun keluhan darinya, selama saya interogasi dia senyum terus, bisa jadi karena kesenangan bisa foto bareng Fatin dihotel setelah performe.
Ada lagi Junaidi Maliki. Pecinta Fatin dari Manado. Jauh-jauh hari sebelum ke Kendari status FBnya sudah bergema tentang Fatin. Jun juga ga punya modal banyak, selain kecintaan pada Fatin yang dibuktikan dengan laptop yang digendong kesana kemari dan isinya Fatin Melulu....mulai masa-masa audisi sampai momen kemenangan Fatin sudah dikhatamkan sama dia. Ngakunya, dia nangis waktu Fatin lupa lirik...hehhe...Kalau ada kuis soal Fatin, saya jamin Jun bakal juara. Dengan penuh semangat Jun berkisah tentang Fatin yang ‘’spesial’’ buka kaca mobil untuk bersalaman dengannya. Matanya juga penuh binar setelah foto bareng idolanya. Aihh...aaiiihhh.....
Lain lagi dengan Antonius. Cowok kalem ini baru bener-bener jatuh cinta sama Fatin setelah dengar single ‘’Aku Memilih Setia’’. Uhuuuyy....kayaknya ada special story sama lagu itu ya, Anton ?? hohohoho
Meski kami beda usia jauh (emak-emak sama ABG), namun kami benar-benar bisa ‘nyambung’ satu sama lain. Sebuah pertemuan yang melahirkan renungan betapa impian yang kuat akan menjadi nyata menembus segala keterbatasan, apapun itu. Adik-adikku ini sudah membayar harga bagi impian mereka (menempuh perjalanan jauh,berlapar-lapar, nonton dibelakang panggung, menunggu lama, mesti nyari duit buat pulang dll) dan akhirnya semuanya terbayar dengan melihat langsung penampilan Fatin, membuktikan keramahannya, terpukau oleh apa adanya dan humblenya pemenang X Factor 2013 ini, and tentu saja selembar foto bareng sebagai bukti tak terbantahkan telah pernah berjumpa Fatin yang manis.
Fatin ada diposisinya sekarang, buah dari perjuangan panjang yang tak mudah. Menghadapi hari-hari yang berat, persaingan yang tajam, orang-orang yang tidak suka dan siap mem-bully, serta pengorbanan waktu dan rasa yang tak bisa dibilang ringan. Perjuangan yang berbuah manis. Semanis buah perjuangan Feri,Jun, dan Anton. Andai fatin tahu, betapa beruntung ia punya Fatinistic seperti kalian.....Fatiiiiiiinn.....Foyyyyaaaa.......
Tahu Fatin X Factor, kan??pasti banyak yang kenal dong. Cewek berkerudung ini sedang happening banget di seantero negeri ini. Nah 18 Agustus 2013 lalu, Fatin diundang jadi pengisi acara ulang tahun salah satu SMU favorit di Kendari. Seorang bestiest yang Fatinistik,segera membeli tiket buat 2 orang. Dia dan saya. Meski kami bukan alumni dari sekolah tersebut, dan meski kami sudah emak-emak,jangan ditanya semangat untuk melihat idola kami dari dekat. Beli tiketnya dari jauh-jauh hari, menyiapkan kostum ala2 fatin juga dari jauh-jauh hari. Malu-maluin ya....*tutupmuka*
So, jadilah malam itu kami bersama dengan - kayaknya mencapai ribuan deh- alumni maupun bukan alumni memenuhi GOR tempat acaranya dihelat. Harus saya akui konsep acaranya lumayan bagus,MCnya gokil,lightingnya wah, property lengkap,and dancernya cool. Namun, kami lumayan terganggu karena kelamaaaaaaaaann menanti Fatin performe. Duduk manis mulai pukul 19.20, Fatinnya baru muncul 22.19 disaat duduk sudah tak lagi manis. Kayaknya terlalu banyak acara di daftar run down.
Heboh dong, saat si imut itu muncul ??so pasti...duduk yang tak lagi manis tadi, berubah menjadi berdiri merangsek lebih dekat ke panggung. Apalagi Fatin berkomunikasi dengan begitu apa adanya namun menggemaskan dalam balutan gaun hitam putihnya yang santun. Dibuka sama lagu Diamond dan ditutup pakai Granade...woollaaaa...tinggal panggil Ahmad dhani,Rossa,Baby romeo and Anggun ..heheheh *sayangnya Cuma 6 lagu
Selain penampilan fatin, ada lagi yang berkesan. Kami bertemu dengan Fatinistic. Ajaibnya mereka cowok-cowok muda usia. Saya lumayan terkejut saat tahu kalau Fatin ternyata tidak hanya digilai cewek-cewek atau emak emak kayak saya, tapi juga para cowok. Ajaibnya (lagi), fatinistik yang saya temukan semalam, datang dari kota lain. Makasar dan Manado. Yang bikin saya lebih ‘’hah???’’ adalah mereka ‘’mengejar’’ Fatin dalam banyak keterbatasan, utamanya soal dana. Kami bertemu saat ngantri giliran foto bareng Fatin. Perjuangan yang melelahkan karena pengantrinya buaaannnyyyaaaakkkk. Untungnya yang emak-emak bukan cuma kami. Seru deh lihat wajah-wajah sumringah dari mereka yang sudah berhasil foto bareng Fatin. Kayak ada kepuasan yang besar dan tak tertandingi. Mungkin inilah yang dimaksud teman saya dalam tulisannya cinta adalah.... Cinta dibagi menjadi tiga yaitu Amor, Philia dan Agape. Cinta seorang fans pada idolanya dimasukan ke dalam kategori Philia, yaitu cinta yang tidak bersyarat, namun tetap dibarengi oleh harapan ‘ganjaran’ tidak langsung yang akan diperoleh ketika mencintai sesuatu/seseorang.
