Assalamualaikum....
Hari ini (31 Maret 2014), hari terakhir menyandang gelar Penyiar. HIkss.. Sedih dong, selama 11 tahun berjibaku dengan tugas -tugas siaran yang "aduhai" itu, dan sekarang saatnya untuk gantung bibir. Ga berlebihan sih menurutku kalau bawaannya jadi pilu begini. Kalau nengok , kilas balik selama hampir 12 tahun ini, rasanya siaran itu sudah mendarah daging, sampe di tulang belulang malah. Bukan hanya Garuda yang ada di dadaku, tapi RRI juga sudah disematkan didadaku ini.
Jadi penyiar itu gampang-gampang sulit, sulit-sulit gampang. Asik tapi menderita, menderita tapi asik. Hehehhe. Beneran loh, kalau jadi penyiar itu harus tahan banting, harus siap bermental baja, ga bisa setengah hati, wajib berkorban demi tanah air tumpah darahku. Bayangkan ya, kalau dapat siaran subuh (jam 5 pagi sampai jam 10 pagi ), orang masih asik di bawah selimut, kita sudah harus bangun preapare. Padahal semalamnya juga belum tentu tidur nyenyak karena "mikir" jangan sampe telat bangun. Sampai-sampai kadang kita mimpi sudah ada di studio, mimpi datang telat, dan mimpi ga indah lainnya. Atau kalau dapat jatah siaran malam (20.00 sampai 24.00). Bagi orang seperti saya yang jam tidurnya 21.00, ini lumayan menyiksa. Jam sepuluh malam sudah nguap-nguap tapi harus tetap cuap-cuap. Tak jarang kami ketiduran di studio dan bangun kalap kalau relay berita atau lagunya sudah lewat. Itu baru dari segi jadwal ya. Belum lagi kalau kondisi cuaca tidak bersahabat. Mau hujan, badai, banjir, lagi ga mood, lagi lebaran, lagi pengen hang out sama temen, wuuiihh...ga ada istilah. Pokoknya kalau jadwal siaran, ya harus kudu wajib masuk on air. Paling pilu tuh kalau lagi hari raya, masih pengen rasanya kumpul sama keluarga, eh, sudah harus siap-siap mengudara lgi. Itu rasanya kayak telan tulang ikan Hiu. Atau kalau teman-teman lagi pada ngumpul trus kita ga bisa ikutan gegara harus siaran, dan hanya memandangi eksis narsis bin selfie mereka di medsos. Iihh...rasanya kayak kena asma tingkat propinsi. Yang paling parah khususnya buat emak-emak kayak saya nih, kalau anak sakit misalnya. Sudahlah kita ga tidur semalaman karena jagain bocah, eh subuhnya harus merangkak ke studio tanpa kenal ampun. Nyesek banget deh. Bibir di studio tapi pikiran di rumah. Itu sih masih seujung kuku, masih banyak duka-duka yang mencubit bahkan mnegiris kalbu, couldn't mention behind.
Tapi, senengnya juga ga sedikit. Setiap 5 hari sekali kita bisa libur. Dalam sehari siarannya 5 jam, jadi ada waktu 19 jam buat keluarga n diri kita sendiri. Ga kayak pegawai lainnya yang kerja 8 to 5, seharian di kantor melulu. Trus, banyak kesempatan ketemu banyak orang. dari ketemu banyak orang itulah tercipta kesempatan-kesempatan baru yang bisa lebih menjanjikan buat pengembangan potensi diri. Misalnya eykeh nih, bisa dipercaya jadi MC sampai trainer (meski baru dikit jam terbangnya) lantaran dikenal sebagai penyiar. Bisa ikut berbagai event/seminar dan sejenisnya saat radio kita jadi sponsor. Pokoknya bagi yang doyan sama self development, jadi penyiar itu adalah kesempatan yang baik. Oh ya, jadi penyiar itu ga perlu tenaga yang kuat. Karena kebanyakan kita kan hanya ngisi play list, siapkan info-info, online 5 jam full dan bersuara. Meski, kalau pulang ke rumah capeknya baru kerasa. Yeah....it's so fun.
