CeritaCrita
untuk cerita yang layak dan patut di ceritakan
Rabu, 25 Juni 2014
..bego #1
Pernah ga sih kalian :
Setting keras volume hape, trus tiap beberapa menit kemudian ngecek apa ada sms atau telpon meski hapenya ga bunyi, bahkan kalau ga puas, langsung masuk ke menu pesan buat memastikan ada sms masuk atau tidak.
Berasa bego banget, kan?
#itu aku
X_X
(Fiksimini yg "semoga" ga kepanjangan)
Jumat, 20 Juni 2014
..Kepo Anggun
Assalamualaikum..
Kalau mau jujur yang malu-maluin, dengan ini saya menyatakan kalau saya masuk ke dalam golongan orang yang KEPO. Apaan sih itu?. KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. Simpelnya sih, mau tauuuu ajah. Heheh. Tidak ada yang salah menjadi KEPO-er selama itu ga merugikan siapa-siapa. Selama ini pun, belum pernah ada yang melemparkan sendal jepit apalagi duit ke saya gara-gara bakat kepo tersebut. Menurut penilaian diri saya sendiri,
saya itu keponya dalam batas yang wajar. Misalnya nih kalau ada istilah, topik,kisah dan semacamnya yang saya belum pernah dengar atau tahu sebelumnya, of course saya segera cari tahu dunk. Ya tanya langsung sumbernya kek, atau googling kek, dan cara-cara bermartabat lainnya. Selain itu saya juga cenderung kepo sama status teman-teman saya di medsos. Tapi, saya ga asal kepo juga. Serta ga kepo yang asal. Saya menyebut ke-kepo-an saya dengan istilah kepo yang anggun. Tsaaahh....
Kalau ada yang bilang kepo itu konotatif, ya ga sepenuhnya salah, bisa jadi dia pernah jadi korban ke-kepo-an orang lain dengan cara-cara tak bertanggung jawab hingga akhirnya bete sekatulistiwa. Atau ada yang ngerasa ga penting buat kepo karena menghabiskan waktu, ga penting aja kaleee. It's ok. Ini semua kan pilihan. Dan saya tetap memilih kepo sebagai satu hal yang baik-baik saja. Mau bukti, kalau kepo itu ga jelek? Ini dia kisah saya. Based on the true story loh..
Saya dan teman saya Tian, pagi itu tengah mengurus pemberkasan pekerjaan kami. Kami menunggu big bos untuk menandatangani berkas-berkas yang sudah berkali-kali diulang. Nah, sambil nunggu, kami setia bergandengan tangan dengan gadget masing-masing. Kami larut dalam keanggunan kepo pada status kontak di bbm. Disinilah kedahsyatan kepo terbukti. Tian mendapati salah satu kontaknya yang juga senasib dengan kami (cpnsd yang sibuk ngurus berkas dengan topik itu-itu juga), ,menulis status : salah lagi...salah lagi (lengkap dengan ikon tepok jidatnya). Dari situ, Tian kepo ke temannya itu. Via bbm Tian dapat info masih ada yang keliru di penanggalan berkas kami. Untung saja belum sampe ditandatangani big bos, jadi kami masih sempat membetulkan berkas dimaksud. Coba kalau Tian ga kepo,kami kan jadi ga tahu kalau ada perubahan lagi. Kan jadinya bakal eneg banget ketemu big bos berkali-kali untuk kekeliruan itu.
Kepo anggun lainnya, misalnya pada status. Kalau sedang lowong, saya sempatkan baca status teman/kontak saya di medsos. Kalau status ngeluh, ngamuk,pamer dan sejenisnya itu, biasanya sih lewat-lewat saja. Tapi kalau status sakit, sedang berduka, atau ulang tahun dan bahagia lainnya sebagai hasil kepo saya, ga butuh waktu lama langsung saja saya kasih ucapan tanda empati pada mereka. Inilah kepo terindah buat saya karena bisa menyalurkan rasa empati atas sedih atau bahagia orang lain.