Namanya Refhi, fatinistic dari Makasar. Si pemilik rambut kriting ini berburu Fatin dari Makasar dengan modal nekat. Dia hanya punya uang untuk perjalanan Makasar-Kendari saja. Bahkan untuk beli tiket masuk ke acara Fatin saja dia tidak punya. Refhi terpaksa menikmati idolanya dari belakang panggung saja. Balik ke Makasar nanti gimana?menurut mahasiswa Univ. 45 Makasar ini, dia mau tinggal di Kendari selama sebulan, biar bisa nyari duit pulang. Gila ya?? Untungnya dia punya teman yang bisa kasih kerjaan jaga toko selama sebulan saja. Hebatnya si kriwil ini, sama sekali saya tidak mendapatkan wajah lelah ataupun keluhan darinya, selama saya interogasi dia senyum terus, bisa jadi karena kesenangan bisa foto bareng Fatin dihotel setelah performe.
Ada lagi Junaidi Maliki. Pecinta Fatin dari Manado. Jauh-jauh hari sebelum ke Kendari status FBnya sudah bergema tentang Fatin. Jun juga ga punya modal banyak, selain kecintaan pada Fatin yang dibuktikan dengan laptop yang digendong kesana kemari dan isinya Fatin Melulu....mulai masa-masa audisi sampai momen kemenangan Fatin sudah dikhatamkan sama dia. Ngakunya, dia nangis waktu Fatin lupa lirik...hehhe...Kalau ada kuis soal Fatin, saya jamin Jun bakal juara. Dengan penuh semangat Jun berkisah tentang Fatin yang ‘’spesial’’ buka kaca mobil untuk bersalaman dengannya. Matanya juga penuh binar setelah foto bareng idolanya. Aihh...aaiiihhh.....
Lain lagi dengan Antonius. Cowok kalem ini baru bener-bener jatuh cinta sama Fatin setelah dengar single ‘’Aku Memilih Setia’’. Uhuuuyy....kayaknya ada special story sama lagu itu ya, Anton ?? hohohoho
Meski kami beda usia jauh (emak-emak sama ABG), namun kami benar-benar bisa ‘nyambung’ satu sama lain. Sebuah pertemuan yang melahirkan renungan betapa impian yang kuat akan menjadi nyata menembus segala keterbatasan, apapun itu. Adik-adikku ini sudah membayar harga bagi impian mereka (menempuh perjalanan jauh,berlapar-lapar, nonton dibelakang panggung, menunggu lama, mesti nyari duit buat pulang dll) dan akhirnya semuanya terbayar dengan melihat langsung penampilan Fatin, membuktikan keramahannya, terpukau oleh apa adanya dan humblenya pemenang X Factor 2013 ini, and tentu saja selembar foto bareng sebagai bukti tak terbantahkan telah pernah berjumpa Fatin yang manis.
Fatin ada diposisinya sekarang, buah dari perjuangan panjang yang tak mudah. Menghadapi hari-hari yang berat, persaingan yang tajam, orang-orang yang tidak suka dan siap mem-bully, serta pengorbanan waktu dan rasa yang tak bisa dibilang ringan. Perjuangan yang berbuah manis. Semanis buah perjuangan Feri,Jun, dan Anton. Andai fatin tahu, betapa beruntung ia punya Fatinistic seperti kalian.....Fatiiiiiiinn.....Foyyyyaaaa.......
Minggu, 11 Agustus 2013
PUISI : AKU INGIN
Assalamualaikum..
Belum fokus buat postingan baru nih...hoooaammm....masih ketindis sama ketupat lebaran kayaknya :D
Tapi, biar dibilang konsisten pada janji hati pada blog tercintah ini, makanya pagi ini sambil siaran ngantuk-ngantuk (semalam siaran sampe jam 12 malam, lanjut siaran subuh 05.00 - 10.00 pagi, *jfi), Saya tetep berjuang untuk sebuah postingan baru. Kali ini ''korban''nya adalah sebuah puisi. Saya suka puisi meski tak bisa membahasakan kenapa saya bisa suka. Ajaib saja membaca kata-kata dipadupadankan begitu indah hingga punya makna. Apalagi kalau puisi itu (kesannya) bersinggungan dengan apa yang tengah kerkecamuk didalam jiwa kita (halahhh....)
Nah, ini dia puisi yang sayatidak sengaja saya temukan dan langsung pas kena dihati ^__^. Puisi ini sederhana tapi Gue banget. Cekidot :
AKU INGIN (Sapardi Djoko damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Apa cinta yang sederhana itu selalu harus tidak diucapkan ya ??harus disimpan saja, geto ??...entahlah....(dalam pemahaman di otak sederhanaku ini, sepertinya puisi ini bertema cinta yang tak diucapkan alias dipendam saja, atau jangan-jangan penulis punya maksud lain ya ?)
Jadi ingat masa lalu *tepokjidat7x*...jaman dahulu kala, saat masih muda, saya pernah merasakan ala-ala cinta sederhana seperti yang dimaksud pembuat puisinya (kalau memang bener dugaan saya), alias cinta yang disembunyikan. Ceritanya, suka sama seseorang, tapi dengan bebagai alasan (yang intinya ga pede), rasa sukanya dipendam saja di hati, meski ulu hati sampai memar memar.
Sampai saat ini saya tidak yakin harus merekomendasikan cinta itu diucapkan pada gebetan kita, atau disimpan saja. Seorang teman pernah mendongeng begini : kalau kamu berani mengatakannya (cinta), skor 1-0. Kalau dia tolak, skor 1-1, kalau dia terima, skor 2-0 (semoga saya ga salah ingat nih tentang skor ala dia,nanti saya tanya lagi deh jelasnya pengskoran ini kayak apa). Sesederhana itu kah?? lagi-lagi, entahlah.....