Karena harus mengabdi di tempat lain, maka mulai hari ini saya pensiun jadi penyiar kontinyu. Artinya, jadwal saya sudah ga terpaku sama jadwal siaran yang terbagi 4 sift itu. Ga ada lagi tergopoh-gopoh naik tangga menuju studio saat masih subuh dengan muka bantal, atau kejedot mic lantaran ga sanggup ganjal mata kalau siaran sampai midnite, dan seterusnya-seterusnya. Ah, saya akan sangat merindukan itu sepertinya. Gantung bibir bukan hal yang mudah bagi saya karena passion saya memang cuap-cuap. saya akan merindukan (sangat-sangat) setiap jengkal studio ini beserta semua kelengkapan yang ada di dalamnya (elus-elus mic dan mixer).
Satu setengah jam lagi, jam 10 pagi, saatnya meninggalkan studio ini. Bisa jadi saya masih akan disini, bercanda dengan mic dan mixer lagi. Itu harapan saya, minimal nanti punya weekly program sendiri. Saya tidak mengucapkan salam perpisahan yang istimewa kepada teman-teman disini karena saya merasa tidak pernah akan meninggalkan mereka . Saya akan membawa semuanya dalam hati saya. Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun ku pergi ( RAN, Dekat di hati). Sangat berterima kasih dengan jelang 12 tahun kebersamaan ini.
Udah ah....5 detik lagi air mata saya bisa keluar nih. Segini saja. Saya bangga jadi penyiar. Dan akan selalu begitu. Meski sekarang saatnya gantung bibir, tapi kebanggaan itu ga akan pernah menyingkir. ^__^
Minggu, 30 Maret 2014
Sabtu, 22 Maret 2014
Setahun Kita
* Waktu siaran tinggal setengah jam lagi. Tapi boringnya sudah sampe ubun-ubun. Nah, biar ga terjebak bosan berantai, mending bikin fiksi mini. Ga sengaja ketemu gambar lucu dibawah ini yg temanya tentang 1 st Anniversary. ya udah, mulai deh nulis-nulis. Sekaligus nantangin diri respon cepat terhadap sebuah tema. Udah ah, selamat menikmati aja yaa......*
April to April...
sedikit hari lagi April. Di tanggal 3 nya aku ketemu kamu tahun lalu. Artinya hampir setahun kita. Tahu nggak arti setahun kita buatku ?? ini dia :
berkilo-kilogram rindu (baik yang bisa diungkapkan maupun tidak hehehe..malu aku)
ratusan text bbm sms ( nggak banyak hari kita ngga saling kirim text, kan?)
12 kali pertemuan (dengan durasi ada yang 5 detik dan ada satu dua yang 1,5 jam)
6 buah buku (A book is a gift you can open again and again. terima kasih *hug*)
2 kali cium tangan (kayak anak ke bapaknya, takjim)
1 kali makan siang bareng (grogi sampai hanya bisa minum es teh doang ^__*)
1 kali diantar ke kantor (grogi, ngarep jaraknya jauuuuuhhhh)
1 kali nonton bareng (grogi, duduknya bisa sedekat itu)
2 kali telpon (seneeeeeeeeennnggg......happy...happpyyyyyy)
ITU !!!!!!
April to April...
sedikit hari lagi April. Di tanggal 3 nya aku ketemu kamu tahun lalu. Artinya hampir setahun kita. Tahu nggak arti setahun kita buatku ?? ini dia :
berkilo-kilogram rindu (baik yang bisa diungkapkan maupun tidak hehehe..malu aku)
ratusan text bbm sms ( nggak banyak hari kita ngga saling kirim text, kan?)
12 kali pertemuan (dengan durasi ada yang 5 detik dan ada satu dua yang 1,5 jam)
6 buah buku (A book is a gift you can open again and again. terima kasih *hug*)
2 kali cium tangan (kayak anak ke bapaknya, takjim)
1 kali makan siang bareng (grogi sampai hanya bisa minum es teh doang ^__*)
1 kali diantar ke kantor (grogi, ngarep jaraknya jauuuuuhhhh)
1 kali nonton bareng (grogi, duduknya bisa sedekat itu)
2 kali telpon (seneeeeeeeeennnggg......happy...happpyyyyyy)
ITU !!!!!!