Gimana, masih menganggap kepo itu sebuah dosa atau kegiatan yang ga penting? Terserah sih. Mungkin contoh-contoh tadi belum menyentuh manfaat kepo keseluruhan. Namun paling tidak bagi saya kepo itu ga selalu konotatif. Kepo yang anggun bisa menjadi sangat informatif sekaligus mengasah sisi manusiawi. Demikian.
Kalau mau jujur yang malu-maluin, dengan ini saya menyatakan kalau saya masuk ke dalam golongan orang yang KEPO. Apaan sih itu?. KEPO adalah singkatan dari Knowing Every Particular Object. Simpelnya sih, mau tauuuu ajah. Heheh. Tidak ada yang salah menjadi KEPO-er selama itu ga merugikan siapa-siapa. Selama ini pun, belum pernah ada yang melemparkan sendal jepit apalagi duit ke saya gara-gara bakat kepo tersebut. Menurut penilaian diri saya sendiri,
saya itu keponya dalam batas yang wajar. Misalnya nih kalau ada istilah, topik,kisah dan semacamnya yang saya belum pernah dengar atau tahu sebelumnya, of course saya segera cari tahu dunk. Ya tanya langsung sumbernya kek, atau googling kek, dan cara-cara bermartabat lainnya. Selain itu saya juga cenderung kepo sama status teman-teman saya di medsos. Tapi, saya ga asal kepo juga. Serta ga kepo yang asal. Saya menyebut ke-kepo-an saya dengan istilah kepo yang anggun. Tsaaahh....
Kalau ada yang bilang kepo itu konotatif, ya ga sepenuhnya salah, bisa jadi dia pernah jadi korban ke-kepo-an orang lain dengan cara-cara tak bertanggung jawab hingga akhirnya bete sekatulistiwa. Atau ada yang ngerasa ga penting buat kepo karena menghabiskan waktu, ga penting aja kaleee. It's ok. Ini semua kan pilihan. Dan saya tetap memilih kepo sebagai satu hal yang baik-baik saja. Mau bukti, kalau kepo itu ga jelek? Ini dia kisah saya. Based on the true story loh..
Saya dan teman saya Tian, pagi itu tengah mengurus pemberkasan pekerjaan kami. Kami menunggu big bos untuk menandatangani berkas-berkas yang sudah berkali-kali diulang. Nah, sambil nunggu, kami setia bergandengan tangan dengan gadget masing-masing. Kami larut dalam keanggunan kepo pada status kontak di bbm. Disinilah kedahsyatan kepo terbukti. Tian mendapati salah satu kontaknya yang juga senasib dengan kami (cpnsd yang sibuk ngurus berkas dengan topik itu-itu juga), ,menulis status : salah lagi...salah lagi (lengkap dengan ikon tepok jidatnya). Dari situ, Tian kepo ke temannya itu. Via bbm Tian dapat info masih ada yang keliru di penanggalan berkas kami. Untung saja belum sampe ditandatangani big bos, jadi kami masih sempat membetulkan berkas dimaksud. Coba kalau Tian ga kepo,kami kan jadi ga tahu kalau ada perubahan lagi. Kan jadinya bakal eneg banget ketemu big bos berkali-kali untuk kekeliruan itu.
Kepo anggun lainnya, misalnya pada status. Kalau sedang lowong, saya sempatkan baca status teman/kontak saya di medsos. Kalau status ngeluh, ngamuk,pamer dan sejenisnya itu, biasanya sih lewat-lewat saja. Tapi kalau status sakit, sedang berduka, atau ulang tahun dan bahagia lainnya sebagai hasil kepo saya, ga butuh waktu lama langsung saja saya kasih ucapan tanda empati pada mereka. Inilah kepo terindah buat saya karena bisa menyalurkan rasa empati atas sedih atau bahagia orang lain.
Gimana, masih menganggap kepo itu sebuah dosa atau kegiatan yang ga penting? Terserah sih. Mungkin contoh-contoh tadi belum menyentuh manfaat kepo keseluruhan. Namun paling tidak bagi saya kepo itu ga selalu konotatif. Kepo yang anggun bisa menjadi sangat informatif sekaligus mengasah sisi manusiawi. Demikian.