Sudahlah, pagi ini saya hanya ingin menikmati puisi AKU INGIN....tanpa dijejali romantika basi dalam kata : gimana kalau, andai saja, coba dulu kalau..,bisa kali ya...dan sejenisnya....sesederhana itu !!!
**terima kasih, Pak Prof untuk puisi ini..**
Belum fokus buat postingan baru nih...hoooaammm....masih ketindis sama ketupat lebaran kayaknya :D
Tapi, biar dibilang konsisten pada janji hati pada blog tercintah ini, makanya pagi ini sambil siaran ngantuk-ngantuk (semalam siaran sampe jam 12 malam, lanjut siaran subuh 05.00 - 10.00 pagi, *jfi), Saya tetep berjuang untuk sebuah postingan baru. Kali ini ''korban''nya adalah sebuah puisi. Saya suka puisi meski tak bisa membahasakan kenapa saya bisa suka. Ajaib saja membaca kata-kata dipadupadankan begitu indah hingga punya makna. Apalagi kalau puisi itu (kesannya) bersinggungan dengan apa yang tengah kerkecamuk didalam jiwa kita (halahhh....)
Nah, ini dia puisi yang saya
AKU INGIN (Sapardi Djoko damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Apa cinta yang sederhana itu selalu harus tidak diucapkan ya ??harus disimpan saja, geto ??...entahlah....(dalam pemahaman di otak sederhanaku ini, sepertinya puisi ini bertema cinta yang tak diucapkan alias dipendam saja, atau jangan-jangan penulis punya maksud lain ya ?)
Jadi ingat masa lalu *tepokjidat7x*...jaman dahulu kala, saat masih muda, saya pernah merasakan ala-ala cinta sederhana seperti yang dimaksud pembuat puisinya (kalau memang bener dugaan saya), alias cinta yang disembunyikan. Ceritanya, suka sama seseorang, tapi dengan bebagai alasan (yang intinya ga pede), rasa sukanya dipendam saja di hati, meski ulu hati sampai memar memar.
Sampai saat ini saya tidak yakin harus merekomendasikan cinta itu diucapkan pada gebetan kita, atau disimpan saja. Seorang teman pernah mendongeng begini : kalau kamu berani mengatakannya (cinta), skor 1-0. Kalau dia tolak, skor 1-1, kalau dia terima, skor 2-0 (semoga saya ga salah ingat nih tentang skor ala dia,nanti saya tanya lagi deh jelasnya pengskoran ini kayak apa). Sesederhana itu kah?? lagi-lagi, entahlah.....
Sudahlah, pagi ini saya hanya ingin menikmati puisi AKU INGIN....tanpa dijejali romantika basi dalam kata : gimana kalau, andai saja, coba dulu kalau..,bisa kali ya...dan sejenisnya....sesederhana itu !!!
**terima kasih, Pak Prof untuk puisi ini..**
Selasa, 06 Agustus 2013
Kusayang Pepayaku Sayang
Salah satu buah favoritku adalah Pepaya. Bisa jadi hal ini disebabkan seringnya Saya terkena konstipasi alias sembelit, jadi selalu disarankan makan Pepaya sebanyak-banyaknya biar cepat plong. Saya tergila-gila pada Pepaya. Kalau lihat buah berwarna kuning ini , air liur langsung terbit. Hingga akhirnya tak hanya pada buahnya Saya tergila-gila, melainkan juga pada pohon Pepaya.
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Nama Pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda ‘’Papaja’’. Dalam bahasa Jawa Pepaya disebut ‘’kates’’, dan dalam bahasa Sunda disebut ‘’gedang’’ (http://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya)
Awalnya Saya hanya membeli Pepaya yang sudah matang di pasar tradisional atau kadang juga di pasar buah. Hanya saja kadang Saya kecewa karena rasanya tidak manis meski warnanya terlihat menggiurkan. Nah, pada suatu hari tetangga depan rumah memberikan Saya sebuah Pepaya yang rasanya manis sekali...suegerrrr...warnanya juga kuning kemerahan begitu mengundang selera. Belum lagi ukurannya lumayan besar. ‘’yang begini nih yang aku cari’’ pikirku. Lantaran jatuh cinta pada Pepaya si tetangga, Saya bertekad untuk menanam biji nya. Jadilah sore itu Saya menebarkan seluruh biji Pepaya manis tersebut di kiri, kanan, dan belakang rumah. Sambil menebarkan bijinya, Saya benar-benar meniatkan dan mendoakan agar si Pepaya bisa tumbuh subur dan berbuah semanis dan seelok Pepaya asalnya. Sejak saat itu, setiap kali makan Pepaya yang manis, langsung Saya tebarkan bijinya di tempat yang sama. Biarlah mereka berlomba-lomba tumbuhnya.
Beberapa bulan kemudian, setelah penantian yang panjang (lebay yah..heheh), akhirnya mulai nampak tanda-tanda kehidupan dari si Pepaya. Mula-mula sejengkal,terus bertambah jadi selutut,terus...dan terus tumbuh, sampai tingginya melewati tinggiku. Memang sih, dari berpuluh-puluh biji pepaya yang Saya tabur tentu tidak semua bisa survive tumbuh besar. Paling tidak ada sekitar 11 pohon yang bisa tumbuh. Senang bukan kepalang saat Pepaya idamanku mulai besar, makin hari makin ranum. Dan akhirnya, tibalah saat memetik buah pertama. Eng..Ing..eng...tradaaa....setelah disimpan dua hari, Pepayanya di Kupas, dan kurasakan sensasi buah pertama yang semanis Saya..eh, salah...semanis buah asalnya..hehehe...