Kamu Ingat Aku saat di Parkiran doang
PWING PWING…PWING PWING
Sms….huff
“ balasan bbmku dari tadi ga sampe ya? Yang pagi tadi sama
sore ini”
“ ga ada yg sampe :( ”
“ saya pikir kamu sibuk jd ga bls bbmku pagi tadi. Nanti bbm kamu yg barusan baru saya ngeh kl
bbm balasankuku ga masuk ke kamu”
“ saya tadi ada beberapa acara sm teman. Sepanjang jalan bengong knp bbmku D terus. Ga dibaca apalagi
dibalas. Itukan bikin nyesek”
“ saya ga curiga kalau bbmku ga sampe soalnya kodenya D juga”
“ ya sudah kalau gitu”
“ eh sekarang saya lagi di parkiran SONYA nih. Kamu dirumah?malam minggu ngapain?”
“ Dirumah. Pantasan
kamu ingat saya, karena kamu lagi di tempat parkir”
“ apa hubungannya kamu dengan tempat parkir ?”
“ seingatku, kamu sms bbm saya selalunya kalau lagi di
tempat parkir. Parkiran rumah sakit,
parkiran toserba, parkiran Lippo, parkiran PDAM”
“ yeee…curang. BBM/SMS
saya yang dari rumah, kampus, Briton, Gramedia, tidak pernah dihitung”
“ iya…parkiran kampus, parkiran Briton, parkiran rumah,
parkiran Gramedia..hikssss"
Lama ga ada balasan .
Bingung kali kamu cari jawabannya gimana menghadapi ku. 15 menit kemudian
“ selamat magrib ya :)
“
IIhhh…..segitu doang. Malas ah balasnya. Tapi ga tega, akhirnya aku balas juga.
“ makasih”
Hikkksssssss………
Kamis, 27 Februari 2014
..Februari berseri-seri ^__^
Assalamualaikum….
Februari berseri-seri.
Itu status BB yang saya pasang pada 1 Februari 2014 lalu. Tentu saja dengan harapan dan doa terbaik
agar bulan kelahiranku ini benar-benar berseri.
Di penghujung Februari ini, saya ingin flash back apa saja yang terjadi
di bulan ini.
Kabar meninggalnya seorang kakak kelas waktu SMA dulu tentu
bukan kabar yang baik. Kak Akbar yang
baik dan lucu itu ternyata berpulang ke penciptanya bulan ini. Kakak yang satu ini terkoneksi dengan unik
sebenarnya dengan saya. Kami tidak
pernah ketemu sekalipun. Hanya tau dia
kakak kelas tapi tak pernah ketemu sewaktu SMA dulu. Kami justru akrab dif b atau BB. Beberapa chat kami masih tersisa hingga saat ini. Pernah kak Akbar yang bekerja di Jakarta ini
kembali ke Kendari utnuk sebuah acara
keluarga. Disaat itu dia mengundang saya
untuk hadir. Tapi berhubung saya sedang
dapat jadwal siaran, saya tidak memenuhi undangan tersebut. Beberapa waktu lamanya kami tak saling chat,
hingga akhirnya status BB teman menjelaskan bahwa kakak bertubuh tambun itu
sudah pergi selamanya. Sedih juga
rasanya. Meski kami tak pernah saling
jumpa, namun kedekatan yang terbangun via chat sudah lumayan baik sehingga rasa
kehilangan muncul juga. Selamat jalan,
kak….:’(
Kabar menggemparkan terjadi saat pengumuman kelulusan cpnsd
K2. Ada namaku disitu. Tahunya juga dari salah satu bestiest yang
dengan hebohnya menginformasikan berita gembira itu. Wah, jadi ingat perjuangan selusin kali tes
cpnsd ga lulus-lulus. Pas harapan sudah
makin tipis, eh di saat itulah Allah mengabulkan doa-doa terkait hal itu. Kebagaiaan ini sedikit timpang saat mengingat
11 tahun bekerja di radio dan harus meninggalkannya. Itu bikin hatiku miris. Bahagia dengan kelulusan tapi sedih akan berpisah
dengan studioku. Ibaratnya, saya dilamar
oleh pangeran impian tapi diputuskan oleh pangeran pujaan. Halaahh……seperti patah hati. Namun saya tentu bersyukur luar biasa dengan
kelulusan ini. Syukur yang tak ada
putusnya. :D
Saat ulang tahun pun menjadi momen membahagiakan. Dapat 3 kejutan ulang tahun, dapat 2 cake ulang
tahun, kado macam-macam (nano spray, sepatu,Alquran pelangi, buku dan foto
rangkuman kegiatan selama siaran) , semuanya melengkapi kebahagiaan di
Februari. Yah, after all, bisa dibilang
februari ini berseri-seri. Trima
kasih semuanya…terima kasih untuk
semuanya….