Minggu, 15 Juni 2014
Episode Pak Kun
Assalamualaikum...
Sejak awal Juni 2014, saya kembali ke studion siaran. Tarrraaaa...harusnya ini diceritacritakan sebelumnya ya. But it's ok. Lanjuut....bedanya, saya bukan penyiar kayak dulu lagi, melainkan pengisi acara mingguan saja. Tepatnya tiap Rabu sore. Lumayan untuk melepas kerinduan (peluk mic dan mixer).:-)
Acara yang saya bawakan namanya Respect Your Life (ryl). Biasanya mengundang bintang tamu yang bisa kasih motivasi and inspiring gitu. Di edisi kedua ryl, saya berencana mengundang pak Kun. Beliau adalah kepala kantor Jasa Raharja cab. Kendari. Saya pernah ,menginterview beliau dan pernah mengisi semacam workshop di jasa raharja atas permintaan beliau. Kenapa saya memilih pak Kun?karena saya yakin ada banyak hal dari beliau yang bisa dibagikan untuk menginspirasi pendengar. Loh, tahu dari mana saya, kan ketemunya juga baru dua kali.hehehe....tenang sodara-sodara, saya mengenal lebih jauh sosok pak Kun dari blognya.
Ternyata bapak tiga orang anak ini punya hobby ,menulis. Beliau punya blog yang kerap dibagikan juga via fb. Setelah blognya saya khatamkan, saya jadi makin kagum dengan sosok beliau. Sederhana,religius,happy family man,cerdas,dan sederet hal-hal mengagumkan lainnya. Isi blognya bener-bener mencerahkan. Makanya saya sangat berharap beliau bisa berbagi dengan pendengar.
Sayang disayang, keinginan menghadirkan pak kun sebagai bintang tamu di ryl tidak bisa diwujudkan. Melalui jawaban via sms yang dikirimkan oleh humas jasa raharja, saya akhirnya tahu kalau bapak yang menyelesaikan S2 nya di Monach University ini, sudah dipindahtugaskan ke Manado. Hikssss....sedih juga sih karena telat ngundangnya.Padahal belum cukup setahun beliau di sini.
Meskipun tidak berkawan akrab dengan beliau, namun bagi saya episode pak Kun adalah salah satu bagian yang luar biasa dalam hidup saya. Tidak karena berkat beliau hingga saya bisa menjajal kemampuan sebagai newbie trainer,tetapi karena sosok "1001 kagum"nya yang bikin saya banyak belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Bisa jadi saya tidak akan pernah bertemu beliau lagi. Namun harapan untuk itu tidak boleh padam,kan?sambil menanti saat itu tiba, tulisan-tulisan beliau akan tetap "mendekatkan". Tetaplah menulis, pak Kun....
Sejak awal Juni 2014, saya kembali ke studion siaran. Tarrraaaa...harusnya ini diceritacritakan sebelumnya ya. But it's ok. Lanjuut....bedanya, saya bukan penyiar kayak dulu lagi, melainkan pengisi acara mingguan saja. Tepatnya tiap Rabu sore. Lumayan untuk melepas kerinduan (peluk mic dan mixer).:-)
Acara yang saya bawakan namanya Respect Your Life (ryl). Biasanya mengundang bintang tamu yang bisa kasih motivasi and inspiring gitu. Di edisi kedua ryl, saya berencana mengundang pak Kun. Beliau adalah kepala kantor Jasa Raharja cab. Kendari. Saya pernah ,menginterview beliau dan pernah mengisi semacam workshop di jasa raharja atas permintaan beliau. Kenapa saya memilih pak Kun?karena saya yakin ada banyak hal dari beliau yang bisa dibagikan untuk menginspirasi pendengar. Loh, tahu dari mana saya, kan ketemunya juga baru dua kali.hehehe....tenang sodara-sodara, saya mengenal lebih jauh sosok pak Kun dari blognya.