Kesebelasan tim pohon Pepayaku ternyata ada yang mempunyai kisah romantisme. Misalnya, Pepaya yang di belakang rumah. Wuih lagi ranum-ranumnya, sudah kubayangkan bakal memetik keempat buahnya yang nampak singset itu,kutunggu beberapa hari lagi agar lebih afdol. Eitss...begitu mau dipetik, Pepayanya raib tak bersisa. Ternyata tukang yang mengerjakan kanopi di rumahku punya hasrat yang sama denganku pada papaya itu dan tak sanggup menahan godaannya. Hiksss.....urut dada berusaha ikhlas meski dalam hati sempat teriak ‘’kok diambil semua siiihh???sisain dua kek’’.
Ada lagi kisah Pepaya yang pohonnya kurus dan kerdil. Sudah begitu, dia dianiaya pula oleh anak-anak yang lewat samping rumah hingga akhirnya hampir mati. Untung segera dipindahkan ke tempat lain yang Saya anggap lebih subur. Yeeaayyy....Pohonnya bisa survive, bahkan lebih subur dan buahnya lebih gede dibandingkan teman-temannya yang lain. Semangat hidupmu patut ditiru, Pepayaku...
Memiliki Pohon Pepaya bisa jadi ladang kebaikan loh..heheh...Agak berbeda dengan pohon buah lain yang harus tunggu matang baru bisa dibagi-bagikan ke para tetangga. Nah, kalau Pepaya, meski masih muda, ada saja tetangga yang datang minta buahnya untuk disayur. Atau kalau ada yang ingin masak daging, biar cepat lunak, mereka tak segan-segan meminta daunnya padaku. Bahkan pernah ada yang meminta daunnya untuk obat. Ternyata daun papaya berkhasiat untuk menambah nafsu makan, mengontrol tekanan darah, nyeri haid, sampai obat jerawat. Intinya, mulai dari daun, buah,biji, akar sampai kulit nya memiliki manfaat yang luar biasa. Makanya siapa saja yang membutuhkan Pohon Pepaya, ketuk saja pintu rumahku, dengan senang hati kuberikan. Bukankah sudah seharusnya kita memberikan manfaat, kasih sayang dan kebaikan pada sesama, apapun bentuknya ?tentu saja itu bisa kita wujudkan salah satunya dengan menanam Pohon Pepaya. Sesederhana itu.
Tulisan ini diikutsertakan pada ''Give Away : Aku dan Pohon '' Periode 1 Agustus - 15 September 2013
Pepaya (Carica papaya L.) berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Nama Pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda ‘’Papaja’’. Dalam bahasa Jawa Pepaya disebut ‘’kates’’, dan dalam bahasa Sunda disebut ‘’gedang’’ (http://id.wikipedia.org/wiki/Pepaya)
Awalnya Saya hanya membeli Pepaya yang sudah matang di pasar tradisional atau kadang juga di pasar buah. Hanya saja kadang Saya kecewa karena rasanya tidak manis meski warnanya terlihat menggiurkan. Nah, pada suatu hari tetangga depan rumah memberikan Saya sebuah Pepaya yang rasanya manis sekali...suegerrrr...warnanya juga kuning kemerahan begitu mengundang selera. Belum lagi ukurannya lumayan besar. ‘’yang begini nih yang aku cari’’ pikirku. Lantaran jatuh cinta pada Pepaya si tetangga, Saya bertekad untuk menanam biji nya. Jadilah sore itu Saya menebarkan seluruh biji Pepaya manis tersebut di kiri, kanan, dan belakang rumah. Sambil menebarkan bijinya, Saya benar-benar meniatkan dan mendoakan agar si Pepaya bisa tumbuh subur dan berbuah semanis dan seelok Pepaya asalnya. Sejak saat itu, setiap kali makan Pepaya yang manis, langsung Saya tebarkan bijinya di tempat yang sama. Biarlah mereka berlomba-lomba tumbuhnya.
Beberapa bulan kemudian, setelah penantian yang panjang (lebay yah..heheh), akhirnya mulai nampak tanda-tanda kehidupan dari si Pepaya. Mula-mula sejengkal,terus bertambah jadi selutut,terus...dan terus tumbuh, sampai tingginya melewati tinggiku. Memang sih, dari berpuluh-puluh biji pepaya yang Saya tabur tentu tidak semua bisa survive tumbuh besar. Paling tidak ada sekitar 11 pohon yang bisa tumbuh. Senang bukan kepalang saat Pepaya idamanku mulai besar, makin hari makin ranum. Dan akhirnya, tibalah saat memetik buah pertama. Eng..Ing..eng...tradaaa....setelah disimpan dua hari, Pepayanya di Kupas, dan kurasakan sensasi buah pertama yang semanis Saya..eh, salah...semanis buah asalnya..hehehe...
Kesebelasan tim pohon Pepayaku ternyata ada yang mempunyai kisah romantisme. Misalnya, Pepaya yang di belakang rumah. Wuih lagi ranum-ranumnya, sudah kubayangkan bakal memetik keempat buahnya yang nampak singset itu,kutunggu beberapa hari lagi agar lebih afdol. Eitss...begitu mau dipetik, Pepayanya raib tak bersisa. Ternyata tukang yang mengerjakan kanopi di rumahku punya hasrat yang sama denganku pada papaya itu dan tak sanggup menahan godaannya. Hiksss.....urut dada berusaha ikhlas meski dalam hati sempat teriak ‘’kok diambil semua siiihh???sisain dua kek’’.