..Kangen Aku
* kali ini lagi kangen, sayangnya ga tau kangen sama siapa/apa. hihihihiih...aneh yaaa...Pas blogwalking nemu tulisan tentang kangennya seseorang yang ga ada habisnya. Saya suka dengan tulisan itu, dan nantangin diri sendiri buat cerita yang temanya sama tapi versi berbeda. Jiaaahhh.....Nah, karena yang kangen itu adalah saya, maka beberapa momen pribadi saya, jadi latar cerita ini. Ngarep dikangeni gitu. heheh...Bertepatan juga sama momen ultah saya. Ya udah masuklah momen itu disertai imaginasi-imaginasi yang sedikit alay. Suka-suka penulisnya dong...hahhaha.....selamat menikmati. *
Normalnya, saat kangen menyesak dijiwa, maka pertemuan akan menjadi obat penenangnya. Berjumpa dengan orang yang dirindukan tentu akan menghapus rasa rindu meski sejenak saja. Namun ternyata tidak selalu demikian. Kangen justru bisa menjadi lebih menganga akibat suatu pertemuan. Virusnya telah imun terhadap pil antibiotic yang dijagokan oleh suatu perjumpaan. Aneh memang….namun itulah yang bisa terjadi. Itulah rindu yang aku punya.
Normalnya, saat kangen menyesak dijiwa, maka pertemuan akan menjadi obat penenangnya. Berjumpa dengan orang yang dirindukan tentu akan menghapus rasa rindu meski sejenak saja. Namun ternyata tidak selalu demikian. Kangen justru bisa menjadi lebih menganga akibat suatu pertemuan. Virusnya telah imun terhadap pil antibiotic yang dijagokan oleh suatu perjumpaan. Aneh memang….namun itulah yang bisa terjadi. Itulah rindu yang aku punya.
Ini bulan kesepuluh aku mengenalmu. Setelah sebuah perjumpaan di suatu senja
dengan kesan mendalam. Kita cukup
mengerti untuk tidak heboh layaknya usia belasan dalam mengatasi perasaan-perasaan yang tidak kita mengerti
bagaimana munculnya. Termasuk mengatasi
Rindu, kangen atau apalah namanya lainnya jika ada. Kita mengakui saat rindu itu hadir, lalu ia
mulai menyesakan rongga dada, menyulut rasa ingin bertemu sekedar menatap mata
, melempar senyum, sedikit bertanya kabar,tanpa bisa lebih dari itu. Namun kita sangat-sangat sadar bahwa kata
yang mewakili itu adalah TIDAK MUDAH.
Meski demikian, kita hanya manusia biasa. Beberapa kali dengan bermodalkan kenekatan
(yang diciptakan oleh si kangen itu), kita pun bertemu. Masih kuingat pertemuan pertama kita di acara
meet and great seorang penulis buku dan juga actor serta comedian itu. Huff, betapa mendebarkannya menunggu
kehadiranmu. Menit-menit yang berlalu
seakan begitu lambat. Seperti ada
deburan ombak yang kencang di dadaku.
Padahal saat bertemu kita hanya
sanggup say hai, lalu duduk di satu meja dengan kursi yang terpisah oleh 3 kursi
lainnya. Lalu selama 2 jam, kita sibuk
dengan pikiran yang lebih focus pada lelucon si penulis yang sukses membuat
ngakak seratusan penontonnya. Meski aku
akui, pikiran itu kadang terbang padamu sesekali. Setelah itu, kita keluar dari hotel tempat acara
tersebut, dengan jarak yang lebar seolah
tak kenal satu sama lain. Taxi pesananku
tiba, hanya sempat salaman, saling mengucapkan terima kasih, dan
sudah….berpisah….Pertemuan pertama itu tentu saja tak cukup untuk mengobati
kangen setelah sebulan lebih tak bertemu.
Buktinya, setiba di rumah, kita kembali betah mengirimkan pesan hingga
kantuk membuat kita tak berkutik. Setelah itu kita kembali ke kondisi semula,
tak pernah bertemu dan hanya mengandalkan pesan-pesan yang bisa jadi ratusan
jumlahnya.