Ternyata bapak tiga orang anak ini punya hobby ,menulis. Beliau punya blog yang kerap dibagikan juga via fb. Setelah blognya saya khatamkan, saya jadi makin kagum dengan sosok beliau. Sederhana,religius,happy family man,cerdas,dan sederet hal-hal mengagumkan lainnya. Isi blognya bener-bener mencerahkan. Makanya saya sangat berharap beliau bisa berbagi dengan pendengar.
Sayang disayang, keinginan menghadirkan pak kun sebagai bintang tamu di ryl tidak bisa diwujudkan. Melalui jawaban via sms yang dikirimkan oleh humas jasa raharja, saya akhirnya tahu kalau bapak yang menyelesaikan S2 nya di Monach University ini, sudah dipindahtugaskan ke Manado. Hikssss....sedih juga sih karena telat ngundangnya.Padahal belum cukup setahun beliau di sini.
Meskipun tidak berkawan akrab dengan beliau, namun bagi saya episode pak Kun adalah salah satu bagian yang luar biasa dalam hidup saya. Tidak karena berkat beliau hingga saya bisa menjajal kemampuan sebagai newbie trainer,tetapi karena sosok "1001 kagum"nya yang bikin saya banyak belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Bisa jadi saya tidak akan pernah bertemu beliau lagi. Namun harapan untuk itu tidak boleh padam,kan?sambil menanti saat itu tiba, tulisan-tulisan beliau akan tetap "mendekatkan". Tetaplah menulis, pak Kun....
Masa Peralihan
Assalamualaikum...
Huaahh....akhirnya bisa posting lagi. Rasanya seperti mengambil udara setelah berendam lama. Pas nda perumpamaannya? Suka-suka yang nulis dong ya..heheh..oh iya, ini sudah dua bulan lebih sejak nda on air lagi. Di tempat yang baru belum ada kegiatan atau tugas yang berarti, jadi lebih banyak stay at home, alias jadi ibu rumah tangga full time. Saya menyebut ini sebagai ,masa peralihan.
Di masa peralihan ini, saya jadi lebih menghargai ibu-ibu yang mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah, tanpa embel-embel karyawati atau pegawai. Saluuttt dengan kesabaran dan ketangguhan yang mereka miliki. Saya sendiri, harus menyeimbangkannya dengan beberapa aktifitas di luar rumah biar tidak "kehabisan nafas". Saya menyempatkan diri tetap ngemsi beberapa di beberapa event. Trus pernah juga nyambi sebagai agency model (halah...istilahnya) hehhe. Intinya sih biar nda boring saja.
Segini saja dulu ceritacritanya ya...sudah setengah satu dini hari. Maksa nih ceritanya biar ada postingan. Hoooaaamm......nite all
Huaahh....akhirnya bisa posting lagi. Rasanya seperti mengambil udara setelah berendam lama. Pas nda perumpamaannya? Suka-suka yang nulis dong ya..heheh..oh iya, ini sudah dua bulan lebih sejak nda on air lagi. Di tempat yang baru belum ada kegiatan atau tugas yang berarti, jadi lebih banyak stay at home, alias jadi ibu rumah tangga full time. Saya menyebut ini sebagai ,masa peralihan.
Di masa peralihan ini, saya jadi lebih menghargai ibu-ibu yang mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak di rumah, tanpa embel-embel karyawati atau pegawai. Saluuttt dengan kesabaran dan ketangguhan yang mereka miliki. Saya sendiri, harus menyeimbangkannya dengan beberapa aktifitas di luar rumah biar tidak "kehabisan nafas". Saya menyempatkan diri tetap ngemsi beberapa di beberapa event. Trus pernah juga nyambi sebagai agency model (halah...istilahnya) hehhe. Intinya sih biar nda boring saja.
Segini saja dulu ceritacritanya ya...sudah setengah satu dini hari. Maksa nih ceritanya biar ada postingan. Hoooaaamm......nite all
Minggu, 30 Maret 2014
..Gantung bibir
Assalamualaikum....