Ada lagi kisah Pepaya yang pohonnya kurus dan kerdil. Sudah begitu, dia dianiaya pula oleh anak-anak yang lewat samping rumah hingga akhirnya hampir mati. Untung segera dipindahkan ke tempat lain yang Saya anggap lebih subur. Yeeaayyy....Pohonnya bisa survive, bahkan lebih subur dan buahnya lebih gede dibandingkan teman-temannya yang lain. Semangat hidupmu patut ditiru, Pepayaku...
Memiliki Pohon Pepaya bisa jadi ladang kebaikan loh..heheh...Agak berbeda dengan pohon buah lain yang harus tunggu matang baru bisa dibagi-bagikan ke para tetangga. Nah, kalau Pepaya, meski masih muda, ada saja tetangga yang datang minta buahnya untuk disayur. Atau kalau ada yang ingin masak daging, biar cepat lunak, mereka tak segan-segan meminta daunnya padaku. Bahkan pernah ada yang meminta daunnya untuk obat. Ternyata daun papaya berkhasiat untuk menambah nafsu makan, mengontrol tekanan darah, nyeri haid, sampai obat jerawat. Intinya, mulai dari daun, buah,biji, akar sampai kulit nya memiliki manfaat yang luar biasa. Makanya siapa saja yang membutuhkan Pohon Pepaya, ketuk saja pintu rumahku, dengan senang hati kuberikan. Bukankah sudah seharusnya kita memberikan manfaat, kasih sayang dan kebaikan pada sesama, apapun bentuknya ?tentu saja itu bisa kita wujudkan salah satunya dengan menanam Pohon Pepaya. Sesederhana itu.
Tulisan ini diikutsertakan pada ''Give Away : Aku dan Pohon '' Periode 1 Agustus - 15 September 2013
Minggu, 04 Agustus 2013
...sebelum berlalu...
Assalamualaikum....
Ini hari ke 27 ramadan. Tak lengkap rasanya kalau tidak meninggalkan jejak berupa tulisan untuk Ramadan kali ini. Kenapa baru sekarang ?biar bahan tulisannya lebih lengkap (halah..alibi ). Seperti tidak berasa ya, tau tau aja, Ramadan sudah melewati fase keduanya, masuk pada fase ketiga,10 hari terakhir, and sekarang tinggal sedikit hari lagi Ia pun akan berlalu.
Beberapa hari yang lalu ramai dengan status soal THR. Ada yang bikin status THR sambil tersipu-sipu, ada juga yang sambil treak-treak. Mulai dari bahasa yang mengharukan sampai yang bikin terbahak-bahak. Ada yang pakai personifikasi, ada pula yang hiperbola...Ada yang aromanya mengiba, tak sedikit beraroma mengancam..serruu ajah...
Coba simak status teman-teman berikut ini :
Umy SwaraAlam: pengusaha yang tdk beri THR terancam 1 bulan – 4 th penjara (ngancem siapa sih, Mi ??:P)
Arya destraya: Alhamdulillah dapat THR, sekian lama dicari-cari..ternyata di perempatan wua2 belok kiri..itulah THR (Itu sih Tempat Hiburan Rakyat)
Angsar : Menanti THR dari langit (ngarep banget yaakk)
Jusmiaty: THR is THR...Taktis is Taktis.. (versi PNS pasti nih)
Bu Samsu: THR oh THR, bukannya meningkat....(disyukuri atuh, Bu..)
Ade : Dengan menyebut nama THR, aku berlindung dari godaan diskon 70 % (penghuni Dept. store nih :D)
Arham Kendari : Jumat terakhir bulan Ramadan, tak ada kepastian paket mentega lebaran. Demi kau dan seloyang adonan, terpaksa beralih menggantung harapan pada kena arisan (kwkwkw.....dasar gokillllll)
Nah, sekarang sudah adem tuh soal THR. Semoga semua sudah kebagian ya..^___^
Bagi Saya, Paling tidak, ada 3 yang Saya rasakan menjelang berakhirnya Ramadan. Biasanya perasan ini membuncah saat sadar Idul fitri sudah di depan mata. Saat hidung menangkap wangi aroma kue kering yang tengah di oven. Ketika membaui aroma cat yang tengah dikuaskan didinding rumah, atau ketika shaf di mesjid makin maju sementara para penggila belanja serius ngantri di kasir – kasir Departemen store.
Rindu. Ramadan memang ajaib. Betapa Ia dirindukan bahkan sebelum Ia berlalu, sebelum Ia pergi. Bila Ia telah benar-benar berlalu, itu artinya Ia harus dinanti setahun lagi. Iya kalau ketemu , kalau tidak ?? padahal Ia lah satu-satunya bulan yang penuh diskon atas dosa-dosa kita, dan penuh bonus bagi sekecil apapun amal ibadah yang kita lakukan. Kata Penceramah Taraweh beberapa malam lalu, andai kita tahu apa yang terkandung di dalam Ramadan, pasti kita pengennya selalu Ramadan sepanjang tahun.
H2C. Apapun kondisinya,niatnya sih, sepanjang Ramadan selalu diupayakan melakukan ibadah dengan kualitas terbaik yang Saya punya. Meski semangatnya kadang kencang kadang kendur kayak karet gelang, meski tertatih di tengah himpitan kesibukan rumah dan kantor. Tidak ada alat yang bisa mengukur apakah ibadah yang sudah dilakukan ini sudah sebaik yang saya pikirkan dan diterima disisiNya (paling tidak diliriklah). Itulah sebabnya muncul H2C alias Harap-harap Cemas. Jangan sampai puasa ini hanya sekedar menahan lapar dan haus...aduh, jangan dong....Jadi ingat Juz yang nggak nambah-nambah, sedekah yang masih ragu-ragu mengeluarkan uang merah, hati yang masih sering gondok sampai ingin nonjok orang sampai penyok, mulut yang masih komen gossip ter-hot, waktu yang masih lebih banyak sia-sianya...dan masih banyak lagi....huuuuaaaaaa.....jauh sekali dari kualitas terbaik....hikkss...