Dua bulan berikutnya, kangen itu semakin menyerang. Ia seperti wabah yang tak sanggup dihadang
oleh benteng hati kita. Apalagi kita
sempat terpisah seminggu karena tugas luar kota membawamu ke Denpasar. Jadi maklumlah, hatiku meloncat girang saat
kamu nekat (lagi-lagi) untuk menemuiku
di kubikel tempatku bekerja, tempat
dimana hanya disitulah kita berani bertemu, karena hanya ada kita. Jujur kala itu aku berharap bisa melunaskan
rindu itu dalam obrolan hangat yang panjang.
Namun sayang di sayang, kau hanya hadir semenit lebih. Masuk
ke kubikelku, menyalami, memberikan ole-oleh buku yang kau janjikan, dan
pergi lagi. Bagaimana rindu bisa tuntas dengan cara seperti itu? Tapi
kita tak bisa berbuat apa apa karena memang hanya itulah jatah pertemuan yang
kita punya. Ingin memang pertemuan itu
bisa benar-benanr menuntaskan kerinduan yang pedih. Tapi tidak bisa,,,sungguh tak bisa.
Kesempatan untuk menuntaskan rindu itu hadir kembali, saat
kita memang harus dipertemukan untuk sebuah tugas. Ada waktu satu setengah jam untuk bersama
sebenarnya. Namun karena peran yang kita
jalankan saat itu tak mampu benar-benar menjembatani kerinduan yang tertahan
lama. Apalagi grogi datang tanpa
diundang, hingga untuk menatap matamu saja rasanya malu sekali. Kau persis di depanku, menyuarakan
kecerdasanmu yang memikat itu.
Kecerdasan itulah yang menawan hatiku sejak awal mulanya. Setelah acara tuntas, perpisahanpun
bergegas. Begitu saja. Yah, tentu tak
mungkin memaksimalkan satu setengah jam itu sementara kita tidak hanya berdua
saja. Ada narasumber lain yang harus
kuinterview kala itu. Ya sudahlah, mari
berdamai dengan keadaan. Ikhlaskanlah
saat rindu itu tak tuntas.
Juli. Kau berulang
tahun. Tentu tak bisa kubiarkan tanpa
menjadikannya momen istimewa. Tanggal
itu kupahat diingatanku agar tak meleset apalagi terlupakan. Kita janjian lagi di kubikelku. Kali ini aku sudah tak mau berharap
lebih. Bahkan bila pertemuan ini hanya
berlangsung beberapa detik saja, aku rela.
Kali ini aku benar-benar menyerah berharap. Kubiarkan kau datang, berbasa basi sejenak
saja. Kado yang telah kusiapkan begitu
rupa, kuserahkan dengan penuh takzim.
Begitulah akhirnya. Kutelan
saja “andai-andai” yang menari
dipikiranku. Cukuplah begitu…biasakanlah
begitu. Rindu itu biarkan saja…
Saat-saat tak bertemu, adalah saat dimana kita
menyerahkan setiap untaian rindu hanya
pada rangkaian pesan-pesan kita yang biasa kau istilahkan kalibrasi. Meski untuk itupun sering kali terkendala
oleh signal yang lemah, waktu yang digerus kesibukan, serta beberapa kali
kontroversi ringan yang berakhir lucu dan damai. Setelah lebih dari 3 bulan, kamu berinisiatif
memberikan kejutan dengan datang tiba-tiba ke kubikelku. Yang direncanakan saja tak bisa menuntaskan
rindu kita, apalagi yang kejutan. Lucu
sekali saat kita bertemu namun dibatasi oleh pintu kaca kubikelku. Dan hanya tanganmu menjulur menyerahkan
sebuah buku lagi. Itu perjumpaan paling
dramatis yang pernah ada. Berjuta terima
kasih tak terucap dariku untuk kehadiran tak terdugamu. Kangen itu menggantung di langit-langit
kubikelku saat kau beranjak pergi pagi itu.
Februari berseri. Itu
tema yang tepat untuk Februari ini.
Begitu banyak kejutan. Seperti
ingin membalasku saat kau berulang tahun, di hari jadiku kali ini kau pun sudah
siap dengan kado yang jauh-jauh hari sudah kau siapkan. Kita pun berjanji bertemu tepat di hari
ulang tahunku. Yah, kau datang lagi
dengan semua keceriaan menyambutmu. Kali
ini tanpa kusangka kau tinggal lebih lama.