Hari ini (31 Maret 2014), hari terakhir menyandang gelar Penyiar. HIkss.. Sedih dong, selama 11 tahun berjibaku dengan tugas -tugas siaran yang "aduhai" itu, dan sekarang saatnya untuk gantung bibir. Ga berlebihan sih menurutku kalau bawaannya jadi pilu begini. Kalau nengok , kilas balik selama hampir 12 tahun ini, rasanya siaran itu sudah mendarah daging, sampe di tulang belulang malah. Bukan hanya Garuda yang ada di dadaku, tapi RRI juga sudah disematkan didadaku ini.
Jadi penyiar itu gampang-gampang sulit, sulit-sulit gampang. Asik tapi menderita, menderita tapi asik. Hehehhe. Beneran loh, kalau jadi penyiar itu harus tahan banting, harus siap bermental baja, ga bisa setengah hati, wajib berkorban demi tanah air tumpah darahku. Bayangkan ya, kalau dapat siaran subuh (jam 5 pagi sampai jam 10 pagi ), orang masih asik di bawah selimut, kita sudah harus bangun preapare. Padahal semalamnya juga belum tentu tidur nyenyak karena "mikir" jangan sampe telat bangun. Sampai-sampai kadang kita mimpi sudah ada di studio, mimpi datang telat, dan mimpi ga indah lainnya. Atau kalau dapat jatah siaran malam (20.00 sampai 24.00). Bagi orang seperti saya yang jam tidurnya 21.00, ini lumayan menyiksa. Jam sepuluh malam sudah nguap-nguap tapi harus tetap cuap-cuap. Tak jarang kami ketiduran di studio dan bangun kalap kalau relay berita atau lagunya sudah lewat. Itu baru dari segi jadwal ya. Belum lagi kalau kondisi cuaca tidak bersahabat. Mau hujan, badai, banjir, lagi ga mood, lagi lebaran, lagi pengen hang out sama temen, wuuiihh...ga ada istilah. Pokoknya kalau jadwal siaran, ya harus kudu wajib masuk on air. Paling pilu tuh kalau lagi hari raya, masih pengen rasanya kumpul sama keluarga, eh, sudah harus siap-siap mengudara lgi. Itu rasanya kayak telan tulang ikan Hiu. Atau kalau teman-teman lagi pada ngumpul trus kita ga bisa ikutan gegara harus siaran, dan hanya memandangi eksis narsis bin selfie mereka di medsos. Iihh...rasanya kayak kena asma tingkat propinsi. Yang paling parah khususnya buat emak-emak kayak saya nih, kalau anak sakit misalnya. Sudahlah kita ga tidur semalaman karena jagain bocah, eh subuhnya harus merangkak ke studio tanpa kenal ampun. Nyesek banget deh. Bibir di studio tapi pikiran di rumah. Itu sih masih seujung kuku, masih banyak duka-duka yang mencubit bahkan mnegiris kalbu, couldn't mention behind.
Tapi, senengnya juga ga sedikit. Setiap 5 hari sekali kita bisa libur. Dalam sehari siarannya 5 jam, jadi ada waktu 19 jam buat keluarga n diri kita sendiri. Ga kayak pegawai lainnya yang kerja 8 to 5, seharian di kantor melulu. Trus, banyak kesempatan ketemu banyak orang. dari ketemu banyak orang itulah tercipta kesempatan-kesempatan baru yang bisa lebih menjanjikan buat pengembangan potensi diri. Misalnya eykeh nih, bisa dipercaya jadi MC sampai trainer (meski baru dikit jam terbangnya) lantaran dikenal sebagai penyiar. Bisa ikut berbagai event/seminar dan sejenisnya saat radio kita jadi sponsor. Pokoknya bagi yang doyan sama self development, jadi penyiar itu adalah kesempatan yang baik. Oh ya, jadi penyiar itu ga perlu tenaga yang kuat. Karena kebanyakan kita kan hanya ngisi play list, siapkan info-info, online 5 jam full dan bersuara. Meski, kalau pulang ke rumah capeknya baru kerasa. Yeah....it's so fun.