Senang-senang Sedih,, Sedih-sedih senang. Siapa coba yang tidak senang bin bahagia saat lebaran tiba? Ied Mubarak...Senang sudah bisa bertemu Ramadan tahun ini, senang masih bisa berpuasa dan lainnya, senang akhirnya Ramadan bisa dilalui,Senang suasana idul fitri, senang kembali menjadi fitra (semoga..amin),pokoknya senang, bahagia, happyyyyy.......tapi sedih juga..karena ya itu tadi, ramadannya bakal segera berlalu tanpa meninggalkan jaminan akankah ada umur agar jumpa lagi. Akankah kita berjumpa lagi,Ramadan ? Semoga...amin....
Apakah ini juga yang kalian rasakan ??? Untill We meet again, Ramadan...
** Ramadan kali ini diwarnai suara indah Maher Zain ‘’Ramadan’’**
But how I wish you’d be here with me all year around
Ramadan...ramadan..ramadan ya habib
Ramadan...ramadan..laytaka dawman gareeb
Ini hari ke 27 ramadan. Tak lengkap rasanya kalau tidak meninggalkan jejak berupa tulisan untuk Ramadan kali ini. Kenapa baru sekarang ?biar bahan tulisannya lebih lengkap (halah..alibi ). Seperti tidak berasa ya, tau tau aja, Ramadan sudah melewati fase keduanya, masuk pada fase ketiga,10 hari terakhir, and sekarang tinggal sedikit hari lagi Ia pun akan berlalu.
Beberapa hari yang lalu ramai dengan status soal THR. Ada yang bikin status THR sambil tersipu-sipu, ada juga yang sambil treak-treak. Mulai dari bahasa yang mengharukan sampai yang bikin terbahak-bahak. Ada yang pakai personifikasi, ada pula yang hiperbola...Ada yang aromanya mengiba, tak sedikit beraroma mengancam..serruu ajah...
Coba simak status teman-teman berikut ini :
Umy SwaraAlam: pengusaha yang tdk beri THR terancam 1 bulan – 4 th penjara (ngancem siapa sih, Mi ??:P)
Arya destraya: Alhamdulillah dapat THR, sekian lama dicari-cari..ternyata di perempatan wua2 belok kiri..itulah THR (Itu sih Tempat Hiburan Rakyat)
Angsar : Menanti THR dari langit (ngarep banget yaakk)
Jusmiaty: THR is THR...Taktis is Taktis.. (versi PNS pasti nih)
Bu Samsu: THR oh THR, bukannya meningkat....(disyukuri atuh, Bu..)
Ade : Dengan menyebut nama THR, aku berlindung dari godaan diskon 70 % (penghuni Dept. store nih :D)
Arham Kendari : Jumat terakhir bulan Ramadan, tak ada kepastian paket mentega lebaran. Demi kau dan seloyang adonan, terpaksa beralih menggantung harapan pada kena arisan (kwkwkw.....dasar gokillllll)
Nah, sekarang sudah adem tuh soal THR. Semoga semua sudah kebagian ya..^___^
Bagi Saya, Paling tidak, ada 3 yang Saya rasakan menjelang berakhirnya Ramadan. Biasanya perasan ini membuncah saat sadar Idul fitri sudah di depan mata. Saat hidung menangkap wangi aroma kue kering yang tengah di oven. Ketika membaui aroma cat yang tengah dikuaskan didinding rumah, atau ketika shaf di mesjid makin maju sementara para penggila belanja serius ngantri di kasir – kasir Departemen store.
Rindu. Ramadan memang ajaib. Betapa Ia dirindukan bahkan sebelum Ia berlalu, sebelum Ia pergi. Bila Ia telah benar-benar berlalu, itu artinya Ia harus dinanti setahun lagi. Iya kalau ketemu , kalau tidak ?? padahal Ia lah satu-satunya bulan yang penuh diskon atas dosa-dosa kita, dan penuh bonus bagi sekecil apapun amal ibadah yang kita lakukan. Kata Penceramah Taraweh beberapa malam lalu, andai kita tahu apa yang terkandung di dalam Ramadan, pasti kita pengennya selalu Ramadan sepanjang tahun.
H2C. Apapun kondisinya,niatnya sih, sepanjang Ramadan selalu diupayakan melakukan ibadah dengan kualitas terbaik yang Saya punya. Meski semangatnya kadang kencang kadang kendur kayak karet gelang, meski tertatih di tengah himpitan kesibukan rumah dan kantor. Tidak ada alat yang bisa mengukur apakah ibadah yang sudah dilakukan ini sudah sebaik yang saya pikirkan dan diterima disisiNya (paling tidak diliriklah). Itulah sebabnya muncul H2C alias Harap-harap Cemas. Jangan sampai puasa ini hanya sekedar menahan lapar dan haus...aduh, jangan dong....Jadi ingat Juz yang nggak nambah-nambah, sedekah yang masih ragu-ragu mengeluarkan uang merah, hati yang masih sering gondok sampai ingin nonjok orang sampai penyok, mulut yang masih komen gossip ter-hot, waktu yang masih lebih banyak sia-sianya...dan masih banyak lagi....huuuuaaaaaa.....jauh sekali dari kualitas terbaik....hikkss...