BUkan semenit dua menit, namun bertahan hingga setengah jam. Lama tak berjumpa bikin grogiku kambuh lagi. Tapi kita menikmati pertemuan kali ini, kan??
Sayangnya kita harus pisah lagi. But,
guess what?kau mau bertemu aku lagi besok harinya, traktiran ulang tahun
katamu. Hay…hay….kalau tahu indah
begini, aku mau dong ulang tahun tiap bulan…hehehhe….Dan, kita bertemu lagi
siang tadi. Makan siang bareng sambil
ngobrol begitu dekat. Grogi kusingkirkan
sejauh mungkin agar tak mengganggu kesempatan langka ini. Jangan bayangkan bisa berlama-lama
ya..karena setengah jam adalah quota pertemuan kami. Kami harus kembali berpisah. Namun kali ini terasa lebih indah. Menghangatkan. Beberapa jam usai bertemu aku masih
membayangjkan semua obrolan, celutuk dan canda kami. Ah…ternyata rindu itu tak jua tuntas…malah
semakin rindu rasanya, karena bisa jadi akan menunggu sangat lama untuk momen
langka ini. Seperti itulah rinduku….tak
bertepi meski perjumpaan terjadi….
..35 tahun
Assalamualaikum….
26 Februari 2014 saya ulang tahun.
Hehehe….Ternyata sudah 35 tahun loh umurku.
Ga nyadar atau ga mau terima nih sudah diusia itu? Bangun pagi, sudah dapat beberapa sms ucapan
selamat ulang tahun. Dari besties, dari
hubby dan dari orang penting lainnya.
Banyak doa yang mereka berikan untuk saya. Yang baik-baik pasti. Alhamdu…lillah…
Seperti ritual kalau ada besties yang ultah, pasti ada
traktiran dong. Jadilah siang tadi kami
janjian di salah satu rumah makan. Jam
12 siang, sudah lapar, besties sudah ngumpul, eh ada telpon dari kantor. Katanya emergency, wajib ke kantor tanpa ada
alas an apapun. Terpaksa deh cabut
dengan dongkol setelah minta besties untuk pesan makanan. Ternyata di kantor saya diberi surprise,
saudara-saudara. Meleleh juga akhirnya,
mengingat kejutan ini berasa kayak farewell party, hikssss…Yang bener-bener
bikin melting itu adalah kado dari teman-teman berupa kumpulan foto-foto saya
bersama mereka dibeberapa even kantor…hikkksss…I will always be a part of
you,guys…wherever I am….
Setelah air mata haru kering di kantor, balik lagi dong ke
tempat dimana besties menunggu dengan setia.
Untungnya mereka sudah makan duluan.
Kejutan kedua telah menanti ternyata.
Ada cake ultah berbentuk hati dengan lilin angka 35
ditengahnya….astagaahhh….sudah seumur ini ternyata saya…#lagi-lagi tak nyadar#
kwkwkkwkw
Kejutannya tak sampai disitu saja. Malam ini, seorang teman meluangkan waktunya untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi kado
sebuah buku. Sungguh momen penutup hari
yang menakjubkan.
Indah rasanya dikelilingi orang-orang yang mencintai dan
menyayangi kita. Bagi saya, kehadiran
mereka selalu menjadi kado terindah dan terbaik sepanjang tahun. Doa, harapan dan pengertian mereka selalu
menjadi keindahan yang memoles setiap
jejak langkahku.
Yeah….hari ini indah.
Terima kasih semuanya.
Senin, 17 Februari 2014
..Hujan Rindu
Assalamualaikum....
Sore ini siaran jam 3 sampai 8 malam. Blogwalking kesana kemari, ehh...tiba-tiba pengen nulis. Sayangnya ga bisa fokus nulis kalau pas lagi bercabang multitaskingnya. So, saya memutuskan, setelah menimbang lamaaaa sekali, untuk memposting juga tulisan ini. Ketikan fiksi yang simple sebenarnya, tapi menjadi sedikit istimewa (bagi saya) karena disertakan keberanian mempublishnya setelah sekian lama. Enjoy it ^__^
Sore ini siaran jam 3 sampai 8 malam. Blogwalking kesana kemari, ehh...tiba-tiba pengen nulis. Sayangnya ga bisa fokus nulis kalau pas lagi bercabang multitaskingnya. So, saya memutuskan, setelah menimbang lamaaaa sekali, untuk memposting juga tulisan ini. Ketikan fiksi yang simple sebenarnya, tapi menjadi sedikit istimewa (bagi saya) karena disertakan keberanian mempublishnya setelah sekian lama. Enjoy it ^__^
HUJAN RINDU (7 Juni 2013, Afternoon)
PING…Lagi dimana?