Karena harus mengabdi di tempat lain, maka mulai hari ini saya pensiun jadi penyiar kontinyu. Artinya, jadwal saya sudah ga terpaku sama jadwal siaran yang terbagi 4 sift itu. Ga ada lagi tergopoh-gopoh naik tangga menuju studio saat masih subuh dengan muka bantal, atau kejedot mic lantaran ga sanggup ganjal mata kalau siaran sampai midnite, dan seterusnya-seterusnya. Ah, saya akan sangat merindukan itu sepertinya. Gantung bibir bukan hal yang mudah bagi saya karena passion saya memang cuap-cuap. saya akan merindukan (sangat-sangat) setiap jengkal studio ini beserta semua kelengkapan yang ada di dalamnya (elus-elus mic dan mixer).
Satu setengah jam lagi, jam 10 pagi, saatnya meninggalkan studio ini. Bisa jadi saya masih akan disini, bercanda dengan mic dan mixer lagi. Itu harapan saya, minimal nanti punya weekly program sendiri. Saya tidak mengucapkan salam perpisahan yang istimewa kepada teman-teman disini karena saya merasa tidak pernah akan meninggalkan mereka . Saya akan membawa semuanya dalam hati saya. Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun ku pergi ( RAN, Dekat di hati). Sangat berterima kasih dengan jelang 12 tahun kebersamaan ini.
Udah ah....5 detik lagi air mata saya bisa keluar nih. Segini saja. Saya bangga jadi penyiar. Dan akan selalu begitu. Meski sekarang saatnya gantung bibir, tapi kebanggaan itu ga akan pernah menyingkir. ^__^
Hari ini (31 Maret 2014), hari terakhir menyandang gelar Penyiar. HIkss.. Sedih dong, selama 11 tahun berjibaku dengan tugas -tugas siaran yang "aduhai" itu, dan sekarang saatnya untuk gantung bibir. Ga berlebihan sih menurutku kalau bawaannya jadi pilu begini. Kalau nengok , kilas balik selama hampir 12 tahun ini, rasanya siaran itu sudah mendarah daging, sampe di tulang belulang malah. Bukan hanya Garuda yang ada di dadaku, tapi RRI juga sudah disematkan didadaku ini.
Jadi penyiar itu gampang-gampang sulit, sulit-sulit gampang. Asik tapi menderita, menderita tapi asik. Hehehhe. Beneran loh, kalau jadi penyiar itu harus tahan banting, harus siap bermental baja, ga bisa setengah hati, wajib berkorban demi tanah air tumpah darahku. Bayangkan ya, kalau dapat siaran subuh (jam 5 pagi sampai jam 10 pagi ), orang masih asik di bawah selimut, kita sudah harus bangun preapare. Padahal semalamnya juga belum tentu tidur nyenyak karena "mikir" jangan sampe telat bangun. Sampai-sampai kadang kita mimpi sudah ada di studio, mimpi datang telat, dan mimpi ga indah lainnya. Atau kalau dapat jatah siaran malam (20.00 sampai 24.00). Bagi orang seperti saya yang jam tidurnya 21.00, ini lumayan menyiksa. Jam sepuluh malam sudah nguap-nguap tapi harus tetap cuap-cuap. Tak jarang kami ketiduran di studio dan bangun kalap kalau relay berita atau lagunya sudah lewat. Itu baru dari segi jadwal ya. Belum lagi kalau kondisi cuaca tidak bersahabat. Mau hujan, badai, banjir, lagi ga mood, lagi lebaran, lagi pengen hang out sama temen, wuuiihh...ga ada istilah. Pokoknya kalau jadwal siaran, ya harus kudu wajib masuk on air. Paling pilu tuh kalau lagi hari raya, masih pengen rasanya kumpul sama keluarga, eh, sudah harus siap-siap mengudara lgi. Itu rasanya kayak telan tulang ikan Hiu. Atau kalau teman-teman lagi pada ngumpul trus kita ga bisa ikutan gegara harus siaran, dan hanya memandangi eksis narsis bin selfie mereka di medsos. Iihh...rasanya kayak kena asma tingkat propinsi. Yang paling parah khususnya buat emak-emak kayak saya nih, kalau anak sakit misalnya. Sudahlah kita ga tidur semalaman karena jagain bocah, eh subuhnya harus merangkak ke studio tanpa kenal ampun. Nyesek banget deh. Bibir di studio tapi pikiran di rumah. Itu sih masih seujung kuku, masih banyak duka-duka yang mencubit bahkan mnegiris kalbu, couldn't mention behind.