Senang-senang Sedih,, Sedih-sedih senang. Siapa coba yang tidak senang bin bahagia saat lebaran tiba? Ied Mubarak...Senang sudah bisa bertemu Ramadan tahun ini, senang masih bisa berpuasa dan lainnya, senang akhirnya Ramadan bisa dilalui,Senang suasana idul fitri, senang kembali menjadi fitra (semoga..amin),pokoknya senang, bahagia, happyyyyy.......tapi sedih juga..karena ya itu tadi, ramadannya bakal segera berlalu tanpa meninggalkan jaminan akankah ada umur agar jumpa lagi. Akankah kita berjumpa lagi,Ramadan ? Semoga...amin....
Apakah ini juga yang kalian rasakan ??? Untill We meet again, Ramadan...
** Ramadan kali ini diwarnai suara indah Maher Zain ‘’Ramadan’’**
But how I wish you’d be here with me all year around
Ramadan...ramadan..ramadan ya habib
Ramadan...ramadan..laytaka dawman gareeb
Rabu, 31 Juli 2013
Re-POST 2 : ...SILVER...
Assalamualaikum.....
Berikut ini tulisan saya (masih di blog lama) yang bikin saya mengharu biru di pagi ini. Ternyata getaran saat saya menuliskannya 17 Maret 2009 lalu, masih sama dengan yang saya rasakan kini. just cekidot :
Saat Silver Pergi...
Namanya Silver. Itu nama udara yang dia pakai sebagai fans Pro 2 Kendari. kalau nama sebetulnya saya tidak pernah tahu karena hubungan yang kita punya hanyalah sebatas penyiar dengan pendengarnya. Selama ini dia sering bergabung di beberapa acara Pro 2 seperti Tanda kasih, gita Pro 2, dll. Biasanya lewat telpon atau SMS, sama saja seperti pendengar lainnya.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan fans yang satu ini . Cuma jujur saya pernah agak ilfill kalau dengar suaranya di telpon saat mengudara. Suaranya kayak orang yang tidak makan selama berhari-hari. Loyo....lunglai...sayup-sayup. Saya pernah berpikir barangkali anak ini "bikin-bikin" suaranya biar terdengar seksi. Di samping itu, dia juga banyak tahu tentang saya. Tahu tanggal lahir, nama adik cowok saya, and alamat rumah. Yang bikin bete, semuanya dia infokan secara live saat saya siaran. Pernah juga dia bawa kumpulan cerpen yang dia tulis sendiri dalam sebuah buku album. Penyiarnya disuruh baca cerita pendek tulisan tangan pake tinta biru dan hitam itu.
Pernah waktu siaran, dia datang ditemani sahabatnya, Ani yang juga Pendengar Pro2. Ternyata anaknya sangat kurus, dengan wajah yang putih pucat. Baju kaos hijau yang dipakainya nampak longgar menutupi tubuh tirusnya. Pas kenalan dan ngobrol, suaranya yang asli ternyata emang tak bertenaga layaknya orang yang tidak makan. Aduh....jadi kasian sama cewek itu. Jilbab putihnya makin menambah pucat wajah polosnya yang tersenyum malu-malu di sore itu. Tidak disangka, ternyata selama ini dia sering mencari informasi dari berbagai sumber tentang saya dan teman-teman penyiar lainnya. Selain itu dia mengaku suka sembunyi-sembunyi datang di acara off air untuk bisa melihat penyiar pro 2 yang selama ini hanya mendengar suaranya. Waktu mereka pamitan pulang, saya sempat memegang pergelangan tangannya dan merasakan betapa kurusnya dia. Saya melepas mereka meninggalkan studio pro 2 senja itu sambil becanda : " jangan lupa...makan yang banyak ya....ntar diterbangkan angin loh...."
Ada yang berubah setelah pertemuan itu. Kesan yang bikin ilfill dari dia langsung hilang. Ada rasa kasian yang mendalam kalau ingat wajah tirusnya. Setiap kali bergabung di acara siaran pro 2, selalu saya bercanda : "sudah makan, belum ?" atau " udah naik berapa kilo nih ? ", "jangan-jangan yang naik dakinya doang nih...hahaha". Sesekali sambil malu-malu dia hanya bilang : " Makanya....Mbak Lala temani makan, dong....". Kalau dulu paling malas deh kalau harus memutar lagu yang dia request yang itu-itu saja. Namun beberapa kali kalau ingat dia, tanpa dia SMS pun, dengan senang hati lagunya saya putar.
25 februari lalu, sehari sebelum ulang tahunku, Silver menyempatkan bergabung di acara TANDA KASIH untuk mengucapkan selamat ultah. Besoknya, tepat 26 Februari, dia kirim SMS lagi untuk say congrats....Perhatian banget nih anak...
Setelah itu, tidak ada kabar apa lagi tentang dia. Tidak pula ada perjumpaan yang kedua dan seterusnya. Saya juga tidak lagi konsen dengan keberadaannya. Tetaplah sebatas penyiar dan pendengar seperti biasanya. Sampai hari ini.....
Ada SMS dari salah satu teman penyiar dan juga salah satu pendengar yang mengabarkan Silver meninggal Dunia. Kaget....sakit apa ? kapan sakitnya ?....Komplikasi beberapa penyakit yang tidak begitu jelas ternyata menjadi bagian hidupnya selama ini dan sekaligus menjadi penyebab ia tutup usia.
Sore ini hampir persis sama waktunya saat Silver datang ke studio pro 2. Jadi ingat wajah pucatnya, senyum malu-malunya, suaranya yang lunglai, lagu-lagu favoritnya......Ah, jadi renungan lagi nih. Betapa umur tidak terduga. Tak peduli tua ataupun muda dapat saja berguguran kapanpun Sang Pemiliknya mau. Kita tidak pernah tahu inikah hari terakhir kita atau masih adakah hari-hari di depan ?