(bbm nya sore itu, ketika aku baru saja mengetikan pertanyaan yang sama)
Eh, lagi dimana,kak ?...loh kok pertanyaannya sama ?? Alhamdulillah frekuensinya masih bagus :D
(Frekuensi yg kumaksud adalah kekompakan, kesamaan apa yang kami pikirkan)
Lagi mo otw
Ok kak..titi dj
HENING….Sore mendung…dipastikan hujan akan segera ditumpahkan awan awan hitam yang tak kuasa lagi menahan berat di atas langit sana…Aku tak biasa dengan keheningan ini…Ada sesuatu di hatiku…pikiranku sedang tak di rumah melainkan tempat saat ini dia berada. jari jariku mengetik tuts smartphone lagi
Kak (hanya itu…tapi keluar dari hati)
Kenapa ?
Nda..ngecek aja…sibuk ya ? (sedikit melempar joke)
Nda…lagi duduk2 sambil liat hujan
Owh…disitu hujan ya? Disini ndak tuh…eh, hujan..tapi bukan hujan air (garing ya jokekku)
Trus hujan apa (ikon bingung )
(aku menarik nafas panjang, sejenak mempertimbangkan apa yang akan ku tullis)
Hujan rindu kwkkwkwkwkw (huffff)
Yea…I can feel it (Hah ??Ga nyangka dia akan menjawab begitu)
Iyakah ?
Yap….kerasa waktu kamu tulis “kak” (segitunya kah??huff)
(aku diam..ga bisa meulis lagi)
Kalau lagi hujan rindu,kamu ngapain? (tanyanya kemudian)
Nda ada…hanya berharap jaringan bagus biar bbman lancar (alamak…alangkah polosnya aku)
Ndak apa, kan? (masih aku)
It”s Ok (singkat sekali jawabnya, tapi bikin aku senang)
Do u feel d same ? (duh..beraninya aku menanyakan itu…tiba tiba aku takut jawabannya ga sama dengan yang ada dipikiranku…bagaimana kalau……Aku menghitung detik demi detik saat tanda “sedang menulis pesan” ia lakukan…..jantungku berdetak lebih cepat….bentar lagi bakal sesak nafas aku)
Zzzrrtttt…..(tanda getaran, karena bb aku silent)
Yea…makanya kemaren bela2in ketemuan ..meski di katain hantu..hikss
(pipiku bisa kupastikan merona….dia juga rindu aku….loncat-loncat..heheh. Aku jadi ingat pertemuan kurang dari semenit itu. Tanpa banyak kata, selain haii....ini bukunya...terima kasih....pulang dulu ya)
Hehehe….mendingan hantu drpd dikatain suster ngesot….(kalimat penetralisir perasaanku yang acak adut)
Pasti tadi nulis “kak” nya pake hati kan? (duh..pertanyaanmu)
Iya (ikon blushing) (tuh kan…aku polos banget…ga ahli ngeles)
Eh, hujannya udahan nih…otw home dulu ya….(owh…jangan henti dulu plisss)
Iya,kak..titi dj (itu lagi…jawaban pasrah)
Sesaat hening, tak ada aktifitas “sedang menulis pesan”…yah, sudah kelar obrolannya, pikirku
Zzzrrrtttt……(aku terkejut)
Eh, kalau lain kali kangen /rindu, pakai kode *nerd* saja ya…biar lucu :D (surprise!!!)
:D (tuh kan lucu diaa)
Kali ini aku rela hening karena aku akan menikmati obrolan barusan sepenuh hatiku..beberapa saat kemudian, saat aku hendak menuliskan status baru untuk menggambarkan suasana ini, aku mendapati statusnya, terganti 1 menit yang lalu
Hujan *nerd*
(seketika tak hanya senyumku, tapi hatiku juga tak kuasa mengembang)
Langganan:
Postingan (Atom)