Tapi, senengnya juga ga sedikit. Setiap 5 hari sekali kita bisa libur. Dalam sehari siarannya 5 jam, jadi ada waktu 19 jam buat keluarga n diri kita sendiri. Ga kayak pegawai lainnya yang kerja 8 to 5, seharian di kantor melulu. Trus, banyak kesempatan ketemu banyak orang. dari ketemu banyak orang itulah tercipta kesempatan-kesempatan baru yang bisa lebih menjanjikan buat pengembangan potensi diri. Misalnya eykeh nih, bisa dipercaya jadi MC sampai trainer (meski baru dikit jam terbangnya) lantaran dikenal sebagai penyiar. Bisa ikut berbagai event/seminar dan sejenisnya saat radio kita jadi sponsor. Pokoknya bagi yang doyan sama self development, jadi penyiar itu adalah kesempatan yang baik. Oh ya, jadi penyiar itu ga perlu tenaga yang kuat. Karena kebanyakan kita kan hanya ngisi play list, siapkan info-info, online 5 jam full dan bersuara. Meski, kalau pulang ke rumah capeknya baru kerasa. Yeah....it's so fun.
Karena harus mengabdi di tempat lain, maka mulai hari ini saya pensiun jadi penyiar kontinyu. Artinya, jadwal saya sudah ga terpaku sama jadwal siaran yang terbagi 4 sift itu. Ga ada lagi tergopoh-gopoh naik tangga menuju studio saat masih subuh dengan muka bantal, atau kejedot mic lantaran ga sanggup ganjal mata kalau siaran sampai midnite, dan seterusnya-seterusnya. Ah, saya akan sangat merindukan itu sepertinya. Gantung bibir bukan hal yang mudah bagi saya karena passion saya memang cuap-cuap. saya akan merindukan (sangat-sangat) setiap jengkal studio ini beserta semua kelengkapan yang ada di dalamnya (elus-elus mic dan mixer).
Satu setengah jam lagi, jam 10 pagi, saatnya meninggalkan studio ini. Bisa jadi saya masih akan disini, bercanda dengan mic dan mixer lagi. Itu harapan saya, minimal nanti punya weekly program sendiri. Saya tidak mengucapkan salam perpisahan yang istimewa kepada teman-teman disini karena saya merasa tidak pernah akan meninggalkan mereka . Saya akan membawa semuanya dalam hati saya. Bagai detak jantung yang kubawa kemanapun ku pergi ( RAN, Dekat di hati). Sangat berterima kasih dengan jelang 12 tahun kebersamaan ini.
Udah ah....5 detik lagi air mata saya bisa keluar nih. Segini saja. Saya bangga jadi penyiar. Dan akan selalu begitu. Meski sekarang saatnya gantung bibir, tapi kebanggaan itu ga akan pernah menyingkir. ^__^
Sabtu, 22 Maret 2014
Setahun Kita
* Waktu siaran tinggal setengah jam lagi. Tapi boringnya sudah sampe ubun-ubun. Nah, biar ga terjebak bosan berantai, mending bikin fiksi mini. Ga sengaja ketemu gambar lucu dibawah ini yg temanya tentang 1 st Anniversary. ya udah, mulai deh nulis-nulis. Sekaligus nantangin diri respon cepat terhadap sebuah tema. Udah ah, selamat menikmati aja yaa......*
April to April...
sedikit hari lagi April. Di tanggal 3 nya aku ketemu kamu tahun lalu. Artinya hampir setahun kita. Tahu nggak arti setahun kita buatku ?? ini dia :
berkilo-kilogram rindu (baik yang bisa diungkapkan maupun tidak hehehe..malu aku)
ratusan text bbm sms ( nggak banyak hari kita ngga saling kirim text, kan?)