Untunglah masih sempat "dekat" dengan dia menjelang akhirnya. Alangkah sebuah penyesalan yang besar bila tak sempat memberi kebahagiaan untuknya meski hanya memutarkan lagu kesukaannya. Untunglah sebelum terlambat. Kepergian Silver membuatku bertekad untuk selalu mengusahakan kebaikan bagi orang lain dalam setiap hari yang dilewati. Lebih banyak kebahagiaan dan manfaat lagi untuk dibagikan.
Selamat jalan, Silver......
Berikut ini tulisan saya (masih di blog lama) yang bikin saya mengharu biru di pagi ini. Ternyata getaran saat saya menuliskannya 17 Maret 2009 lalu, masih sama dengan yang saya rasakan kini. just cekidot :
Saat Silver Pergi...
Namanya Silver. Itu nama udara yang dia pakai sebagai fans Pro 2 Kendari. kalau nama sebetulnya saya tidak pernah tahu karena hubungan yang kita punya hanyalah sebatas penyiar dengan pendengarnya. Selama ini dia sering bergabung di beberapa acara Pro 2 seperti Tanda kasih, gita Pro 2, dll. Biasanya lewat telpon atau SMS, sama saja seperti pendengar lainnya.
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan fans yang satu ini . Cuma jujur saya pernah agak ilfill kalau dengar suaranya di telpon saat mengudara. Suaranya kayak orang yang tidak makan selama berhari-hari. Loyo....lunglai...sayup-sayup. Saya pernah berpikir barangkali anak ini "bikin-bikin" suaranya biar terdengar seksi. Di samping itu, dia juga banyak tahu tentang saya. Tahu tanggal lahir, nama adik cowok saya, and alamat rumah. Yang bikin bete, semuanya dia infokan secara live saat saya siaran. Pernah juga dia bawa kumpulan cerpen yang dia tulis sendiri dalam sebuah buku album. Penyiarnya disuruh baca cerita pendek tulisan tangan pake tinta biru dan hitam itu.
Pernah waktu siaran, dia datang ditemani sahabatnya, Ani yang juga Pendengar Pro2. Ternyata anaknya sangat kurus, dengan wajah yang putih pucat. Baju kaos hijau yang dipakainya nampak longgar menutupi tubuh tirusnya. Pas kenalan dan ngobrol, suaranya yang asli ternyata emang tak bertenaga layaknya orang yang tidak makan. Aduh....jadi kasian sama cewek itu. Jilbab putihnya makin menambah pucat wajah polosnya yang tersenyum malu-malu di sore itu. Tidak disangka, ternyata selama ini dia sering mencari informasi dari berbagai sumber tentang saya dan teman-teman penyiar lainnya. Selain itu dia mengaku suka sembunyi-sembunyi datang di acara off air untuk bisa melihat penyiar pro 2 yang selama ini hanya mendengar suaranya. Waktu mereka pamitan pulang, saya sempat memegang pergelangan tangannya dan merasakan betapa kurusnya dia. Saya melepas mereka meninggalkan studio pro 2 senja itu sambil becanda : " jangan lupa...makan yang banyak ya....ntar diterbangkan angin loh...."
Ada yang berubah setelah pertemuan itu. Kesan yang bikin ilfill dari dia langsung hilang. Ada rasa kasian yang mendalam kalau ingat wajah tirusnya. Setiap kali bergabung di acara siaran pro 2, selalu saya bercanda : "sudah makan, belum ?" atau " udah naik berapa kilo nih ? ", "jangan-jangan yang naik dakinya doang nih...hahaha". Sesekali sambil malu-malu dia hanya bilang : " Makanya....Mbak Lala temani makan, dong....". Kalau dulu paling malas deh kalau harus memutar lagu yang dia request yang itu-itu saja. Namun beberapa kali kalau ingat dia, tanpa dia SMS pun, dengan senang hati lagunya saya putar.
25 februari lalu, sehari sebelum ulang tahunku, Silver menyempatkan bergabung di acara TANDA KASIH untuk mengucapkan selamat ultah. Besoknya, tepat 26 Februari, dia kirim SMS lagi untuk say congrats....Perhatian banget nih anak...
Setelah itu, tidak ada kabar apa lagi tentang dia. Tidak pula ada perjumpaan yang kedua dan seterusnya. Saya juga tidak lagi konsen dengan keberadaannya. Tetaplah sebatas penyiar dan pendengar seperti biasanya. Sampai hari ini.....
Ada SMS dari salah satu teman penyiar dan juga salah satu pendengar yang mengabarkan Silver meninggal Dunia. Kaget....sakit apa ? kapan sakitnya ?....Komplikasi beberapa penyakit yang tidak begitu jelas ternyata menjadi bagian hidupnya selama ini dan sekaligus menjadi penyebab ia tutup usia.
Sore ini hampir persis sama waktunya saat Silver datang ke studio pro 2. Jadi ingat wajah pucatnya, senyum malu-malunya, suaranya yang lunglai, lagu-lagu favoritnya......Ah, jadi renungan lagi nih. Betapa umur tidak terduga. Tak peduli tua ataupun muda dapat saja berguguran kapanpun Sang Pemiliknya mau. Kita tidak pernah tahu inikah hari terakhir kita atau masih adakah hari-hari di depan ?
Untunglah masih sempat "dekat" dengan dia menjelang akhirnya. Alangkah sebuah penyesalan yang besar bila tak sempat memberi kebahagiaan untuknya meski hanya memutarkan lagu kesukaannya. Untunglah sebelum terlambat. Kepergian Silver membuatku bertekad untuk selalu mengusahakan kebaikan bagi orang lain dalam setiap hari yang dilewati. Lebih banyak kebahagiaan dan manfaat lagi untuk dibagikan.
Selamat jalan, Silver......
Langganan:
Postingan (Atom)