12 kali pertemuan (dengan durasi ada yang 5 detik dan ada satu dua yang 1,5 jam)
6 buah buku (A book is a gift you can open again and again. terima kasih *hug*)
2 kali cium tangan (kayak anak ke bapaknya, takjim)
1 kali makan siang bareng (grogi sampai hanya bisa minum es teh doang ^__*)
1 kali diantar ke kantor (grogi, ngarep jaraknya jauuuuuhhhh)
1 kali nonton bareng (grogi, duduknya bisa sedekat itu)
2 kali telpon (seneeeeeeeeennnggg......happy...happpyyyyyy)
ITU !!!!!!
April to April...
sedikit hari lagi April. Di tanggal 3 nya aku ketemu kamu tahun lalu. Artinya hampir setahun kita. Tahu nggak arti setahun kita buatku ?? ini dia :
berkilo-kilogram rindu (baik yang bisa diungkapkan maupun tidak hehehe..malu aku)
ratusan text bbm sms ( nggak banyak hari kita ngga saling kirim text, kan?)
12 kali pertemuan (dengan durasi ada yang 5 detik dan ada satu dua yang 1,5 jam)
6 buah buku (A book is a gift you can open again and again. terima kasih *hug*)
2 kali cium tangan (kayak anak ke bapaknya, takjim)
1 kali makan siang bareng (grogi sampai hanya bisa minum es teh doang ^__*)
1 kali diantar ke kantor (grogi, ngarep jaraknya jauuuuuhhhh)
1 kali nonton bareng (grogi, duduknya bisa sedekat itu)
2 kali telpon (seneeeeeeeeennnggg......happy...happpyyyyyy)
ITU !!!!!!
Kamu Ingat Aku saat di Parkiran doang
PWING PWING…PWING PWING
Sms….huff
“ balasan bbmku dari tadi ga sampe ya? Yang pagi tadi sama
sore ini”
“ ga ada yg sampe :( ”
“ saya pikir kamu sibuk jd ga bls bbmku pagi tadi. Nanti bbm kamu yg barusan baru saya ngeh kl
bbm balasankuku ga masuk ke kamu”
“ saya tadi ada beberapa acara sm teman. Sepanjang jalan bengong knp bbmku D terus. Ga dibaca apalagi
dibalas. Itukan bikin nyesek”
“ saya ga curiga kalau bbmku ga sampe soalnya kodenya D juga”
“ ya sudah kalau gitu”
“ eh sekarang saya lagi di parkiran SONYA nih. Kamu dirumah?malam minggu ngapain?”
“ Dirumah. Pantasan
kamu ingat saya, karena kamu lagi di tempat parkir”
“ apa hubungannya kamu dengan tempat parkir ?”
“ seingatku, kamu sms bbm saya selalunya kalau lagi di
tempat parkir. Parkiran rumah sakit,
parkiran toserba, parkiran Lippo, parkiran PDAM”
“ yeee…curang. BBM/SMS
saya yang dari rumah, kampus, Briton, Gramedia, tidak pernah dihitung”
“ iya…parkiran kampus, parkiran Briton, parkiran rumah,
parkiran Gramedia..hikssss"
Lama ga ada balasan .
Bingung kali kamu cari jawabannya gimana menghadapi ku. 15 menit kemudian
“ selamat magrib ya :)
“
IIhhh…..segitu doang. Malas ah balasnya. Tapi ga tega, akhirnya aku balas juga.
“ makasih”
Hikkksssssss………
Langganan:
Postingan (Atom)